Forty Three

2.2K 117 38
                                    

Kebiasaan nih Si Kimi, kalau habis ketemu Jun bisa dipastikan bakalan susah untuk dipisah. Seperti sore ini, saat semuanya sudah berpamitan ingin pulang, anak gue malah menangis uring-uringan karena akan ditinggal Jun. Gue sampai kewalahan membujuknya agar berhenti menangis.

"Kimi biar ikut kita aja deh, Na! Besok kan kita kesini lagi buat nyusun strategi!" Bang Suho akhirnya menengahi, turut kasihan melihat Kimi yang menangis hingga suaranya serak.

"Kalau nanti malam dia rewel gimana?" tanya gue khawatir, ini adalah pertama kalinya Kimi diajak menginap tanpa gue.

"Jam berapapun dia rewel dan minta pulang, pasti gue anterin!" tegas Bang Suho.

Asal kalian tahu, sejak menangis tadi Kimi selalu merangkul lengan Jun. Lucunya lagi Jun justru mengelus rambut Kimi sayang. Ini dua balita sok iyes banget gayanya!

Gue lirik Kimi dan Jun yang menatap gue penuh harap.

"Tunggu bentar, gue siapin baju Kimi dan asip untuknya!" ajaib, Kimi langsung berhenti menangis!

Cukup sepuluh menit, gue serahkan sebuah tas dan cooler bag pada Irene. Kimi segera menyunggingkan senyum lebarnya sambil masih tetap memeluk lengan Jun. Astaga, ini anak gue tahu aja laki ganteng!!

Gue melenggang ke dapur setelah mengantar mereka sampai masuk mobil dan menunggu mereka berangkat. Yakinlah, Kimi sangat riang. Dia sampai melongok keluar jendela dan mengayunkan tangannya dengan semangat untuk berpamitan sama gue.

"Ahjumma mau masak apa?"

"Bahan makanannya habis, Non. Hanya tersisa sosis dan sedikit sayur," jawab Han Ahjumma dengan masih mengamati isi lemari es.

"Aku belanja dulu kalau gitu!" ucap gue menuju ke atas untuk mandi dan ganti baju.

Gue memutuskan untuk belanja di supermarket dekat perumahan. Karena memang niatnya tidak belanja banyak, cukup untuk masak malam ini dan besok pagi. Tidak sampai satu jam, gue sudah pulang dengan dua kantong sedang yang masing-masing berisi sayur, daging, dan aneka bahan dapur lainnya.

Saat akan masuk rumah, gue menyadari kalau Mas Dae sudah datang. Mobilnya sudah terparkir rapi di garasi. Tumben baru jam segini dia sudah pulang? Sejak hubungan kami tidak baik, dia selalu pulang larut untuk menghindari gue.

Tetiba ada rasa gugup saat akan masuk rumah. Gue sudah tahu kebenarannya, alasan dia kalut malam itu dan juga alasan dia sangat cemburu pada Jaehyun. Sudah seharusnya malam ini gue berbicara padanya lagi, dan hal itu semakin membuat gue semakin gugup.

"Mas Dae sudah pulang ya?" tanya gue agak berbisik ke Han Ahjumma. Entah kenapa gue malah deg-degan, takut dia mendengar suara gue.

"Sudah. Dia langsung naik ke kamarnya, kelihatan lelah sekali sepertinya".

Berusaha mengontrol rasa gugup, gue sibukkan diri membantu menyiapkan menu makan malam. Karena malam ini tidak ada Kimi, kami hanya memasak satu jenis menu saja. Hal itu membuat kegiatan di dapur menjadi lebih singkat.

"Aku panggil Mas Dae dulu untuk makan," pamit gue pada Han Ahjumma yang masih berkutat dengan piring saji.

Menarik napas berulang kali, gue malah terdiam di depan pintu kamar. Bukan hanya jantung yang berdebar, tapi keringat dingin juga membasahi tangan gue. Ini pertama kalinya gue memulai pembicaraan setelah hampir sebulan saling menghindar. Tapi gue pun tidak mau menundanya lagi. Masalah ini harus dibicarakan sekarang sebelum semuanya semakin berlarut.

Gue ketuk pintu kamar. Agak aneh sih, padahal gue bisa saja langsung masuk. Tapi lagi-lagi karena terlalu gugup gue jadi bertingkah absurd.

"Mas, ayo makan malam!"

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang