Ten

2.7K 96 13
                                    

Mata gue terbuka karena sayup-sayup terdengar suara tangisan. Laki gue nangis? Dengan berusaha mengumpulkan kesadaran, gue mendongak. Mas Dae masih terlelap, dia tidak menangis. Gue kembali memejamkan mata, berat rasanya mau bangun. Laki-laki yang mendekap gue saat ini menyetubuhi gue hingga jam 3 pagi, sialan kan?!

Beberapa menit kemudian, suara tangis itu kembali terdengar. Gue berusaha memusatkan pendengaran, suara tangisnya seperti anak kecil. Apart ini kan kedap suara, kalaupun anak tetangga yang menangis tidak mungkin terdengar. Tetiba gue merinding.

"Mas...mas...mas...bangun!" gue tepuk pelan pipi Mas Dae. Dia melenguh sambil mengerjapkan matanya.

"Apa?" suara serak khas bangun tidurnya mengalun dengan mata yang masih agak tertutup.

"Mas, ada suara anak nangis. Aku takut ih!"

"Anak nangis apa? Kamu mimpi mungkin. Ayo tidur lagi, aku masih capek banget!" dia malah semakin memeluk gue erat. Sebelah kakinya sudah naik ke pinggang gue.

"Mas, aku ga mimpi. Coba deh dengerin!" gue kembali menyentuh pipinya.

"Hmmm"

"Maasss! Kalau cuman aku yang denger malah makin nyeremin iihh!!" gue mulai merengek sambil menyembunyikan kepala di dadanya.

"Sayang, sekarang udah jaman modern. Hape aja kameranya udah tiga, kamu kok masih mikirin hal mistis ga jelas!"

"Dengerin dulu! Coba dengerin!"

Mas Dae mulai diam dan memusatkan konsentrasinya.

"Eh iya sayang, ada anak nangis."

"Nah kan! Takut, Mas!"

"Nyaring lho, kayak deket ya! Tetangga ada yang punya anak kecil?"

"Mana aku tahu! Apart kan kedap suara mas, mana mungkin dari tetangga kedengaran sampai sini!"

"Lha terus?"

"Mas aku takut! Baru kali ini ada suara-suara gini!"

Kami sama-sama terdiam. Suara tangisan itu benar-benar terdengar nyaring. Seperti tangisan anak laki-laki, seperti pernah dengar warna suara ini, seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran gue, sepertinya...

"ASTAGAAA!!! SEOJUN!!!"

Gue segera mendorong Mas Dae menjauh. Berlari kecil ke kamar mandi untuk mengambil bathrobe, paling cepat dan simpel daripada pakai baju. Iya, kita berdua masih polosan hehehe

Secepat kilat gue membuka pintu dan turun menuju kamar tamu. Sampai di pintu kamar tamu, gue kembali merutuki tingkah Mas Dae yang keterlaluan. Kamar ini dikunci!!!

Ceklek

"Mommyyyyyyyyy!!!! Huuwaaaaa hiks hiks Mommyyy!!"

Seojun langsung saja memeluk pinggang gue.

"Maaf ya sayang, Mommy lupa kalau Seojun tidur disini! Maaf ya!" ucap gue sambil berjongkok dan mendekapnya erat.

"Ojun takut hiks hiks. Ojun bangun tapi sendirian! Ojun takuutt hiks hiks hiks!"

"Maaf ya, maafin Mommy! Cup cup cup sudah jangan nangis, kan sudah ada Mommy sekarang." gue usap rambut belakangnya sambil sebelah tangan menepuk punggungnya lembut.

Gue dengar langkah mendekat. Langsung saja gue lepas pelukan Seojun dan berdiri menghadap Mas Dae.

"Mas ini apa-apaan sih! Kenapa pintunya dikunci dari luar??!! Kalau Seojun kenapa-kenapa di dalam gimana??!!!"

"Maksud aku kan biar dia ga ganggu kita. Ya maaf!"

"Pantesan dia nangis, ternyata pintunya ga bisa dibuka!"

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang