Fiveteen

2.3K 100 19
                                    

Sekarang sudah jam 23.00 tapi suami gue belum juga pulang. Gue udah menghubungi Bang Suho dan Kak Dyo, tapi nihil. Mas Dae tidak menghubungi keduanya. Baekhyun pun menegaskan kalau dia tidak kembali ke kantor sampai jam kerja usai. Gue jadi tidak nafsu makan dan rasa mualnya semakin tak karuan. Kak Yoona terus memaksa untuk menginap, tapi gue yang melarangnya. Entah kenapa gue sedang ingin sendiri.

"Mas, kamu dimana? Aku khawatir banget kamu kenapa-napa."

Badan gue rasanya remuk redam. Kak Yoona sudah berulang kali meminta gue untuk makan dan banyak istirahat, tapi memang nafsu makan gue hilang. Mau istirahat di kamar pun otak gue seperti berkelana. Jadilah sekarang gue terduduk lemas di sofa. Mata gue rasanya perih karena nangis berjam-jam.

Semua pemikiran buruk menghampiri gue. Meski dengan cepat gue tepis, tapi segera pikiran buruk lain muncul. Gue beneran takut Mas Dae kenapa-kenapa. Mana dia belum tahu gue lagi hamil kan? Gue jadi pengen banget marah sama keadaan. Kenapa timing selalu pas banget. Pas apesnya di gue!

Gue mulai berandai-andai. Andai aja Pak Sehun ga kesini. Andai aja gue ga sakit. Andai aja gue ga ngidam dan ngerengek pengen makanan pedas. Andai aja Mas Dae ga kesini pas jam makan siang. Pasti saat ini gue masih menikmati tidur di pelukan suami gue.

Masih dengan terisak pelan, gue mendengar bunyi bel. Dengan cepat, gue berlari menuju pintu. Bodo amat gue lagi hamil. Tanpa mengintip interkom, gue langsung membuka pintu.

"Astagaa!!! Kenapa bisa gini, Baek??!!!"

"Mundur dulu lo, biarin gue masuk! Laki lo berat, sat!!!"

Gue menepi, memberi ruang agar Baekhyun bisa memapah Mas Dae masuk ke apart. Mustahil membawanya ke kamar atas, jadi gue arahkan Baekhyun agar menidurkannya di kamar tamu. Ini kenapa laki gue mabuk-mabukan? Pakaiannya berantakan dan bau alkohol menguar kuat dari tubuhnya. Baekhyun segera keluar kamar dan segera gue susul. Dia terduduk di sofa.

"Gimana ceritanya, Baek?"

"Bentar-bentar, gue boleh minta minum? Ngos-ngosan gue! Duh nafas gue!" ucapnya dengan nafas tersengal. Wajah mulusnya memerah karena kelelahan.

Gue berlari menuju dapur dan mengambilkan segelas air putih. Kembali berlari membawanya untuk Baekhyun. Beneran lupa diri gue kalau lagi hamil. Setelah menenggaknya hingga habis dan nafasnya kembali normal, Baekhyun mulai bercerita.

"Tadi satpam kantor telepon gue. Katanya ada beberapa orang yang ngantar Pak Jongdae ke kantor dalam keadaan mabuk. Mungkin mereka nemu kartu nama di saku jasnya, makanya mereka ngantarnya ke kantor."

"Kenapa ga ada yang telpon gue?"

"Dia ga bawa hape saat minum-minum di bar. Ketinggalan di mobil mungkin. Oia, gue udah nyuruh orang kantor buat ambil mobil suami lo di bar."

Hati gue rasanya sakit. Ini pertama kalinya Mas Dae mabuk sejak kenal sama gue. Sampai tidak sadar diri pula. Gue makin merasa ga becus jadi istri.

"Na, ada apa sebenernya? Pak Jongdae bukan tipe orang yang suka pergi ke bar."

Lagi-lagi gue nangis. Gue tangkupkan kedua tangan di wajah sambil terisak.

"Elah malah nangis! Lo mau nangis dulu atau cerita dulu?! Ikutan pusing gue!"

Masih dengan tersedu, gue menceritakan semuanya. Perihal kedatangan Pak Sehun kesini, bunga titipan untuk Kak Yoona, sampai gue menyadari kalau Mas Dae salah paham mengira bunga itu untuk gue. Sampai di kalimat terakhir gue kembali menangis. Baekhyun memeluk bahu gue dan menepuknya ringan.

"Bingung nih gue kalau urusan salah paham gini. Ga ada yang bisa disalahin sih. Lo ga salah, Pak Jongdae juga ga. Kalian berdua cuma apes dipermainkan keadaan. Sial banget sih nasib percintaan lo, Na!"

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang