"Jangan bohong, kau kelihatan mau pingsan dari tadi."
"Aku baik-baik saja, kau berlebihan sekali."
Stephen berdecih, mengabaikan Hera yang terlihat sedang terburu-buru tanpa melepaskan pegangan tangnnya.
"Nah, ini..."
Dia lalu merogoh saku jas dokternya dan meletakan bungkusan dua snack kecil ke tangan Hera.
"Kau suka pie marshmallows coklat ini kan? Kau kan selalu mengambil jatahku." kata Stephen.
Hera terkejut, melihat bungkusan snack itu sambil tersenyum.
"Uh, kau manis sekali." Ujarnya.
Dia kembali duduk, langsung membuka salah satu bungkusan snack itu dan memakan pie-nya dengan wajah sumringah.
Sejenak, membuat Hera mengabaikan tujuannya datang ke pertemuan ini.
"Apa kau punya jadwal nanti malam, Stephen? Mau berkencan denganku tidak?" Tanya Hera, menggoda.
Teman satu angkatan di universitas-nya itu langsung mendesis dan mengetuk pelan dahi Hera dengan kepalan tangan.
"Tsk! Aku sudah punya tunangan tau." Kata Stephen.
Hera tertawa, berhasil teralihkan dari Sean yang sekarang justru menatapnya dan Stephen dengan tatapan tajam.
***
Keluarga Travoltra dan Aldarict mengadakan acara makan malam lagi malam ini.
Namun pertemuan kedua keluarga itu dilakasanakan di rumah orang tua Hera alih-alih di restaurant karena pembahasan yang akan mereka bicarakan sedikit privasi, yaitu tentang pelaksanaan pernikahan Hera dan Sean yang harus segera dilakukan.
"Keluarga kami sudah setuju dengan perjodohan ini. Kami tidak keberatan dengan apapun yang keluargamu minta untuk persiapan pernikahannya, Aldebaran."
Di tengah-tengah waktunya makanan penutup, Roan Aldarict akhirnya membuka pembahasan mereka yang sebenarnya setelah sejak tadi hanya bertukar sapa dan berbasa-basi saja.
Aldebaran di hadapannya mengangguk, dia mengusap pipi dan mulutnya dengan serbet, menyelesaikan makan malamnya tanpa mau mencicipi makanan penutup yang hari ini berupa pudding.
"Lebih baik kita diskusikan dulu tanggal pernikahannya." Kata Aldebaran.
Irene di sebelah Roan, mengangguk, nampak menahan-nahan senyuman lebarnya.
"Benar, kehamilan Hera mungkin akan lebih dulu membesar jika kita terlambat melaksanakan pernikahannya."
"Apa kalian berdua punya pendapat?" Irene bertanya.
Dia menoleh pada Hera dan Sean di ujung meja yang sama-sama belum membuka suara sedikitpun sejak tadi.
"Bagaimanapun, pernikahan adalah hari yang sangat penting. Jadi jika kalian menginginkan tanggal khusus untuk melaksanakannya, kedua keluarga akan berusaha mempersiapkannya dari sekarang." Ujar Irene.
YOU ARE READING
at: 12am
RomanceDia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh.. satu-satunya pria yang sangat ku inginkan. Aku akan memilikinya. Sekeras apapun dia mendorong pinggangku untuk memisahkan ciuman ini, sekera...
Chapter 26
Start from the beginning