Thirty

2K 110 16
                                    

"Mau beli apa lagi?" tanya Mas Dae saat gue berhenti di sebuah toko.

Sekarang kita sedang berbelanja kebutuhan Baby Kim di sebuah mall. Awalnya Mas Dae menyarankan untuk belanja online saja supaya gue tidak capek. Tapi gue ingin memilih sendiri, memegang bahan kain untuk semua pakaiannya, mencium aroma sabunnya langsung, mengecek segala keperluan mulai dari box bayi, stroller, dan semua sepatunya.

"Apa lagi ya?" monolog gue bertanya pada diri sendiri sambil mengamati belanjaan di keranjang.

"Kamu ga beli botol susu?"

"Aku pengennya ASI eksklusif, Mas!"

"Cuma buat jaga-jaga kalau kamu butuh keluar, ada ASIP yang bisa dimasukin botol".

"Beli sekalian pompa juga ya?"

"Ayo kalau kamu mau. Sekalian mumpung disini!"

Gue diam sebentar. Bukannya ga mau ngasih ASIP di botol, tapi gue takut Baby Kim jadi 'bingung puting'. Hal seperti itu bisa membuat Baby dan ibunya stress di saat bersamaan. Meski begitu omongan Mas Dae ada benarnya juga, kalau tetiba gue butuh untuk keluar rumah harus ada ASIP untuk dia.

"Kenapa? Kamu capek?" pertanyaan Mas Dae membuat lamunan gue buyar.

"Enggak, Mas".

"Kamu tunggu aja di food court, biar aku yang beliin".

"Gapapa kok, aku pengen ikut. Pengen pilih-pilih sendiri!"

"Yaudah yuk, biar bisa cepet pulang dan istirahat!" Mas Dae memeluk pinggang gue dengan sebelah tangan yang bebas. Sebelah tangan yang lain mendorong keranjang belanjaan yang sudah hampir penuh.

Setelah dirasa semuanya sudah lengkap, kita segera pulang. Pinggang dan punggung gue rasanya sudah pegal. Belum lagi Baby Kim heboh banget di dalam. Nendang dan terus bergerak selama proses belanja tadi. Membuat gue terkadang meringis karena pergerakannya terasa mendadak, bahkan kadang sedikit sakit di ulu hati. Mungkin dia ikutan semangat kita belanja untuknya.

"Mau mampir makan dulu?"

"Mas laper?"

"Ga terlalu, kamu?"

"Pulang aja gapapa kan? Makan delivery aja gimana?"

"Udah capek banget ya?" tanyanya seraya mengelus punggung gue. Dia paham kalau gue selalu mengeluh lelah, itu artinya punggung gue pegal luar biasa.

"Heem"

Sebelum menyalakan mobil, dia mengecup perut gue dan berbicara tepat di depannya.

"Kamu heboh banget hari ini. Perut Mommy sampai terlihat benjol di kanan kiri kamu tendangi terus. Seneng ya diajak belanja?"

"Iya, Daddy!" sahut gue dengan suara menirukan anak kecil.

"Gawat kalau kamu ikutan doyan belanja juga. Harus kerja keras nih, Daddy!"

"Iya donk, harus kerja keras cari uang. Jangan kerja keras di ranjang mulu!"

"Yang, kalau di mobil ngomongnya jangan frontal. Mobilnya goyang, tar kita ditilang polisi!"

Gue tarik dagunya, posisi dia yang masih menunduk di depan perut gue membuatnya mendongak dengan jarak wajah sangat dekat.

"Mau!!!"

"Mampus gue!" ucapnya sambil menelan ludah.

****

Semakin mendekati HPL, gue semakin manja ke Mas Dae. Usia kandungan gue sudah memasuki bulan kesembilan. Menurut perhitungan dokter, kurang lebih dua minggu lagi Baby Kim bakalan launching.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang