Chapter 9

42.2K 4.1K 275
                                    

Vote and comment please.
BGM : Hyolyn - One way Love
***

Keesokan hari setelahnya adalah hari pelaksanaan operasi citò kardiovaskuler. Tim yang dibentuk sejak beberapa minggu belakangan sudah datang ke rumah sakit dan mempersiapkan diri.

Beberapa saat lalu, para perawat sudah menyiapkan peralatan medis yang akan digunakan untuk operasi nanti.

Para dokter yang bertugas juga sudah melakukan briefing terakhir sebelum operasi yang sudah terjadwal, dilaksanakan.

Mereka terbagi menjadi dua tim.

Masing-masing terdiri dari empat dokter utama. Anastesi, bedah umum, bedah vaskular dan bedah kardiotoraks.

Dua orang pasien yang terjadwalkan, telah dibawa memasuk ke ruangan operasi terpisah untuk bersiap melakukan tahap penganastesian.

Para dokter dan staff yang telah men-sterilisasi diri berkumpul di ruangan penghubung, beberapa saat setelahnya.

Sean, dokter yang mengepalai tim menjadi orang terakhir yang memasuki ruangan. Pria yang telah mengganti bajunya dengan baju operasi itu menatap para staff dengan serius.

Dia kemudian menginstruksikan beberapa hal kecil yang harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam operasi, membagi tim sesuai dengan rapat terakhir mereka, kemudian mulai meng-absen nama-nama staff untuk dua tim.

Para perawat... asisten... dan yang terakhir para dokter utama.

"Dokter Stephen Giovane, anastesi dan dokter Hera Travoltra—"

Sean terhenti, menatap keseluruhan staff untuk mencari keberadaan wanita itu.

Dia tahu Hera dan keterlambatannya mungkin adalah hal yang tidak terpisahkan, untuk itu Sean tidak ingin mengambil resiko atas keterlambatannya.

Dia harus memastikan bahwa wanita itu sudah stand by disini dan tidak melakukan ulah apapun.

Tapi ternyata nihil, para staff menggeleng tidak tahu, mereka juga tidak melihat keberadaan wanita itu sejak tadi.

Sean mendesis, nyaris akan menyuruh seseorang untuk mencarinya... hingga tiba-tiba wanita itu muncul dari ruangan sterilisasi dengan wajah tak rasa bersalah.

"Apa?" Wanita itu mengernyitkan dahi.

Sean menghela, kemudian kembali melanjutkan perkataannya mengabaikan wanita itu.

"Dokter bedah kardiotoraks akan bersama tim saya untuk pasien satu. Ada pertanyaan?"

Semua orang menggeleng.

Sean tersenyum simpul, "Saya harap semuanya berjalan dengan lancar."

Para staff dan dokter mengangguk. Setelah berdoa sebentar, mereka kemudian menggenakan perlengkapan proteksi dan memasuki ruang operasi.

***

"Riandra. 32 tahun, kerusakan arteri koroner dan kegagalan otot jantung. Pasien memiliki riwayat cacat pembekuan darah, dijadwalkan untuk dilakukan tindakan transplantasi Jantung."

Dokter bedah vaskular, Stephen menyebutkan skema kondisi pasien untuk tim satu dihadapan mereka.

Pasien telah di anastesi umum, tidak sadar sepenuhnya dan seluruh dokter serta staff telah siap dengan perlengkapan operasi.

Sean, kepala tim itu mengangguk. Dia menoleh pada Hera, kemudian Stephen dari balik masker dan kaca mata pelindungnya.

"Kita akan melakukan prosedur SAVER*, melakukan transplantasi dan sebisa mungkin mencegah terjadinya table death*." Katanya.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang