Forty Nine

1.6K 120 31
                                    

Rutinitas kesibukan gue setiap sore adalah membantu Han Ahjumma menyiapkan makan malam. Atau malah sebaliknya ya? Han Ahjumma yang sebenarnya membantu gue?

Mas Dae itu peka banget perihal makanan. Dia akan selalu cemberut saat tahu kalau itu bukan masakan gue. Lidahnya seperti sudah sangat terbiasa dengan rasa khas olahan dari tangan gue, meski sebenarnya rasanya tidak terlalu enak.

Dia menggerutu, "Bukan kamu kan yang masak? Kenapa? Capek masakin aku?"

Padahal kan nyatanya gue saat itu lebih sibuk menemani Kimi belajar, bukannya ga mau masakin.

Kimi sekarang sudah mulai bersekolah, masih di tingkat kanak-kanak sih. Tapi peran gue sebagai ibu mulai sangat diperlukan mendampingi dia mengawali masa sekolahnya. Itu sebabnya akhir-akhir ini waktu gue lebih banyak tercurah untuk Kimi.

Kegiatan gue di dapur terhenti saat mendengar suara bel.

Masih seperti dulu, Mas Dae lebih suka membunyikan bel daripada langsung melenggang masuk. Dia lebih menikmati gue membukakan pintu untuknya, menyambut kedatangannya, dan membawakan tasnya. Dia tetap lelaki manja kesayangan gue.

"Selamat datang! Capek ya?" seru gue sesaat setelah membuka pintu dan mendapatinya tersenyum.

Biasanya nih ya, dia langsung memeluk gue dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher gue. Tapi beberapa hari ini, dia sedikit menghindar. Selalu mengernyitkan hidungnya saat berdekatan dengan gue.

"Yang, kamu udah mandi belum sih?"

Tuh kan??!! Selalu bertanya seperti itu setiap saat ketemu gue. Bau banget badan gue nih?? Perasaan gue tanya ke Han Ahjumma dan Kimi jawabannya gelengan kepala kok.

"Kamu kenapa sih? Gitu mulu tanyanya?!" sahut gue sewot sambil mengambil tas di genggamannya.

"Tapi...kamu beneran...ehem...agak bau," jawabnya terbata.

Gue pun refleks segera mencium lipatan ketiak kiri kanan. Iya sih gue belum mandi karena terbiasa mandi setelah masak, tapi gue ga bau kok.

"Bau apa sih, Mas?!"

Dia hanya menggeleng pelan sambil menggosok pelan lubang hidungnya.

Gue pun mendengus kesal.

"Daddy!!!" seru sebuah suara dari ujung tangga.

Kimi pun langsung menghambur ke pelukan Daddy-nya yang disambut suka cita si bapak. Mas Dae lantas mencium semua bagian wajah Kimi, membuatnya tergelak geli. Agak kurang ajar ya mereka berdua, gue aja belum dapat pelukan sejak membukakan pintu.

Malas menyaksikan pemandangan itu, gue berbalik menuju kamar dengan menghentakkan kaki.

"Mommy kenapa?" tanya Kimi polos.

"Gapapa, Mommy cuma bau!! Udah jangan deket-deket Mommy!!" jawab gue tanpa menghentikan langkah.

"Bau apa?" lanjutnya.

"Tanya aja sama Daddy!!"

****

Gue rapikan beberapa buku Kimi, menatanya di rak yang sesuai dengan genre-nya. Itu memang sudah jadi kebiasaan, tujuannya agar Kimi mudah mengambil buku yang dia inginkan.

Koleksi buku Kimi memamg lumayan banyak, sebagian besar isinya dongeng dan buku cerita khas anak-anak. Dan seperti malam-malam biasanya, gue menemaninya membaca sebuah dongeng kesukaannya sebelum tidur.

Gue tarik selimut sampai atas dadanya, mengecup keningnya sayang lalu mematikan lampu kamarnya.

Dari ruang bawah samar terdengar suara televisi, berarti Mas Dae masih belum tidur.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang