PART 51

2.4K 123 9
                                    

Up lebih awal😚

Rossa feat Pasha ~ Terlanjur cinta💙❤


Selamat membaca🤗

...

“Mas, aku mohon..” lirihnya. “Jika kau tidak ingin bebas demi aku, aku mohon padamu, beb—bebaslah demi—hiks hiks, demi—anak kita, Mas.”

Raihan tertegun, ia menatap Ira yang juga tengah menatapnya. Air mata itu entah kenapa menusuk hatinya. Raihan ikut mensejajarkan dirinya, seolah-olah tadi ia tidak mendengar apa yang di ucapkan istrinya.

“Anak?”

Melihat dan mendengar respon dari suami sekaligus klientnya itu membuat Ira tersenyum dalam tangisnya. Raihan mau berbicara dengannya. Kemudian, ia mengangguk dan membelai pipi yang tidak lagi mulus itu.

“Iya, Mas. Bertahanlah demi anak dalam kandunganku ini. Anak kita, Mas.” Ira mendekatkan tangan Raihan pada perutnya, Raihan memejamkan matanya merasakan rasa yang tidak dapat dia gambarkan. Hatinya penuh, kembali hidup seketika. Senyumnya mengembang.

"Ini, anakku?" tanyanya ragu. Ira memukul bahu suaminya berkali-kali, Raihan mengaduh sakit. Apa maksudnya bertanya seperti itu? Menyebalkan!

"Ini anakkmu, Mas. Kau menyebalkan sekali! Huaaa..."

Mendengar tangis istrinya, Raihan langsung merangkulnya. Memeluknya erat. Setelah tangisnya selesai, Ira kembali bersuara.

“Kau tahu, Mas. Saat aku ingin makan rujak mangga? Saat itu aku ngidam, Mas. Dia sudah hadir saat itu.” mereka duduk di kursi, Raihan masih setia memegang perut itu. Ira kembali melanjutkan ceritanya. “Saat kau tidak pulang, aku merindukanmu. Aku sengaja tidak memberitahumu, Mas. Maafkan aku.”

Tangannya berhenti mengusap perut istrinya, menatap mata yang masih setia mengeluarkan cairan bening itu.

“Kenapa?” tanyanya sambil meneliti setiap inci wajah itu.

“Kau tidak ingat, Mas? Aku sudah menyiapkan kejutan untukkmu. Saat aku tahu kalau hasil testpack itu positif, aku pergi ke rumah sakit untuk mengecek kebenarannya. Dokter mengatakan kalau aku benar hamil. Aku meminta foto hasil USG dan juga surat keterangan hamil dari dokter. Menyimpannya dengan rapi sebagai kado ulang tahunmu.”

“Ulang tahun?”

Ira menepuk pundak suaminya. “Kau tidak ingat? Akupun ingat saat Mama memberitahukan ku dua minggu sebelumnya. Tiga hari setelah kau menyuruhku pergi, itu adalah ulang tahunmu. Tunggu sebentar.” Ira merogoh tasnya, mencari sesuatu.

“Ini.” katanya menyodorkan dua buah bingkisan kecil pada Raihan. “Ini adalah kado ulang tahunmu." Ira menyodorkan dua bingkisan di tangan kanan dan kirinya. 

"Yang di tangan kananku adalah hadiah dariku, dan yang di kiri adalah hadiah untuk kita berdua.”

Raihan meraih bingkisan berbentuk kotak yang ada ditangan kanan istrinya, dibuka dan terlihatlah jam tangan dengan harga yang tidak murah. Raihan tersenyum.

Kemudian, membuka kado kedua, kotak persegi panjang itu dibuka dan tampaklah sebuah surat dan gulungan foto USG. Tak terasa, air matanya jatuh. Ia menangis, merosot ke lantai. Ira merengkuh tubuh suaminya. Memeluknya erat, tidak akan membiarkannya sendiri lagi.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now