PART 5

3.5K 177 0
                                    

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu. Besok adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Humaira, karena besok adalah hari pernikahannya dengan Rico. Gadis itu tampak malu-malu saat berada di ruang keluarga yang sudah dipermak dengan berbagai macam hiasan.

Kali ini Humaira sedang di pakaikan henna oleh bibi yang sudah dianggap seperti Ibunya. Senyuman manis tak lepas dari wajahnya.

“Cantik sekali anaknya Ibu” Ujar Arini saat melihat henna yang digunakan pada Ira sudah selesai.

“Tentu saja cantik, dia kan anakku” sahut Dika yang menghampiri Ira yang duduk bersama wanita-wanita yang sudah tidak lagi muda.

“Sayang sekali ya, kakaknya tidak bisa hadir di acara pernikahan adiknya” seru Arini pada Dika.

Dika yang melihat wajah putrinya menunduk langsung menggenggam erat bahu putri kesayangannya.

“Sebulan setelah pernikahan adiknya dia akan pulang” Dika tersenyum pada Ira dan gadis itupun sama.

“Jangan bersedih di hari bahagiamu nak” sahut Arini yang melihat mata Ira berkaca-kaca.

“Tidak bu, Ira tidak bersedih. Ira bahagia” kata Ira sambil memeluk ayahnya.

Suasana haru menghampiri ruangan kecil itu, bagaimana tidak? Seorang putri kecil yang dulu manja dengan cepat tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, periang, walaupun masih dengan sifat manjanya. Tidak ada yang menyangka gadis kecil itu akan menikah secepat ini.

Gadis yang dulunya suka berkelahi dengan laki-laki itu kini sudah berubah menjadi gadis yang anggun. Walaupun tomboynya akan keluar disaat-saat tertentu. You know lah, wkwk.

...

“Bagaimana? Semua senjata dan anak buah ku sudah siap?” tanya Raihan pada Gilang.

“Sudah Rei, kita tinggal menunggu fajar terbit dan semuanya akan mati” jawab gilang denga wajah yang datar tanpa ekspresi.

“Bagus, kita akan berpesta besok. Aku sudah tidak sabar” ujar Raihan.

Raihan terdiam sejenak dan berjalan menuju jendela apartemennya.

“Dimana kamu berada? Kamu sungguh mengganggu pikiranku, hah!”

...

Pukul 02.47 Ira terbangun dari tidurnya. Nafasnya tidak beraturan seperti orang yang baru saja selesai lari maraton. Keringat bercucuran dan tangannya gemetar hebat.

“A..Apa itu tadi? Mimpi itu seperti nyata” gumamnya.

Ia melirik ke arah jam dinding di kamarnya. Gadis itu bergegas menuju kamar mandi dan berwudhu. Ira sering melakukan solat malam, dan saat seperti ini Ia memohon pada Sang Pemilik  diri bahwa semoga apa yang di alaminya di mimpi tadi tidak terjadi.

“Itu hanya bunga tidur Ra, iya hanya mimpi” gumamnya disela-sela doanya.

Usai solat subuh gadis itu membersihkan diri. Karena setelah subuh Ia akan didandani oleh perias yang sudah menunggunya.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now