CHAPTER 74

3.5K 155 4
                                    

"Sebentar. Apa kau tidak berniat membawakan minum untukku? Bercerita membuat tenggorokanku terasa kering," kata Leandro. Dia menjeda ceritanya.

"Ah, kau menyusahkan!" gerutuku. Aku bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur. Ku bawakan segelas air putih penuh untuknya. "Nih," kataku.

Leandro meraihnya dan meneguknya hingga sisa setengah gelas. Ku perhatikan jakunnya yang naik turun dan oghh.. itu membuatnya tampak mempesona di mataku. Astaga Tuhan. Ada apa denganku? Aku menggelengkan kepalaku, berusaha mengusir pandangan gila itu.

"Apa kau sudah selesai?" tanyaku yang sudah sangat penasaran.

Leandro meletakkan gelasnya. "Apa kau penasaran?" tanya pria itu dengan alis yang terangkat. Seolah-olah dia menggoda diriku.

Aku mendenguskan nafas. "Tentu saja, bodoh," jawabku.

Leandro tertawa kecil dengan suaranya yang berat. Dia pun melanjutkan ceritanya yang sempat tertunda tadi.

***

Author POV.

"Wow. Kurasa kau memang seorang pria tampan yang kaya, kakak ipar."

Ujaran Jack mengenai Leandro, hanya pria itu tanggapi dengan bola matanya yang memutar. Merasa Leandro tidak peduli dengan pujiannya, Jack hanya mendumel saja dalam hati.

'Calon' kakak iparnya itu memang pria yang sangat irit dalam berkalimat, begitulah pikir Jack. Entah kenapa pria tampan ini mau-mau saja disandingkan dengan Kaylie yang cenderung cerewet. Meski begitu, jujur dari hatinya, Jack masih belum bisa percaya dan menerima bahwa saudara perempuannya itu akan menikahi Leandro sang pengusaha kaya dan memiliki takdir yang sempurna sejak lahir.

"Apakah ini adalah mansion pribadimu?" tanya Jack sambil berdecak kagum. Ya, katakanlah bahwa Jack adalah sosok remaja yang norak dan tidak tahu malu.

"Biarkan saja pengawalku membawa barang-barang kita. Kau cukup mengikutiku saja hingga ke dalam mansion!" kata Leandro ketika melihat Jack membawa kopernya sendiri. "Mari ikuti aku. Kita akan membahas bagaimana cara menemukan saudara perempuanmu itu."

Jack mengendikkan bahunya dan berjalan mengikuti Leandro. Dia membiarkan koper hitamnya berdiam di dekat mobil, sebelum pengawal pribadi Leandro mengambilnya dan membawanya masuk ke mansion.

Setengah jam berlalu dan mereka berdua, Jack dan Leandro, belum juga sampai di ruang peristirahatan mereka. Beberapa kali Leandro dan Jack harus berhenti karena tingkah Jack yang tampak kagum melihat interior serta hiasan di dalam mansion pribadi kepunyaan Leandro tersebut. Dan berkali-kali juga, Leandro harus menjawab pertanyaan Jack yang bertubi-tubi.

"Bisa kah kau berhenti bertanya agar kita sampai pada ruang istirahat?" tanya Leandro tajam yang kelihatannya sudah mulai geram.

Jack terdiam dan memandang Leandro dari bawah hingga ke atas. Tatapan Jack kali ini tampak mengintimidasi.

"Sopan dan bersabarlah pada adik iparmu ini, Leandro!" sahut Jack dengan santainya.

Leandro mengernyitkan keningnya, lalu sempat berpikir untuk memasukkan Jack ke ruang penyiksaannya. Ya, jika kalian lupa akan satu hal, Leandro adalah psikopat dan tentu saja dia mempunyai ruang rahasia untuk menyiksa korban-korbannya. Tapi Jack bukanlah korban. Leandro kembali berpikir ulang. Jika dia menyiksa Jack, maka Kaylie tak akan mau kembali bersamanya.

MINE IS TERRIBLE [ END ]Where stories live. Discover now