"Peluk aku." Bisik Hera.

"Dia benci aku dekat dengan pria lain."

Derek melirik wajah dingin Hera dalam-dalam.
Wanita itu mungkin tidak sadar, tapi raut wajahnya saat ini terlihat penuh keputus asaan.

Ragu-ragu Derek menghela, segera memindahkan tangannya pada pinggang Hera dan menariknya ke dekapannya. Dia lalu menunduk pada cekungan leher Hera untuk menunjukan hubungan dekat mereka dan setuju mengikuti permainan yang diinginkan wanita itu.

"Cukup!"

Hanya butuh lima menit hingga apa yang direncanakan Hera terlaksana, lagi, untuk kesekian kalinya.

Sean yang sudah berdiri di belakang mereka merenggut paksa tangan Hera dari Derek, memisahkan mereka berdua dengan tergesah lalu segera membawa Hera untuk mengikuti langkah besarnya yang tidak sabaran.

"Lepaskan aku!"

Hera menyentakan tangannya dengan kuat dan melepaskan cengkraman Sean.

"Apa kau punya kebiasaan menyeret perempuan sesuka hatimu?"

Bisikan orang-orang di sekitar terdengar riuh. Sikap Sean yang seperti ini malah menimbulkan pertanyaan besar atas apa yang telah terjadi antara dirinya dan Hera.

Mereka tidak pernah menduga bahwa seorang Sean bisa-bisanya meninggalkan kekasihnya hanya untuk Hera.

"Kita harus bicara." Perintah Sean.

"Tidak mau."

"Hera!"

"Kenapa aku harus mengikutimu? Apa untungnya? Kau sadar kan, aku bukan kekasihmu. Kita tidak punya hubungan apapun, Sean Aldarict!"

Wajah Sean mengeras. Dia sudah sering mendengar perkataan itu diucapkan Hera, tapi setiap kali wanita itu mengatakannya lagi, emosi Sean memuncak seakan kalimat itu berhasil menyakitinya dan membuat dadanya terasa sesak karena terhimpit beban berton-ton lebih.

Kendati demikian, perkataan itu tidak salah, Hera tidak menyatakan kesalahan.

Sean memang tidak berhak melakukan hal seperti ini pada Hera, mereka memang tidak memiliki hubungan apapun, tidak ada satupun alasan untuk Sean merasa telah di khianati... dan Sean begitu membenci dirinya sendiri untuk semua alasan itu.

"Jika sikapmu seperti ini, orang-orang akan berpikir aku sedang berusaha merebutmu dari Aileen." kata Hera.

Suara-suara orang di sekitar menyahutinya setuju.

Dia melirik meja Sean di bagian belakang, penasaran, ingin sekali tahu ekspresi seperti apa yang ditunjukan oleh kekasih pria itu saat melihat kejadian memuakan seperti ini di depan matanya.

Tapi Hera justru mendapati meja yang sebelumnya Sean tempati sudah kosong, Aileen, kekasih pria itu tahu-tahu entah sudah pergi kemana.

"Dimana—"

"Sudah cukup."

Sean menyela Hera yang berniat bertanya. Pria itu kembali menarik tangannya dengan keras, mengabaikan semua orang disekitar yang lagi-lagi terkejut melihak ke-possessive-an Sean pada Hera, dan membawa wanita itu meninggalkan ruangan ballroom begitu saja.

***

Hera terseok-seok mengimbangi langkah besar Sean yang tanpa henti.

"Sean, tunggu!"

Dia beberapa kali mencoba menarik tangannya dan memperlambat langkahnya untuk menghentikan pria itu. Tapi Sean tampak tidak peduli, dia tetap menarik Hera dengan keras dan baru memelankan langkahnya ketika mereka sudah sampai di lorong belakang hotel yang terlihat jarang di lalui orang-orang.

at: 12amWhere stories live. Discover now