Chapter 63

44.7K 4.2K 326
                                    

Vote and comment please.

***

[ Italic + ** = Bahasa Italia ]
[ Italic = Bahasa Inggris ]

"Aku sudah mengatakannya pada ayahku."

Hera mendengus mendengar suara wanita dari balik telpon yang rutin menghubungi untuk menanyakan kabarnya setiba dia dan Galaksi di Roma, Italia sejak beberapa hari lalu.

"Aku tidak akan kembali sampai aku melahirkan, Yuna. So you better come here and seeing my babyborn." Kata Hera.

Dia sudah mengatakan semua rencananya pada Yuna sebelum berangkat ke sini, tapi hari ini wanita itu terus saja bertanya pada Hera berapa lama dia di Italia dan kapan dia akan pulang ke Jakarta untuk kembali bekerja di rumah sakit, dengan alasan beberapa dokter serta perawat sudah mengeluh Hera terlalu banyak menerima kompensasi libur dari jatah tahunan dokter biasanya namun tetap saja menerima gaji.

"Tidak, astaga. Aku tidak akan menerima gaji saat aku berlibur. Kau pikir aku mau makan gaji buta apa? For your information, investasiku di rumah sakit dan gajiku selama ini saja sudah sangat cukup untuk membuatku hidup hedonis* (orang yang berpandangan kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan hidup) disini lima tahun." jawab Hera sedikit kesal.

Dia melirik beberapa orang yang tengah berlalu lalang dari restaurant tempat dia baru saja makan siang dengan Galaksi.

"Aku tahu." Ujar Hera mendengar Yuna tahu-tahu mengalihkan pembicaraan mereka pada keputusan Hera untuk datang ke negara ini dan menjauhi Sean.

"Aku hanya membutuhkan jarak, I tied him so tightly. Dia mungkin mencintaiku karena merasa kasihan."

Yuna dari balik telpon menasehati Hera beberapa hal lagi dan karena Hera sedang lelah mendengar perkataan temannya itu, dia hanya berdehem sambil mengiyakan.

"Aku akan menghubungimu nanti. Jangan pernah memberitahukan keberadaanku pada Sean ya. I'm counting on you, Yuna." Kata Hera.

Lalu mematikan sambungan telponnya tanpa menunggu Yuna untuk menjawab perkataannya.

Galaksi yang duduk dihadapannya dan sejak tadi memperhatikan pembicaraan Hera dan Yuna, langsung menghela, dia menggenggam tangan wanita itu lalu mencoba tersenyum meski wajahnya terlihat jelas begitu kahwatir.

"Mau es krim?" tanya Galaksi.

Hera menggeleng kemudian tertawa.

"Kau pikir aku anak kecil?"

"Biasanya para wanita membeli es krim saat sedang sedih."

"Aku tidak sedih."

"Yeah, kau tampak bahagia sekali sudah menjadikanku pelayan yang membawa barang-barang belanjaanmu dan pemimpin tour mu saat ini."

Hera menoleh pada paperbag besar yang bertuliskan Versace, Prada, Armani, Fendi serta beberapa brand lainnya yang bertumpuk di bangku sebelah Galaksi dengan tatapan geli.

Dia tidak akan mengelak.

Mereka memang sudah berbelanja sejak pagi dan hampir semua belanjaannya, Galaksi yang membawa.

"Jadi kita beli dimana eskrim-nya?" Tanya Hera, begitu jelas mengalihkan pembicaraan mereka.

Galaksi mendengus, namun ikut mengabaikannya karena tidak ingin membahas hal itu lagi. Dia lalu menunjuk sebuah toko es krim di ujung jalan yang bertuliskan 'Grom' di depan pintunya.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang