PART 31

2.4K 110 0
                                    

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Seorang gadis menggunakan dress selutut dengan rambut tergerai indah memandang lurus pada sebuah objek yang membuat dirinya tidak tahan ingin menggencarkan aksinya.

Tinggal menunggu lelaki berjas rapi itu pergi dan Ia akan segera mengambil alih tugasnya. Setelah di rasa lelaki itu sudah pergi, Ia langsung mengikuti perempuan yang akan memasuki rumah mewah itu.

“Kamu tidak lupa dengan ucapan ku minggu lalu kan Humaira?”

Ira yang baru saja di sebut namanya langsung menoleh dan melihat Bella dengan tatapan songongnya. Perempuan itu selalu saja membuatnya tidak mood.

“Aku tidak lupa, mau apa kau kemari?” jawab Ira tak mau kalah.

Bella tersenyum sinis, tidak suka dengan Ira yang berani melawannya.

“Aku ingin membuat perhitungan denganmu.” Katanya sambil menarik tangan Ira masuk ke dalam mobilnya. Disana ada Amara yang sudah menyambutnya dengan membawa tali dan langsung mengikat tangan Ira, begitupun dengan kakinya. Mulutnya di sumpal dengan kain agar tidak berteriak. Bella tersenyum senang.

Mobil berjalan entah kemana. Ira yang tidak melawan sedari tadi hanya bisa pasrah dan mengikuti permainan Bella. Sebenarnya Ia sedikit takut, tapi Ia tidak ingin menampakkannya pada perempuan itu. Hingga sampailah mereka pada sebuah rumah yang terlihat sepi dan tak berpenghuni.

Ira di bawa masuk kesana dan betapa terkejutnya Ira melihat banyak penjaga yang sudah menunggunya. Di sebuah kamar kosong, Ira di bawa masuk kemudian di dorong begitu keras hingga tersungkur. Ia merutuki dirinya yang tidak melawan saat di tarik paksa tadi.

“Kurang kerjaan banget tu orang. Maksudnya apa coba?” kata Ira santai dan menghiraukan apa yang Bella lakukan padanya. Jika Ia terlihat lemah di hadapan perempuan itu, Ia akan terus di tindas dan tentunya perempuan itu akan senang. Ira tidak ingin itu terjadi, makanya Ia tidak perduli dengan Bella.

Pagi berganti menjadi siang, hingga saat itu pula Ira masih terkurung di sebuah kamar yang gelap. Entah ini pukul berapa, tapi azan zuhur sudah berkumandang sejak tadi namun Bella juga belum kembali. Ira sudah berusaha menggedor pintu namun nihil, penjaga itu tidak mau membukakannya pintu. Ia hanya bisa pasrah dan terus beristigfar dengan apa yang menimpanya.

Suara pintu terbuka membuat Ira terkejut, ternyata dua penjaga yang menggunakan topeng masuk membawa nampan berisi makanan.  Apa-apaan ini? Kemana Bella?

“Makanlah, bos kami tidak ingin kau mati kelaparan.” Kata salah seorang penjaga itu kemudian beranjak pergi.

“Tunggu tuan, aku ingin solat.” Ucap Ira tanpa rasa takut.

Kedua penjaga itu saling tatap, entah apa yang di pikirkan mereka.

“Baiklah, ayo aku antarkan ke kamar mandi.”

Ira dengan senang hati mengikuti salah satu di anatara mereka. Setidaknya setelah solat Ia akan memikirkan cara untuk bebas dari tempat ini.

Setelah solat zuhur Ira memakan makanan yang tadi penjaga itu bawakan untuknya, rasa lapar di perutnya sudah tidak bisa untuk di ajak konfromi. Ia juga tidak ingin menyia-nyiakan makanan yang sudah ada. Bayangkan saja, di luar sana banyak orang yang bahkan tidak bisa makan. Membayangkannya saja membuat Ira berkaca-kaca. Ia mulai menyantap makanan yang sudah di berikan.

“Kau masih tidak berubah pikiran Humaira?” suara perempuan yang di tunggu-tunggu mengganggu pendengarannya. Siapa lagi kalau bukan Bella.

Menghiraukan Bella, Ira tetap menyantap makanan yang di berikan dan membuat Bella semakin kesal.

HUMAIRA (END)√Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ