Forty Eight

1.8K 115 24
                                    

Semenjak kejadian tidak mengenakkan dengan Jaehyun, Mas Dae semakin over protective sama gue dan Kimi. Di semua sudut rumah sekarang terpasang cctv yang langsung tersambung dengan ponsel dan laptopnya. Kadang gue mikir, jangan-jangan di kamar mandi juga ada cctv ya? Laki gue kan otaknya mana bisa jauh dari isi sempak.

Saat gue tanya kenapa ada banyak cctv, dia beralasan supaya gampang ngecek keberadaan gue dan Kimi.

Lha, gue mah kagak bakal kemana-mana. Keluar rumah buat beli popok aja gue selalu pamit kan.

Dia beralasan lagi, supaya gampang memantau Kimi. Iya sih, sekarang Kimi semakin aktif. Kadang gue kecolongan beberapa detik, eh si bocah udah nangkring aja di atas meja kaca.

Kalau udah macam gitu, hmmm pulang kerja si bapak ngomel deh bilang gue ga becus jaga anak. Giliran gue ngambek dan Kimi gue pasrahin ke dia, eeeh dia malah bilang ga sanggup. Cih!!

"Sudah makan siang kan?" tanya gue yang lagi video call sama si bapak.

"Sudah, nih belum diambil piringnya!" jawabnya sambil mengarahkan fokus kamera pada piring dan mangkuk di mejanya.

Gue hanya membalasnya dengan senyum.

"Kimi mana?"

"Tidur, mau lihat?"

"Ga usah, kamu istirahat juga. Capek kan ngurus anak dan rumah?"

"Ga terlalu sih, kan ada ahjumma. Aku cuma fokus ke Kimi aja,"

"Nah, itu alasan utamaku meminta ahjumma ikut kita. Supaya kamu bisa lebih mengutamakan Kimi daripada kerjaan rumah!"

"Iya iyaaa," daripada gue bantah, bakalan panjang urusannya.

"Aku tutup dulu ya, sebentar lagi ada tamu!"

"Oke, semangat kerja Sayang! Cepet pulang!"

Bukannya seneng gue semangatin, dia malah mengerucutkan bibirnya. Persis macam bebek mainan Kimi saat mandi.

"Ngapain gitu?"

"Gitu doank? Cium lah!" ucapnya masih dengan bibir mencebik. Duh, pengen gue lempar aja ini hape ke toilet.

"Mu mu mu muuuaaaccch!!" basah, basah deh tuh layar hape gue.

"Asek! Makasih Sayang. Aku kerja dulu. Love you!!"

Tanpa menunggu jawaban dari gue, dia langsung memutus sambungan.

Gue kembali menaruh hape di nakas. Saat akan merebahkan badan, sebuah ketukan di pintu membuat gue terduduk kembali.

"Ya?"

"Nona belum tidur?" tanya suara lembut dari luar pintu.

"Belum, Ahjumma. Masuk saja, pintunya tidak dikunci!" seru gue.

Han Ahjumma membuka pintu perlahan lalu masuk dan duduk di samping gue.

Sejak awal, gue memang tidak memperbolehkan beliau untuk duduk di bawah atau berdiri saat kami sedang mengobrol. Bukan karena gue tidak menghargai adanya status, tapi gue sudah menganggap beliau sebagai orang tua gue juga. Pun Mas Dae juga merasa seperti itu.

"Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Nona,"

Gue mengerutkan kening, menatap dengan penuh perhatian dan tanda tanya pastinya.

"Sebelumnya saya mau meminta maaf atas kelancangan sikap saya. Sungguh, saya tidak bermaksud untuk ikut campur. Saya hanya tidak ingin ada yang terluka di rumah ini. Saya sangat tidak ingin ada yang tersakiti dan berakhir dengan penyesalan".

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang