PART 12

3.4K 185 2
                                    


Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

“Akan ku balas kau......!!!” gumam Ira sambil merasa kesal pada apa yang terjadi barusan padanya.

Ia sangat malu saat diperlakuakan seperti itu. Ia ingin membalasnya dengan hal yang pernah Ia lakukan.

Setelah selesai membersihkan diri dan berwudhu, gadis itu melihat sekeliling ruangan dan mendapati Raihan sedang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dengan meluruskan kakinya dan tidak boleh ketinggalan laptop di pahanya.

“Cepat mandi dan berwudhu” perintah Ira pada Raihan.

“Kenapa?” tanya Raihan sambil menengok ke arah Ira.

“Imami aku lagi” katanya.

Raihan membuang nafas kasar, “Kau ini, bukankah kau bisa melakukannya sendiri?” kata Raihan tegas.

“Bukankah kau bilang kalau kau adalah suamiku? Harusnya kau tahu apa tugasmu itu, kau adalah imam disini. Bukankah seperti itu tuan?” kata Ira datar.

Raihan meletakkan laptopnya di atas nakas, kemudian Ia menarik tangan Ira hingga mereka terjatuh diatas kasur, gadis itu menindih tubuh kekar Raihan.

“Aku sudah melakukan tugas ku kemarin dan sekarang bisakah aku meminta hak ku?”

Mendengar kata-kata itu membuat jantung gadis itu memompa dengan cepat.

Apa tadi? Hak? Bahkan Ia lupa kalau sekarang Raihan adalah suaminya.

Tapi bukankah itu hanya pernikahan terpaksa yang hanya diinginkah oleh Raihan? Apa yang di pikirkan pria ini sungguh gila.

“A-aku..”

“Kenapa?” potong Raihan.

Gadis itu bangkit dari tubuh Raihan dan menyilangkan tangannya didepan dadanya. Dengan susah payah Ia meneguk ludahnya dan berusaha menenangkan hatinya.

Memang benar ini yang dinamakan senjata makan tuan, Ia selalu terjebak dalam rencananya sendiri dan seketika menjadi orang bodoh saat bersama dengan Raihan.

“Seorang wanita mengingkan suami yang bisa membimbing dan menegurnya ketika Ia salah, menggapai Ridho dari Allah dan tentunya seorang wanita ingin dimuliakan. Seorang wanita menginginkan suami yang bisa menjadi imam yang bisa menuntunnya kejalan yang Allah Ridhoi. Kau mengatakan aku adalah istrimu dan harusnya kau bisa membimbingku" ada jeda seperkian detik, "untuk masalah hak....” gadis itu menggantungkan ucapannya,

“maaf, aku tidak bisa mencintaimu, karena...”

“Aku sudah membunuh mantan calon suami mu?” lanjut Raihan.

Humaira terdiam. Entah kenapa saat Raihan menyebut kata-kata itu membuat hatinya sedikit ngilu. Raihan memperhatikan kediaman gadis yang notabennya adalah istrinya itu. Tanpa disadari Raihan kembali mencium bibir gadis itu.

“Aku akan membuatmu jatuh cinta dengan caraku” bisik Raihan yang membuat gadis itu sulit menelan ludahnya.

“Aku akan mandi, ulangilah wudhumu” ujar Raihan membuat Ira tersadar bahwa tadi lelaki itu menciumnya lagi.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now