CHAPTER 36

5.4K 215 13
                                    

"Oh, tentu saja boleh! Lebih cepat, lebih bagus. Dengan begitu, tidak akan ada lelaki lain, selain anakmu-Leandro-yang akan mendekati Kaylieku tersayang," timpal Mamaku dengan begitu antusias.

"Uhukk!" Aku tersedak ketika mendengarnya.

"Hey, are you okay?" tanya Jack dan Jace bersamaan.

"Yeah, i'm okay. Jangan khawatirkan aku!" jawabku sambil merampas gelas teh es dari genggaman tangan Jack dan meneguknya hingga tak tersisa.

"Hahh.. Hahh.. Hahh.."

Nafasku sangat memburu. Aku meletakkan gelas diatas meja, kemudian mengatur nafasku agar kembali normal.

Aku sangat terkejut saat mendengar jawaban Mama yang tampak setuju dengan usul Mama Sonya. Aku berpikir Mama sudah tidak waras lagi. Entah dapat pemikiran darimana, ia langsung saja menyetujui pernikahanku-ah, ralat, pernikahan aku dan Leandro-yang akan diadakan secepatnya.

"Apa kau mendengar pembicaraan mereka tadi?" tanyaku pada si kembar, setelah nafasku kembali normal.

Si kembar mengangguk kepala secara bersamaan. Aku menghembuskan nafas dengan kasar kemudian mengacak-acak rambutku. Okey, sekarang aku sudah tidak peduli dengan penampilanku yang sekarang terlihat seperti rambut singa.

Hening tercipta diantara aku dan si kembar. Kami asik bergelut dengan pikiran masing-masing, yang ditemani suara ocehan orang tuaku dan orang tua Leandro. Ocehan mengenai pernikahan kami tentunya. Pernikahan aku dan Leandro.

Ahhhhh, sudah ke berapa kalinya aku mengucapkan kata pernikahan, pernikahan, pernikahan. Rasanya mulutku sudah muak mengucapkannya berulang kali.

"Apa aku kabur saja ke Roma?" tanyaku pada diri sendiri.

PLETAK!

Seseorang menjitakku sehingga aku tersadar dan menatap tajam ke orang yang telah berani menjitakku. Jack tentunya. Dia adalah orang yang sangat suka menjitak kepalaku, tanpa peduli bahwa aku lebih tua daripadanya.

"Sialan!" umpatku sambil melemparkan buku majalah yang ada di bawah meja, kearah Jack. Tentunya Jack membalas seranganku. Dan akhirnya kami berdua saling serang-serangan.

"Shut up, jerk!" maki Jace yang sepertinya terganggu dengan aksi kami berdua. Cukup keras suaranya sehingga ocehan yang ada di ruang tamu tidak terdengar lagi.

Aku dan Jack terdiam, kemudian memandang Jace yang tengah menatap kami dengan datar namun terasa menyeramkan. Yeah, kurasa dia marah atau apapun itu.

"What happened, Jace?" tanya Mama yang tiba-tiba saja sudah ada diruang tengah, dengan wajah penasaran.

"Their action bothers me, mom," adu Jace dengan nada dingin.

"Ouh, I think something great is going to happen, Jace!" tukas Mama.

Wanita yang telah membesarkanku dan juga si kembar itu pun kembali ke ruang tamu dan mungkin menjelaskan apa yang terjadi pada kami barusan. Aku bisa menerka seperti itu sebab tak berselang lama, suara ocehan dari ruang tamu terdengar kembali.

"I'm sorry, Jace," kataku pelan. Jace hanya berdeham. Dan Jack hanya memutar bola matanya malas.

"Childish. Cih!" cibir Jack.

Jace melirik Jack sinis, kemudian berkata, "Whatever, Jack!"

Kami pun terdiam satu sama lain. Demi memecah keheningan, aku fokus mencari siaran bagus di televisi.

Ah, akhirnya aku mendapatkannya. Aku pun menonton dengan santai. Begitu juga Jack dan Jace. Ah tidak, Jace lebih fokus dengan novel konspirasinya.

***

Jam 7 malam.

Aku dan si kembar masih saja duduk bersantai di ruang tengah, tanpa berpindah posisi sekali pun. Sekali pun bergerak, aku atau pun si kembar hanya ke toilet atau ke dapur untuk mengambil cemilan lagi.

Ditengah-tengah kami sedang asik menonton, Mama dan Papa keluar dari kamar dan menuruni anak tangga dengan langkah santai. Mereka menghampiri kami dan duduk di sofa yang berseberangan denganku.

"Ada yang mau kami bicarakan kepada kalian," ujar Papa dengan nada tegasnya.

Pasti perjodohan!, batinku yang sudah bisa menebak apa maksud dari perkataan Papa tadi.

Aku mengecilkan volume suara televisi dan mempersilakan Papa mengemukakan suaranya didepan kami semua. Sebenarnya, tanpa perlu mereka katakan pun, aku sudah tau. Hanya saja aku berpura-pura tidak tau.

"Keluarga Alcander alias keluarga Leandro dan kami berdua membicarakan masalah pernikahan Kaylie," Papa mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dan, kami setuju kalau pernikahan Kaylie dan Leandro akan dimajukan menjadi.." Papa terdiam dan melirik Mama.

Mama menghela nafas panjang, "Minggu depan," sambung Mama.

"ARE YOU CRAZY, MOM? DAD?"

*****

To be continued.

Semakin seru nggak cerita nya!? Kalo semakin seru, aku makin semangat nih lanjutin ceritanya!

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang