Twenty Seven

2K 111 30
                                    

Benar saja, saat gue masuk apart sudah ada Mas Dae di dalam. Dia segera berlari kecil menghampiri gue yang baru menutup pintu.

"Kamu darimana?"

Sama seperti semalam atau tadi pagi, gue tetap diam setiap Mas Dae mengajak bicara. Hanya anggukan atau kata "ya / tidak" yang terlontar dari mulut gue. Intinya mah, gue masih emosi.

"Darimana, Yang?!"

Mulai meninggi nih nada suaranya.

"Cari angin,"

"Sendirian?"

"Sama siapa lagi?"

Bisa gue dengar Mas Dae menghela nafas kasar. Bodo amat! Gue segera naik. Melakukan ritual bebersih badan dan berganti baju yang lebih nyaman.

Gue pun turun menuju dapur. Meski marah dan malas berbicara dengannya, gue tetap melakukan tugas sebagai istri. Tadi pagi pun gue tetap menyiapkan baju dan sarapan untuknya. Sekarang gue juga berniat memasakkannya makan malam. Gue sendiri juga lapar. Sialan Bang Suho, main nyuruh pulang aja gue ga ditawari makan dulu!!

Ketika sedang memfokuskan diri ke daging dan sayur yang saat ini sedang gue potong, agak terkejut ketika sebuah lengan kekar melingkar di perut gue. Mencoba bersikap sebiasa mungkin, gue tetap melanjutkan kegiatan memasak. Cepat selesai, cepat makan, gue bisa cepat tidur agar tidak terus-menerus melihat lelaki ini. Sumpah, males banget gue!

"Aku tahu kamu marah, karena Wendy kan?"

Itu lo tahu!!! Harusnya dari kemarin lo nyadar diri!!!

"Sedikit pun aku ga pernah jatuh cinta sama Wendy. Berulang kali dia menunjukkan ketertarikannya padaku, tapi dengan sangat baik aku selalu bilang kalau aku sudah punya pilihan sendiri".

Ya ya ya, terusin aja kalau ceramah! Gue dengerin nih sambil ngoseng daging. Sebelum daging lo yang gue oseng!!!

"Yang, jangan lama-lama ih kalau marah. Ga enak banget kamu cuekin gini!" ucapnya dengan nada manja sembari mendudukkan dagunya di bahu gue.

"Yang,"

"..."

"Sayang,"

"..."

"Nana sayang,"

Tuh kan mulai kurang ajarnya!!! Itu bibir kebiasaan banget pake jalan-jalan di sekitar ceruk leher sampai rahang. Belom aja pala lo gue getok pake pisau daging ya!!!

"Mommy-nya Baby Kim,"

"..."

"Sayangnya Jongdae,"

"..."

"Ya Tuhan, kamu mau marah sampai kapan, Yang??!!"

"Lepas!" gue berusaha melepas tangan di perut. Selain karena mulai begah dipeluk seerat ini, masakan pun udah matang. Gue mau ambil piring saji.

Tapi dasar laki gue pun keras kepala, dia malah semakin mengeratkan pelukan.

"Ga mau!!"

"Aku mau ambil piring. Mau makan, laper!! Minggir!!"

Semakin keras gue mendorong lengannya, dia semakin mengeratkan kaitan tangannya di perut gue.

"Ga mau!!!"

Oke baiklah, habis kesabaran gue.

"Yaudah, kamu makan aja langsung dari wajan!! Ga usah pake piring!!! Makan sambil berdiri gini aja!!!"

"Kok kamu malah bentak-bentak sih?"

"Siapa yang mulai??!!"

Dia memutar badan gue menghadapnya. Sebelah tangan menarik dagu gue agar menatapnya.

(after) Married You ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang