CHAPTER 31

5.9K 231 28
                                    

Singkat cerita, sekarang, aku dan Sakura sedang berada disalah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota Boston. Tak ada percakapan yang ku buka, selain hanya mendengarkan ocehan tidak penting dari mulut seorang Sakura.

"Kita ke toko tas! Aku ingin membeli melihat tas keluaran baru," ajak Sakura dengan riang sembari menarik tanganku. Aku terkejut dan mengikuti langkahnya dengan tertatih-tatih.

Sesampainya disana, kami disambut ramah oleh pegawai toko tersebut. Sembari menunggu Sakura berkelana di toko, mencari ataupun menanyakan keberadaan tas branded beserta harganya yang sudah pasti sangat fantastis, aku duduk di sofa yang disediakan oleh pemilik toko ini. Ah, sangat murah hati.

"Excuse me, Madam!" panggil seseorang dari arah sampingku.

Aku mengalihkan pandanganku dari layar ponsel kearah samping. Pegawai yang tadi menyapaku dengan senyum ramah.

"Ada yang bisa ku bantu untukmu?" tanyaku balik, yang seharusnya dia yang menanyakan itu kepadaku.

"Ah, tidak. Eumm.. Apakah Anda.. calon istri dari Tuan Leandro?" tanya pegawai itu. Seperti tersengat lebah, aku terdiam mendengar pertanyaan dari pegawai tersebut.

"Ah, mungkin kau salah orang," jawabku sesantai mungkin. Jika aku mengatakan iya, maka aku akan diserbu disini.

"Oh, saya tidak mungkin salah!" sanggah sang pegawai yang berusaha membuatku membuka mulut tentang kebenaran itu.

"Bagaimana mungkin aku—orang biasa—menjadi kekasih Tuan Leandro? Sangat tidak masuk akal," kataku yang tetap tenang. Dimana Sakura? Disaat-saat seperti ini, aku membutuhkan bantuannya untuk mengajakku kabur. Dasar gadis sialan.

"Wajahmu sudah tersebar dimana-mana, Nona! Bahkan wajahmu sudah ada di story instagram pribadi milik Tuan Leandro," ujar pegawai itu yang masih saja ngotot. Dia menunjukkan story instagram Leandro dan benar saja, pria sialan itu memasang foto kami berdua. Ah, bodohnya.

"Yeah, sepertinya aku tidak berbakat untuk mengelak dari orang-orang selepas berita itu tersebar," kataku sambil tersenyum hangat.

"Ya, aku-lah calon istri Tuan Leandro," sambungku.

Baru saja aku ingin melanjutkan ucapanku, suara seorang wanita yang menegur sang pegawai yang sedang mengobrol denganku.

"Ah, Gretel! Apa yang kau lakukan? Menunggulah di pintu masuk toko!" tegur sang atasan.

"Ah, maaf, Madam. Saya akan kembali bekerja!" Pegawai itupun pamit kepadaku dan meminta maaf karena telah berbicara bernada ngotot kepadaku. Aku memaafkannya dan ia kembali berdiri didekat pintu masuk toko.

Um, hey! Tunggu sebentar, sepertinya aku tidak asing dengan suara ini. Sepertinya aku pernah mendengarnya. Tapi dimana, ya?

Karena penasaran dengan pemilik suara itu, aku pun menoleh dan melihat sosok Madam Leine memakai pakaian semiformal.

"Madam Leine!" panggilku dengan riang sembari melambaikan tangannya kepada Madam Leine. Wanita paruh baya itu menyadari bahwa ada aku disini, ia membalas lambaianku.

Kami pun saling menghampiri dan aku menyalami punggung tangan Madam Leine dengan hormat. Walaupun kelak aku akan menjadi Nona-nya, tetap saja, pantang bagiku untuk membiarkan yang tua menghormatiku. Yeah, kedua orangtuaku sudah mengajariku seperti itu sedari kecil.

"Apa kabarmu, Nona Kaylie?" tanya Madam Leine.

"Panggil aku Kaylie, Madam. Aku terlihat tua kalau dipanggil Nona!" kataku dengan kesal.

Madam Leine tertawa kecil dan mengelus puncak kepalaku.

"Apa yang kau lakukan disini, Kaylie? Apa kau bersama Tuan Leandro?" tanya Madam Leine bertubi-tubi.

"Oh, aku kesini bersama temanku, Sakura. Sekarang dia lagi berkeliling mencari tas branded, katanya. Dan kabarku baik sekali, Madam!" jawabku dengan riang.

Beberapa pengunjung toko menatapku heran sekaligus takjub sebab aku terlihat sangat akrab dengan salah satu pengikut setia Leandro. Oh, aku tak peduli.

"Tas branded? Wah, kebetulan kami memiliki beberapa stock!" pekik Madam Leine, walaupun tak terlalu besar suaranya agar tak menarik perhatian pengunjung lain.

"Dan ada beberapa yang stock-nya belum kami keluarkan," bisik Madam Leine. Aku membulatkan mataku.

"Apa aku boleh mengatakannya kepada temanku?" tanyaku meminta ijin kepada Madam Leine.

"Tentu saja. Kau boleh mengatakannya! Bahkan aku memintamu untuk mengajaknya melihat stock tas branded di tahun ini!" jawab Madam Leine memperbolehkanku. Aku mengucapkan terimakasih berkali-kali kepadanya dan segera menghubungi Sakura.

Tersambung.

"Kau dimana, hey!?" tanyaku.

"Aku di deretan tas merek Louis Vuitton keluaran tahun ini. Ada apa?"

"Kemarilah kau! Ada yang ingin ku katakan kepadamu!"

"Kau saja yang kesini! Aku sedang sibuk!"

"Apa kau ingin melihat tas branded keluaran baru yang belum waktunya toko ini rilis?" tanyaku yang tentunya mengundang perhatian Sakura.

"Tunggu aku disana!" final Sakura.

Tut.

Yeah, dia tertarik dengan perkataanku.

******

To be continued.

MINE IS TERRIBLE [ END ]Where stories live. Discover now