Forty Five

1.7K 109 19
                                    

"Hai!" sapa gue saat melihat Jaehyun sudah berada di depan pintu.

Bukannya membalas sapaan gue, dia malah menatap gue dari bawah ke atas dengan mulut setengah menganga. Tatapannya berhenti tepat di wajah gue, masih dengan kedua bibirnya yang terbuka. Untung ini orang cakep, misal buluk mungkin udah persis ikan mas koi di selokan rumah-rumah Jepang.

"Jae?" sapa gue lagi sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"..."

"Jae, lo kesambet?"

"..."

"Yaaakk!! Jung Jaehyun!!!!" habis sudah kesabaran gue, kena gas pol kan.

"Hah? Ya..oh ya!" sahutnya tergagap sambil mengatupkan kedua bibirnya.

"Lo kesambet?"

"Hah? Oh enggak!"

"Hah heh hah heh mulu lo, kenapa sih?"

"Lo...lo cantik banget, Na!" ucapnya sambil mengusap tengkuk yang gue yakini pasti tidak gatal.

Gue jelas menelan ludah kasar. Bukan karena pujiannya, tapi karena gue sadar semua obrolan ini didengar banyak orang. Hanya bisa berdoa semoga laki gue sabar mendengar semua yang bakalan terjadi hari ini.

"Thanks," jawab gue singkat.

Jaehyun ga tahu aja semalaman gue berdebat tentang baju apa yang akan dipakai hari ini. Tentu saja Mas Dae bersikeras menyuruh gue memakai pakaian tertutup, sementara Kak Dyo menyarankan gue untuk memakai pakaian agak terbuka. Mendengar saran itu, jelas laki gue kembali murka, hampir aja dia kembali tidak menyetujui rencana ini.

Sampai akhirnya gue mengalah untuk memilih gaun yang lebih manusiawi, itupun dengan tambahan scarf agar area leher dan bahu gue sedikit tertutupi. Andai gue punya jubah, mungkin Mas Dae akan ngotot untuk meminta gue memakai itu.

"Kimi mana? Kok sepi?" tanyanya sambil melongok ke dalam.

"Dari semalem dia nginep di rumah Bang Suho, sekalian lah gue nitip ke mereka buat hari ini".

"Ooh. Abang lo tahu kalau lo pergi sama gue?"

"Hmmm secara teknis dia cuma tahu kalau gue mau hangout sama temen kuliah hehehe!" jawab gue dengan cengiran di akhir.

"Suami lo?"

Gue hanya menggeleng sambil kembali tersenyum canggung.

"Kenapa? Ga dibolehin ya?"

"Pergi sekarang yuk! Udah laper!" sahut gue berusaha mengalihkan pembicaraan. Bukan karena takut berbohong pada Jaehyun, tapi gue takut kebohongan rekayasa ini bisa terbongkar. Jangan lupa kalau kemampuan akting gue payah.

Jaehyun hanya mengangguk dan mendahului gue menuju mobil. Kembali, gue mengucapkan terima kasih saat dia membukakan pintu penumpang untuk gue.

"Mau makan siang dimana?" tanyanya saat mobil sudah melaju menuju pintu keluar gerbang perumahan.

"Terserah,"

"Ke resto langganan gue mau?"

"Boleh, enak kan?"

"Jelas. Selera gue ga perlu diragukan!" jawabnya yang gue balas dengan senyum ringan.

Jantung gue berdegup kencang. Bener-bener takut kalau Jaehyun curiga. Telapak tangan gue dari tadi terus berkeringat. Berulang kali gue meyakinkan diri kalau tidak ada hal yang buruk akan terjadi, semua pasti baik-baik saja. Tak jauh di belakang mobil ini ada suami dan kakak gue yang terus mengawasi gue kan?

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang