PART 22

3.2K 176 13
                                    

Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Hari ini Ira sudah siap dengan gamis biru muda dan hijab yang senada. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kirana kemarin Ia akan menginap disana. Awalnya Ira menolak, tapi karena Kirana menelpon Raihan dan berbicara padanya membuatnya tidak bisa menolak permintaan seorang Ibu.

Tadi setelah dari firma Ia langsung pulang karena Raihan menelponnya terus menerus. Mereka bertukar nomor telepon semalam, lebih tepatnya Raihan menulis nomornya sendiri di handphone Ira dan menyalin nomor Ira tanpa sepengetahuan dari Ira.

Makhluk Menyebalkan is calling...

Ira mengabaikan panggilan itu dan lebih memilih untuk turun dari apartemen karena Raihan menunggunya disana. Saat mengetahui nomor Ira sedari tadi Ia terus saja menelpon dan membuat Ira jengkel.

Sebenarnya bukan itu nama yang ada di kontak Ira. Raihan memberikan nama di kontak itu dengan Pacar Halal dengan emoticon love di sampingnya, sontak membuat Ira kaget dan mengganti nama itu dengan Makhluk Menyebalkan dengan emoticon fire.

Walaupun kemarin Ia sempat merasa bersalah, tapi keesokan harinya Ira bersikap lain. Namanya juga karena kesal dan banyak pikiran, lagipula mulutnya masih bandel untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan.

"Sudah ku katakan jangan menelpon ku! Aku tidak suka." Gerutunya saat sudah di dalam mobil bersama Raihan. Ia duduk di samping Raihan dan tidak berhenti ngedumel.

"Kau lama." Ujarnya.

"Aku kan bekerja, tadi gara-gara kau-- Huaaahhh, menyebalkan!" Katanya sambil menormalkan rasa jengkelnya.

Sedari tadi Raihan gemas dengan tingkah Ira yang seperti itu, dengan kekuatan kilatnya Raihan menarik kedua pipi yang menurutnya menggemaskan itu. Yang di cubit berontak dan yang mencubit terkena pukulan namun tak di hiraukan. Raihan tidak peduli walaupun Ira marah, yang penting keinginannya untuk mencubit pipi istrinya tercapai.

Sampai di rumah yang sangat besar dengan kolam ikan di dekat taman dan bunga mawar yang begitu indah membuat Ira kagum pada rumah ini. Tak hanya besar, namun juga terawat. Tak hanya itu, di samping kiri rumah itu terdapat air mancur yang lumayan besar. Rumah dengan cat biru muda itu membuat Ira mengangguk-angguk kecil.

"Assalamualaikum, ternyata menantuku sudah datang." ujar Kinara saat melihat Ira yang di bukakan pintu oleh Raihan. Kinara yang sedang menyemprot bunga kesayangannya pun langsung menghentikan kegiatannya. Ira hanya tersenyum canggung kemudian membalas pelukan mertuanya itu. Kinara mengabaikan Raihan yang akan memeluknya dan membawa Ira masuk melihat seisi rumah.

"Aku seperti asing disini, bukankah kemarin Mama menyuruhku pulang? Kenapa sekarang di abaikan?" gerutunya.

Ira memperhatikan rumah mewah itu, memperhatikan rumah yang terjaga rapi. Tampak ada beberapa foto yang menarik perhatian Ira, foto Raihan, Mama mertuanya, dan satu lagi yang di yakini Ayah mertuanya. Ia mengamati foto itu dalam-dalam, disana Raihan tersenyum sambil merangkul kedua orangtuanya dan masih menggunakan seragam SMA. Wajahnya memang tampan dari dulu, dan sekarang bahkan lebih.

Raihan masuk dengan kesal, namun Ia senang saat melihat interaksi antar Istri dan Mamanya. Senyumnya tak dapat lepas kali ini.

"Kak Reyyy.." pekik suara seorang wanita dari lantai dua rumah ini. wanita itu berhambur memeluk kakaknya dan meluapkan rasa rindu disana. Ira seperti tidak asing dengan suara itu, Ia berjalan ke arah Raihan dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Raihan berpelukan dengan Via. Adiknya.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now