Chapter 13 B

38.9K 4.3K 313
                                    

Vote and comment please.
BGM : Day6 - Sweet Chaos
***

Hera menghela nafas panjang, sudah hampir setengah jam dia memandangi kaca toilet tempatnya memperbaiki penampilan dengan perasaan yang terasa begitu aneh.

Aneh karena... dia merasa ada yang tidak beres dalam kepalanya sampai-sampai dia terus mencari apa maksudnya tatapan Sean yang menatapnya saat bersama Galaksi, dan mengapa Hera menganggap bahwa itu bukan hal yang pantas untuk membuat dia merasa menang.

Sialan!

"Apa kau sudah gila? Sadarlah, pria itu adalah musuhmu! Dia bahkan tidak pernah memperdulikanmu!" Hera bergumam, menyadarkan dirinya sendiri.

Jelas, dia sadar bahwa orang brengsek itu lah yang bertanggung jawab atas segala masalah yang di pembuatnya saat ini.

Jika saja ayahnya tidak membela dia, Hera tidak perlu memaksa Galaksi berpura-pura untuk menjadi kekasihnya, tidak perlu terang-terangan menentang ayahnya, dan tidak perlu berciuman di depan umum hanya agar mengacaukan rencana ayahnya yang mencoba menjodohkannya.

Meski Hera tidak akan menyangkal, bahwa dia sebelum ini sudah pernah melakukan semua hal itu untuk kesenangannya tersendiri.

Tapi tetap saja, melihat pria itu baik-baik saja seolah hanya Hera saja yang merasa terugikan dalam masalah ini benar-benar membuatnya kesal.

Pria itu memang terlihat terganggu setiap melihat Hera bersama pria lain, berciuman atau apapun... tapi dia bahkan tidak bereaksi.

Dia tidak peduli atau merasakan apapun bahkan setelah tau bahwa Hera dan dirinya berdua sudah pernah berciuman.

Hera menghela, mengumpati pria itu sama sekali tidak ada gunanya... apa yang sebenarnya dia harapkan?

Pria itu tidak akan memperdulikannya.. seperti kata Yuna, pria bodoh itu begitu mencintai kekasihnya bahkan sampai tahap paling tidak waras... jadi kenapa Hera terus-terus memancingnya seperti itu? Membuang-buang tenaga saja.

Hera memutuskan untuk keluar dari toilet beberapa saat kemudian, setelah begitu lama berpikir di dalam sana.

Dia membuka pintu dan mendadak terkejut mendapati satu-satunya orang yang membuatnya sangat amat kesal malam ini tahu-tahu berdiri didepan toilet, bersidekap dan menatapnya dengan pandangan dongkol.

"Apa yang kau lakukan disini?" Hera mengernyit cukup terkejut.

Pria itu tidak menjawab, dia hanya berjalan mendekati Hera, menarik tangan wanita itu tanpa memperdulikan bantahan apapun kemudian berjalan terburu-buru menuju ke suatu tempat.

"Aw! Sean jangan berjalan terlalu cepat!" Hera berteriak kesal.

Mengikuti langkah panjang pria itu dengan dress dan heels bukanlah sebuah pilihan yang baik, apalagi Sean sama sekali tidak peduli apapun yang dikeluhkan Hera.

Seperti yang sudah seharusnya, pria keras kepala itu selalu melakukan apapun yang dia inginkan tanpa memikirkan apapun atau siapapun.

Pria menyebalkan!

Setelah membuat Hera berjalan sedikit terseok, akhirnya Sean menghentikan langkahnya di halaman samping rumah Romeo Arvino. Dia lantas melepaskan genggaman tangannya pada Hera, memasukan kedua tangannya dalam saku celana dan menatap Hera dengan tatapan dongkol yang bahkan tidak ingin ditutup-tutupi lagi.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang