Four

4K 112 0
                                    

🔞🔞🔞

"Belum dijemput?"

Gue menoleh ke asal suara, lantas menggeleng dan tersenyum.

"Tapi beneran dijemput kan?"

"Iya, Pak".

"Mau ditemenin nungguin?"

"Terima kasih Pak, Bapak pulang duluan saja!"

Pak Sehun malah duduk di samping gue. Bukannya ga mau ditemenin, tapi kalau nanti Mas Dae lihat bisa panjang urusannya. Di sisi lain gue juga ga bisa ngusir Pak Sehun kan?

"Kamu terlihat tidak nyaman, kenapa?"

Gue terkejut. Sepertinya Pak Sehun merasa kalau gue grasak grusuk di sebelahnya.

"Enggak kok, Pak!"

"Kamu takut dimarahi suamimu kalau aku temani?"

"Hmmm iya, Pak hehehe"

"Ya sudah, aku tinggal kalau begitu. Tapi beneran dijemput kan?"

Gue mengangguk mantap. Lalu Pak Sehun berpamitan untuk pulang lebih dulu. Fiuh, aman nyawa gue!!!

Sepuluh menit kemudian Mas Dae sudah sampai. Gue bergegas menuju mobil.

"Maaf ya Sayang tadi ada berkas dadakan yang harus aku baca, nunggu lama?"

Mas Dae mengusap rambut gue saat gue sibuk memasang seatbelt.

"Gapapa kok Mas".

"Sudah makan?"

"Belum, Mas?"

"Sama. Makan di luar yuk! Kamu pengen makan apa?"

"Jjajangmyeon!"

"Okee, kita ke tempat biasanya ya!"

Setelah makan malam kita langsung pulang. Mungkin karena lelah dan kenyang, gue tertidur di mobil. Mas Dae membangunkan gue saat sudah ada di bassement apart.

"Bisa jalan ga?"

"Bisa, Mas".

Mas Dae memeluk pinggang gue dan menuntun gue menuju apart. Baru bangun tidur gini gue biasa linglung, nyawa belum full.

Sampai di apart, gue langsung mandi dan bersiap tidur. Lelah banget rasanya. Seharian belajar banyak berkas dan tanya sana sini tentang pekerjaan baru gue. Belum lagi menyiapkan aneka bahan untuk laporan berita minggu depan.

"Capek ya?" Mas Dae memeluk gue dari belakang, dia juga baru selesai mandi.

Gue mengangguk dan berbalik, membalas pelukannya lebih erat. Dia mengusap rambut gue dan sesekali mengecup puncak kepala gue.

"Kan udah aku bilang, ga usah kerja, biar aku aja yang kerja".

"Aku juga pengen punya penghasilan sendiri, Mas".

"Kerja di rumah aja kayak Yoona Noona, kan tetep bisa dapat uang".

"Ga punya temen. Aku pengen bergaul dengan banyak orang".

"Tapi jadinya kamu kecapekan gini. Kan kamu janji sama aku ga bakalan capek-capek".

"Ga terlalu capek kok, Mas. Lagian aku kerjanya kan di ruangan terus".

"Kamu dulu pernah bilang inging kerja do rumah aja, kenapa tiba-tiba berubah pikiran begini?"

Gue hanya menggeleng. Bisa gue rasakan Mas Dae menghela nafas. Gue tak mau ambil pusing dan tak berucap lagi, daripada semakin panjang. Semakin mengeratkan pelukan, gue menyamankan kepala berbaring di dada bidangnya. Mas Dae pun mulai menepuk bahu gue perlahan.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang