CHAPTER 65

4.5K 196 3
                                    

Suasana di ruang tengah semakin memanas dan menegangkan. Tentu saja, aku merasakannya. Atmosfir macam apa ini. Tapi aku tak peduli. Yang aku pedulikan bagaimana menyadarkan wanita bodoh di hadapanku ini.

Bagaimana bisa dia mencintai manajernya sendiri yang sudah berkeluarga sejak lama? Otaknya memang sudah tak terpakai lagi sepertinya.

"Kalian tak bisa menghalangi perasaanku pada Xander!" Azkeh tetap bersikukuh ingin memperjuangkan perasaannya yang telah tertanam pada Xander, manajernya.

Aku memutar bola mataku jengah. Wanita muda yang berprofesi sebagai seorang model ini ternyata sangat tak berotak, ya? Betapa mudahnya dia mengatakan kalimat itu dalam keadaan seperti ini.

"Kau ini bodoh apa gimana?" tanyaku kesal. Azkeh memandangku heran. Ia tak mengerti maksud dari pertanyaanku.

"It's okay, perasaan memang tak bisa kau salahkan atau larang atau halangi. Tetapi, bisa kah kau berpikir untuk menghapus atau membuang jauh-jauh perasaanmu itu?"

"Kau sudah mencintai orang yang salah, tolol! Kau mencintai pria yang sudah memiliki keluarga harmonis! Apa kau tak mempunyai hati nurani!? Bagaimana jika suatu saat, kau akan berada dalam posisi yang sama seperti istrinya Xander!?"

Emosi ku mulai muncul. Semua kalimat yang mengandung ocehan untuk Azkeh sudah siap meluncur ke telinga wanita yang namanya seperti orang Yunani itu.

"Sejak awal, kau tahu jelas bahwa Xander, manajermu itu, adalah seseorang yang sudah berkeluarga lebih dulu daripadamu dalam keadaan yang tentram. Hey, sadarlah!" ucapku dengan nada tajam.

"Siapa dirimu sehingga mempunyai hak untuk melarangku? Lagipula, Xander dan aku saling mencintai satu sama lain. Bagaimana mungkin aku harus melepaskannya karena dia memiliki seorang istri? Hahaha, aku tak 'kan pernah melakukannya!" balas Azkeh dengan nada sinisnya.

"Aku temanmu, sialan! Apa kau lupa!? Siapa yang meloloskanmu dari siksaan Leandro!? Siapa yang membawa kabur!? Siapa yang membiayai terapi psikologi mu dahulu!? Aku dan Sakura! Kami melakukannya karna kau sudah kami anggap sebagai teman!" bentakku dengan emosi.

Azkeh tersenyum sinis.

"Aku tak pernah memintamu melakukan itu semua. Kau dan Sakura yang berinisiatif menyelamatkanku dan memperbaiki hidupku agar lebih baik. Dasar!" balas Azkeh tanpa tahu terima kasih. Menurutku.

Aku mulai memandangnya dengan heran dan penuh kesal.

"SAKURA DAN KELUARGANYA TELAH MENOLONGMU DAHULU! APA SEPERTI INI CARA TERIMA KASIHMU!? DENGAN MUDAHNYA, KAU MENJAWAB PERKATAANKU DENGAN KALIMAT BODOH ITU!? APA KAU TAK MEMPUNYAI OTAK!? DIMANA AKAL SEHATMU, IDIOT!?" teriak ku yang mulai marah.

"Kaylie, tenanglah..," tegur Sakura yang mulai khawatir melihat emosiku yang semakin meledak.

"Jangan hentikan aku, Sakura! Kau diam dan simak saja! Biarkan aku yang mengurus parasit sialan ini!" balasku dengan nada yang marah. Ku perhatikan wajah Azkeh mulai memucat karena bentakan ku tadi.

"Tapi.."

"SHUT UP! SAKURA!"

"Oh, okay."

Nafasku terasa terputus-putus lantaran berteriak sebab melontarkan ocehan panjang lebar kepada Azkeh, si parasit bodoh ini.

"Memang seharusnya dari awal ku biarkan saja kau mati di tangan Leandro. Perasaan sesal menyelimutiku karena telah menolongmu kala itu," ucapku dengan pelan namun terkesan tajam.

"Aku tak memin-"

BUGH!

Satu tinjuan ku hantarkan pada Azkeh di bagian perutnya. Dia terbungkuk-bungkuk di depanku karena kesakitan.

MINE IS TERRIBLE [ END ]Where stories live. Discover now