PART 50

2.1K 126 17
                                    

Minta tolong komentarnya ya, kak.😘
Tentang cerita ini pastinya, jangan next atau lanjut gitu😭
Aku bingung jadinya, siapa tahu ada typo atau apalah. Mohon di koreksi ya, kak. Siapapun yang membaca cerita ini.😚😚

Matur tampi asih, semuanya😍💙❤

Selamat berbuka. Eh, membaca maksudnya🙈😂🤗

...

“Ra, yang kuat, ya. Aku yakin nanti kak Raihan pasti mau berbicara padamu.” Bujuk Hasya pada sahabatnya itu. Mereka sedang di kedai tempat mereka biasa bertemu. Ira menceritakan semuanya pada Hasya karena sesak yang teramat. Tidak tahan jika menyimpannya sendirian.

Suara dering handphone berbunyi, tanda panggilan masuk dari handphone Hasya. Gadis itu cengengesan kemudian mengangkat teleponnya.

Hallo, Assalamualaikum. Kamu sedang bersama Ira?”

“Waalaikumussalam. Iya, aku sedang di kedai bersama Ira.”

Aku akan kesana sebentar lagi.”

“Baik, aku tunggu.”

Panggilan terputus. Ira bertanya lewat sorotan matanya. “Dari Yudha.” Katanya kemudian muncul sirat merah dipipinya. Ada yang aneh, apakah mereka—? Ah, masa sih? Batin Ira bertanya-tanya.

“Kalian—ada hubungan apa?”
Hasya gelagapan, nahkan. Kalau sudah begini siapa yang tidak menaruh curiga dengannya. Dasar Hasya, gadis yang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Ira.

“Sebenarnya, aku dan Yudha—kami—akan bertunangan, Ra.” Tuturnya.

“Oh, bertunangan.” Jawab Ira santai. Ira memakan stik kentang yang dipesan. Tapi, tunggi. Apa tadi? Hasya dan Yudha? “APA? KALIAN BERTUNANGAN!?”

“Ira, jangan kenceng-kenceng ngomongnya, dilihatin orang-orang, tuh.” Katanya sembari menundukkan kepalanya, meminta maaf pada orang yang melihat mereka.

“Kalian kapan deketnya? Kok bisa?”

“Hehe, kamu kan sering ngajak aku kalau ketemu mereka. Jadinya, ya gitu deh.” Jawab Hasya sekenanya.

Yudha benar-benar. Main sosor-sosor aja tanpa bilang padanya. Awas saja nanti kalau dia datang, akan kupukul dia, desisnya. Ia tahu kalau Yudha orang yang baik, dari tatapannya saat pertama kali dipertemukan dengan Hasya juga berbeda. Untuk pertama kalinya ia melihat itu semenjak mengenal Yudha. Tapi, bukankah itu bagus? Misinya mendekatkan dua orang itu berhasil. Dia bersyukur bisa melihat kedua sahabatnya akan bertunangan.

Tak lama kemudian, Yudha datang bersama Gilang. Melihat Yudha, Ira langsung melotot pada Hasya yang tersenyum pada Yudha. “Tatapannya ukhti, astagfirullah.” Detik berikutnya Hasya beristigfar, kemudian ia terkekeh. Ada-ada saja tingkahnya.

“Yudha, kemari kau!” Ira mengintrupsi Yudha duduk di dekatnya. Apa-apaan dia, tidak bilang kalau hubungannya dengan Hasya sejauh itu, sekarang malah mau deket-deket Hasya. “Kau tidak memberitahuku? Hubunganmu sudah sejauh itu dengan sahabatku dan kau hanya diam saja? Kurang ajar sekali kau, bocah!” makinya pada Yudha, ia memukul Yudha dengan tas selempangnya. Rasakan saja amukan Ira.

“Hubungan apa, Ra?” tanya Gilang yang kebingungan melihat Yudha dipukuli. Padahal tadi ia tertawa melihat Yudha dipukuli, sekarang kenapa malah seperti orang bodoh?

“Mereka akan bertunangan!”

Gilang menganga, bertepuk tangan tanda kalau dia salut pada lelaki itu. “Hebat. Kau diam-diam mengincar Hasya rupanya. Jomblo karatan.” desisnya.

HUMAIRA (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang