"Helen, cari dia." Kata Aileen pelan, kesadarannya mulai melemah.

"Cari anak perempuan itu sampai.... ketemu."

Aileen tertidur beberapa saat kemudian, hingga Helen dan Mina lantas menghembuskan napas lega.                                                 

"Mina, tolong kabari dokter Faisal kondisi nyonya Aileen. Bilang juga kita menberi obat bius padanya." Ujar Helen, dia membaringkan Aileen kembali ke tempat tidurnya.

Mina mengangguk, "Baik."

"Apa tuan Roan Aldarict diberi tahu juga?"

"Iya."

***

Suasana Welfare hospital siang itu kembali kooperatif. Sudah dua minggu sejak insiden wakil direktur rumah sakit sekaligus dewan kehormatan external rumah sakit yang baru pingsan dihari penobatannya ramai dibicarakan dan membuat banyak orang kahwatir.

Sekarang pria yang selalu bersikap dingin itu sudah kembali bekerja, meski Irene Aldarict yang telah resmi menjadi kepala yayasan yang baru menggantikan Romeo Arvino memberikan perintah bahwa pria itu hanya boleh melakukan satu kali operasi sampai masa penyembuhannya selesai, tapi itu sudah cukup.

Setidaknya Sean bisa terlepas dari ibunya yang selalu mengomentari nafsu makannya yang buruk dan terus menyuruhnya istirahat.

Sean tengah berjalan menuju ruang IGD (*Instalasi gawat darurat), hendak bertemu dengan dokter Daniel spesialis bedah traumatologi* untuk membicarakan jurnal yang akan mereka tampilkan dalam perayaan hari medis nasional tahun ini.

Pekerjaan pertama Sean sebagai wakil direktur rumah sakit yang baru, adalah menjadi ketua panitia pelaksana perayaan hari medis nasional yang akan dilaksanakan dua minggu lagi.

Dia sudah mempersiapkan segalanya dari bulan lalu, dan karena ada banyak dokter dari rumah sakit lain yang ikut menjadi panitia, persiapan acara sudah hampir selesai.

"Selamat siang dokter Sean."

Sean mengangguk sopan saat membalas sapaan para perawat yang berpapasan dengannya ketika memasuki ruang IGD.

Para koas yang sedang berjaga di dekat meja perawat registrasi tahu-tahu ikut menoleh padanya seperti refleks, hingga Sean dengan cepat berjalan menuju ruangan dokter Daniel di ujung ruang IGD untuk menghindar.

Dia bukan tidak suka dengan para dokter koas yang bekerja di bagian sini, tapi Sean tidak suka dengan keramaian, karena itu sejak dia mulai bekerja lagi setelah cuti satu tahun, Sean lebih memilih menghindar datang ke bagian ini dan bekerja hanya pada daerah bedah umum.

Dokter Daniel tidak ada ditempat.

Sean bermaksud untuk menghubunginya, namun sebuah pesan dari dokter Daniel yang mengatakan dia sedang berada di parkiran dan akan segera menuju ke sini, membuat Sean lantas meletakan ponselnya kembali dan duduk di sofa ruangan itu menunggu.

"Jangan bercanda. Aku belum mendengar kabar itu tahu! Haha..."

Ruangan dokter Daniel tidak kedap suara.

Suara dan tawa khas wanita yang sangat Sean kenali dari luar ruangan membuatnya spontan menoleh ke balik pintu kaca ruangan ketua bagian IGD ini, dan begitu saja menemukan Hera Travoltra sedang berdiri di dekat ruang istirahat para dokter jaga, sedang berbicara dengan dua orang dokter wanita yang Sean pikir adalah kenalannya.

Mereka tengah membicarakan sesuatu, tapi Sean tidak bisa fokus karena perasaan lega setelah sekian lama tidak melihat wanita itu mendadak membuncangnya, membuat Sean terpaku dan tidak bisa melakukan apapun.

at: 12amWhere stories live. Discover now