CHAPTER 6

10.1K 346 3
                                    

"Seketika kau akan menjadi bahan perbincangan se-Boston, Kyalie!" seru Nadine, salah satu mahasiswi dari jurusan sastra Jepang yang sama seperti Sakura. Dia juga gencar mendekatiku belakangan ini. Aku menanggapinya dengan senyuman datar.

"Kau juga mendapat tugas?" tanyaku pada Sakura. Gadis itu hanya memandangku sekilas dan mengangguk.

"Tugas apa?" tanyaku padanya.

"Menerjemahkan sebuah cerpen Inggris ke dalam bahasa Jepang," jawab Sakura.

"Wah, itu sangat mudah. Kau tinggal memakai translate saja!" seruku dengan berbinar. Sakura memandangku sinis.

"Kau hanya ngomong, bukan mengerjakan," desisnya yang membuatku hanya menyengir.

"Emangnya berapa halaman?" tanyaku penasaran.

"Sepuluh halaman. Aku sudah mengerjakan lima halaman tadi malam dan tinggal tiga halaman lagi," jawab Sakura sambil mendenguskan nafas kesal.

"Itu cerpen atau apa?? Cerpen kok sepuluh halaman!? This is crazy!" timpalku yang ditanggapi dengan anggukan oleh Sakura.

"Apa kau sudah selesai tugas?" tanya Sakura yang sedang berkutat dengan laptopnya. Sesekali ia melihat kertas yang berisikan cerpen. Dan ternyata benar, jumlahnya sepuluh halaman.

"Tadinya aku ingin mengerjakan. Eh tanpa ku ketahui, Leandro sudah mengerjakannya," jelasku yang langsung di pandang oleh Sakura dan Nadine dengan tidak percaya. Aku memandang mereka berdua secara bergantian dan mengangguk iya. Aku yakin maksud dari pandangan mereka itu.

"Silahkan kau cek, jika tidak percaya!" ujarku sambil meraih tote bag ku dan mencari-cari flashdisk disitu. Eh, tapi kok tidak ada ya? Ku beralih ke saku-saku celana juga tidak ada. Aku beralih lagi ke saku kemeja, eh ada rupanya. Aku langsung memberikan pada Sakura dan ia mengeceknya, apakah betul tugasnya itu atau bukan.

Sedikit info, walaupun Sakura ini mengambil sastra Jepang tapi di sastra Inggrisnya dia sangatlah pandai. Bagaimana tidak? Dia mengambil kursus sastra Inggris setiap hari Senin dan Sabtu.

"Wah, ini tidak bisa dipercaya! Pekerjaannya sangat rapi, teliti dan tepat. Aku yakin, kau bisa saja mendapat nilai A plus atau A saja atau B plus atau B saja!" puji Sakura yang membuatku tersenyum tipis. Sakura mengembalikan flashdisk ku dan aku menaruhnya di saku kemejaku.

Kami pun sibuk dengan urusan masing-masing. Tiba-tiba, Nadine bertanya kepadaku yang membuatku langsung memandangnya heran.

"Bagaimana bisa.. kau dan dia akan menikah? Em, maksudku kalian ada menjadi pasangan..," tanya Nadine penasaran. Nadine menatapku dengan tatapan yang susah diartikan. Entah itu tatapan heran, bingung, tidak percaya atau apalah. Aku hanya mengendikan bahu dan menunjuk Sakura dengan daguku. Aku menyuruh Sakura saja yang menjawab.

"Gini ya, Nadine-ku tersayang! Kaylie ini berada dalam sebuah perjodohan bisnis. Jika bukan karena bisnis, Kay juga tidak mau menikah dengan Tuan Leandro! Dia terlalu kaya, terlalu matang, terlalu atletis, terlalu tampan dan itu tidak cocok dengan remaja seperti dia!" jelas Sakura sambil menunjukku dengan dagunya, di kalimatnya yang terakhir.

"Kau mengejek ku ya!?" tanyaku kesal. Sakura hanya mengendikkan bahunya dan terus fokus dengan laptopnya. Ingin rasanya ku tutup langsung laptopnya biar dia tidak mengerjakan tugasnya.

"Emm.. Kaylie.." panggil Nadine dengan nada ragu. Aku menoleh kearahnya dengan alis terangkat satu. "Emm.. Apakah kau—ah tidak, bukan kau, tapi suami kau.. Memiliki teman atau kerabat yang sama sepertinya? Kalau ada, bolehkah kau menjodohkan aku dengan orang itu?" tanya Nadine yang membuat Sakura dan aku terkejut.

MINE IS TERRIBLE [ END ]Where stories live. Discover now