CHAPTER 73

4.9K 180 13
                                    

"Hey, Lean," panggilku setelah hening selama beberapa menit diantara kami.

Leandro menoleh dan mengangkat salah satu alisnya. Alih-alih langsung menjawab, aku malah memainkan jari-jemariku. Kurasa Leandro pasti berdecak kesal karena menunggu diriku.

"Kau ingin mengutarakan apa?" tanya Leandro.

"Bukan mengutarakan. Aku hanya ingin bertanya kepadamu saja," ralatku. Kemudian, Aku nenatapnya intens. "Kapan kau akan pulang ke Boston?" tanyaku.

Leandro langsung mengerutkan keningnya. Bukannya menjawab pertanyaanku, dia kembali melemparkan pertanyaan yang menurutku sangat tidak bagus. "Kenapa kau ingin tahu?" tanyanya.

"Apakah seseorang yang bertanya adalah sesuatu yang salah?" tanyaku sinis.

"Bukan seperti itu, Kaylie. Maksud-ku, kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" Leandro berusaha sabar menghadapiku.

"Tidak. Aku hanya ingin tahu," ujarku yang enggan memberitahunya bahwa aku juga ingin ikut pulang bersamanya.

Leandro terdiam memandangku, lalu membuang mukanya dari pandanganku. Aku berdecih pelan dan kembali memainkan ponselku. Entah apa yang akan ku lakukan. Hanya mengggulir beranda-beranda Instagram.

"Apa kau ingin pulang ke Boston bersamaku?" tanya Leandro yang membuatku terkejut. Waw. Dia menebak pikiranku dengan tepat.

"Mungkin," jawabku yang berusaha bersikap normal. Meski dalam hati sudah berdetak kencang.

"Jika kau ingin pulang ke Boston bersamaku, kita bisa pulang minggu depan atau lusa. Aku harus berkeliling Venesia dulu, sekaligus menyelesaikan beberapa proyek ku disini," ucap Leandro.

Aku menghentikan aktivitas membuka Instagram dan melemparkan pertanyaan yang sangat bodoh menurutku. "Bukan kah ini baru pertama kalinya kau kesini, Leandro?"

Leandro terkekeh mendengar pertanyaanku. "Kata siapa? Aku sudah pernah kesini beberapa tahun yang lalu," jawabnya santai.

Aku semakin terkejut. Lalu, bagaimana bisa media tidak mengendus kemunculannya Leandro disini? Kenapa berita dia datang kesini baru diketahui beberapa hari yang lalu? Seolah-olah ini baru pertama kalinya dia datang kesini karena tuntutan pekerjaan. Astaga! Ini sangat mengejutkanku. Aku memandangnya dengan tatapan terkejut bukan main.

"Aku datang kesini dengan berbagai trik, sayang. Sebab itulah media Eropa tidak mencium kemunculan diriku disini," jelasnya yang seolah-olah menjawab semua pertanyaan yang berkeliling di dalam pikiranku.

"Aku juga sudah tahu bahwa kau memilih tinggal disini selama sepuluh tahun terakhir. Bukan hanya aku. Bahkan Jack juga mengetahuinya. Hanya saja, kami berdua sepakat untuk berpura-pura tak tahu hingga akhirnya aku bisa menemuimu secara jelas seperti ini. Mencari biodata dirimu yang tiba-tiba menghilang itu tidak sulit bagiku, baby."

What the f*ck! Aku semakin terkejut karena penuturannya yang menurutku sangatlah begitu sialan. Astagaa. Sepandai apapun aku bersembunyi, maka diriku akan di temukan dengan mudah oleh Leandro. Dia adalah sosok yang pintar.

"Kenapa kalian tidak langsung menemuiku dan membawaku pulang?" tanyaku sengit.

Alih-alih menjawab, pria tampan itu hanya terkekeh pelan mendengar pertanyaanku dan tidak ada berniat untuk menjawabnya.

Ah, menyebalkan.

"Ya sudahlah jika kau tak ingin memberitahukannya kepadaku."

Aku kembali bermain dengan ponselku dan sedikit berharap Leandro akan menceritakan sesuatu kepadaku. Tentu saja terkait kedatangannya beberapa tahun silam ke Venesia.

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang