Chapter 2

55.8K 5.2K 268
                                    

Present

Krystal Jung as Hera Travoltra*or u can imagine another visual*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal Jung as Hera Travoltra
*or u can imagine another visual*

Vote and comment please.
BGM : Produce48 - Rumor

***

"Apa yang kau lakukan di ruanganku?"

Hera menoleh saat temannya, Yuna membuka pintu ruangan dan menatapnya dengan pandangan tidak habis pikir setelah mendapatinya merebahkan diri di sofa dan sedang memainkan ponselnya.

"Bukankah sudah jelas?"

Dia merotasikan matanya dan menghela dengan malas, kemudian kembali memainkan ponselnya, tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Yuna mendesah lelah pada kelakuannya, "Para perawat mencarimu sejak tadi, ada beberapa pasien yang ingin membuat janji denganmu."

Dia memasuki ruangan miliknya dengan dahi berkerut, mendudukan dirinya di salah satu single sofa dan menyenderkan kepalanya. Masalah yang tiap saat dibuat oleh Hera selalu membuatnya sakit kepala.

"Kau dengar aku tidak?" Dengus Yuna, dia melihat Hera yang tidak menyahut ucapannya dengan kesal.

"Tsk! Pergilah dari ruanganku, aku mau mengerjakan arsip akhir tahun pasienku."

Tapi Hera hanya mengangguk, membiarkan perkataan Yuna masuk ke kuping kirinya dan keluar di kuping kanan, sementara matanya masih sibuk  pada ponsel—sangat jelas tidak terusik dengan perkataan wanita itu.

"Hmm."

Yuna mendesis. "Hera!"

Membuat Hera akhirnya mendengus,  melepaskan fokusnya dari ponselnya lalu menatap Yuna dengan ekspresi wajah sangat lelah.

"Kenapa kau cerewet sekali sih?" Keluh Hera.

"Kau tau, aku tidak punya teman selain kau karena aku tidak suka di perintah seseorang meskipun itu adalah ayahku sendiri. Jadi jangan mencoba untuk menggangguku, aku sedang sibuk."

Yuna menatap Hera tidak percaya, omong kosong apa yang baru saja wanita gila itu katakan padanya?

"Kau juga tau? Secara teknis kita bukan teman, kaulah yang selalu menempel padaku sejak kuliah dan aku tidak peduli dengan kesibukanmu yang fiksional itu. Cepat keluar dari ruanganku!" Yuna mendecih mencoba mempertahankan kesabarannya.

"Fiksional?" Hera bertanya tidak percaya.

"Kau bilang kesibukanku fiksional??"

Yuna mengangkat sebelah alisnya jengkel, "Memangnya sejak kapan membalas chat pria adalah sebuah kesibukan?"

Hera mencibir, "Wah, aku benar-benar menyukai mulutmu yang blak-blakan itu. Terima kasih telah menjelaskan padaku bahwa kesibukanku sejak tadi adalah fiksional, kau memang teman yang paling pengertian!"

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang