CHAPTER 42

5.8K 230 21
                                    

Setelah berhasil keluar dari rumah menyeramkan itu, aku menoleh keatas dan mendapati Leandro sedang menatapku dari lantai empat. Aku tersenyum tipis kepadanya dan terus membawa Azkeh menuju mobilku.

"Are you okay, Kaylie!?" tanya Sakura khawatir.

Aku menurunkan Azkeh dari gendonganku dan menyuruhnya untuk duduk di pos satpam dulu. Tentunya dengan seijin satpam yang bertugas.

"I'm okay, Sakura. Don't panic!" kataku menenangkan Sakura. Dia menghela nafas lega kemudian memandang kearah Azkeh walau hanya sekilas.

"Who she is?" tanya Sakura penasaran.

"Dia adalah Azkeh. Wanita yang disiksa oleh Leandro," jawabku dengan tersenyum. Berusaha menutupi kekecewaanku pada sosok Leandro yang ternyata seorang monster.

"Az.. keh? Azkeh katamu?" tanya Sakura lagi. Aku mengangguk.

Sakura membalik badannya dan kebetulan pandangan mereka berdua saling bertabrakan. Raut wajah terkejut terlukis di wajah cantik Sakura, sementara Azkeh hanya tersenyum tipis.

"Lama tak berjumpa, teman lamaku," sapa Azkeh duluan dengan senyum tipis terpatri di wajahnya.

Aku memandang heran keduanya yang tiba-tiba saja saling mengenal dan tunggu, ku dengar Azkeh menyebut 'teman lama' diakhir kalimat. Berarti Sakura dan Azkeh dulunya berteman?

"Hey, tunggu. 'Teman lama'? Berarti kalian sudah saling mengenal sejak lama?" tanyaku bertubi-tubi.

Bukannya langsung menjawab pertanyaanku, Sakura langsung memeluk Azkeh dengan erat sehingga Azkeh merintih kesakitan. Ya iyalah, luka-luka di badan Azkeh belum sembuh sepenuhnya.

"Dia terluka, bodoh!" umpatku sambil menendang bokongnya Sakura. Entah kenapa terkadang otaknya tak pernah berjalan mulus.

"Oh, maaf! Aku tak tau," ucap Sakura dengan rasa bersalah sembari melepaskan pelukannya.

Aku memasuki pos satpam dan meminta segelas air kepada satpam yang bertugas. Setelah mendapatkannya, aku keluar dan memberikannya kepada Azkeh.

"Kau minumlah dulu," ujarku kepada Azkeh sembari menyerahkan gelas kaca berisikan air minum tersebut.

"Apa yang terjadi padanya, Kay?" tanya Sakura.

"Aku akan menceritakannya nanti. Sebaiknya, kita pulang dulu," ujarku pada Sakura sembari menggendong Azkeh dan memasukkannya kedalam mobil Sakura.

Setelahnya, aku menyuruh Sakura pergi duluan dan aku akan menyusulnya. Aku pun masuk kedalam mobil dan menyusul Sakura.

Aku sadar jika sedaritadi ada yang mengikutiku dan Sakura. Sebab itulah aku mengarahkan mobilku ke komplek perumahan tempatku tinggal. Aku memasukkan mobil di garasi dan memasuki rumah.

Syukurlah orang rumah sudah tidur semua, jadi aku bisa masuk dengan mudah tanpa dicurigai.

Sesampainya di kamar, aku menyalakan lampu kamar dan menutup tirai jendela. Aku juga mengganti dinding ruanganku dengan dinding kedap suara. Ya, bisa terbilang kalau kamarku lumayan canggih.

Ketika aku berniat menelpon Sakura, aku baru ingat kalau ponselku ada di saku hoodie yang sekarang dipakai oleh Azkeh.

"Ah, ponselku ada disaku hoodie. Kenapa aku bisa selupa itu?" rutukku.

Aku mengambil ponselku yang satunya lagi di laci meja belajar dan menekan nomor Sakura. Beberapa menit menunggu sahutan dari Sakura, akhirnya terbalaskan.

"Kau dimana!?" tanya Sakura kesal.

"Kamar. Tunggu aku disana," pesanku kemudian memutuskan sambungan telepon.

Aku mengemas semua barang-barangku ke koper. Semua pakaian, buku novelku, dompet dan paspor saja yang akan ku bawa. Aku meninggalkan barang-barang pribadiku disini agar tak ada yang bisa melacakku dengan mudah.

Aku mencari kertas dan menuliskan beberapa kalimat, kemudian menaruhnya di atas meja kecil.

"Mama, Papa, Kembar, ini aku Kaylie. Maafkan aku jika aku banyak salah kepada kalian. Maafkan aku!

Jika kalian sudah membaca surat ini, berarti aku sudah berada di negara antah berantah. Dan kalian tak perlu mencari aku dan mengkhawatirkan keberadaanku. Aku bisa menjaga diriku.

Katakanlah aku kabur. Ya, memang benar begitu kenyataannya.

Good bye, my family!

I love you too."

Setelah menuliskannya, aku berjalan menuju sudut kamar dengan koper dan menekan tombol yang ada didekat situ. Lantai tempatku berpijak pun bergerak pun turun. Ya, itu adalah teknologi yang ku ciptakan hasil pembelajaran dari Akinwole. Tak sia-sia rupanya.

Aku sampai di sudut gudang rumah. Tidak. Aku tidak takut. Setelahnya, aku membuka pintu yang ada disebelahku dan berjalan keluar. Itu menembus kearah halaman belakang rumah.

Aku berjalan sambil menyeret koperku dan menghampiri mobil Sakura yang terparkir rapi di belakang rumah.

Aku memandang ke belakang dan tersenyum tipis.

Good bye, all, batinku yang kemudian memasuki mobil.

*****

To be continued.

Teman-temanku sekalian,

Bagi yg beragama Muslim, selamat menunaikan ibadah puasa dan selamat memasuki bulan Ramadhan, ya! Tetep semangat dan jaga kesehatan ya!

Love you, all!!

♡♡♡

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang