PART 37

2.7K 140 3
                                    

Selamat Membaca🤗

...

Jihan berjalan sempoyongan menuju kamar kosnya. Walaupun ia dari keluarga kaya, tapi ia tidak pernah mau menggunakan uang orang tuanya, hanya berfasilitas motor yang kata Mamanya sebagai hadiah ulang tahunnya. Ia memilih tinggal si kosan karena keinginannya sendiri dan juga teman-teman kampusnya tidak ada yang tahu akan hal itu. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa karena orang tuanya. Jihan memang orang yang keras kepala dan sangat di manja oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itulah ia lebih memilih ngekos daripada tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah mewah itu.

Menurut Jihan, pertemanan itu bisa dengan siapa saja. Dulunya teman-temannya berteman dengannya karena memandang status sosial. Dan sekarang ia bebas berteman dengan siapa saja.

Tentang perasaannya pada Farhan, itu terjadi saat Farhan dan temannya berkunjung ke kampus tempat Jihan kuliah. Hari itu Jihan datang terlambat karena bangun kesiangan dan sialnya ban motornya pecah. Jadilah Jihan jalan kaki ke kampus karena jarak dari kos ke kampusnya tidak terlalu jauh. Saat akan menyeberang jalan ia tidak melihat mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya dan membuat Jihan tertabrak. Untung saja hanya luka kecil di lututnya karena dengan cepat Farhan langsung mengerem mobil itu.

Kamu tidak apa-apa?” Tanya suara baritone yang baru saja menyapa indera pendengarnya. Ia menoleh ke arah suara itu dan terpaku. Lelaki di depannya ini begitu tampan, rambutnya yang terjatuh mengenai kening membuat Jihan tak berkeip sama sekali.

“Permisi, kamu tidak apa-apa?”

Jihan tersadar dari lamunannya. “Aahh i-iya tiak apa-apa.” Jawabnya sambil berdiri mengibaskan tangannya pada lututnya seraya membersihkan debu disana. “A-ku sudah sembuh saat melihatmu. Iya, seperti itu.”

Farhan menatap aneh pada perempuan di depannya ini, tapi kemudian acuh dan meninggalkan Jihan. Tapi sebelum pergi Jihan menarik baju bagian belakangnya. Farhan menoleh dan memperhatikan Jihan yang masih dengan tatapan aneh menurut Farhan. Ia mengisyaratkan Jihan untuk melepaskan tangannya.

“Oh maaf-maaf.. Kalau boleh tau siapa nama kakak?” tanyanya antusias.

“Untuk?”

“Aishhh katakan saja kak, apa susahnya sih.” Kesalnya. Begitulah Jihan dengan rasa penasarannya. Farhan mengangkat bahunya tanda acuh. Kemudian berjalan menjauh.

“Farhan.. Tu cewek gak apa-apa kan?”

“Kak Farhan!” teriak Jihan antusias, “Kak aku tahu namamu, aku akan mencari tahu tentangmu!”

“Jihan! Cepetan masuk kelas sebelum pak Tino masuk kelas.”

Astaga, ia sampai lupa kalau dosen galak yang akan mengajarnya hari ini. Farhan, ini semua gara-gara lelaki itu.

Jihan menghapus air mata yang mengalir sedari tadi. Mengingat kenangan itu membuatnya tersenyum miris.

Sejak pertama bertemu dengan Farhan membuat Jihan tertarik, dari sanalah ia terus mencari tahu tentang Farhan dan mengetahui kalau Farhan adalah seorang tentara. Rasa kagum itu bertambah hingga saat ini. Dan rasa kagum itu lama-lama berubah menjadi cinta yang sulit untuk di hapuskan.

Jihan mencari kunci kamar kosnya di dalam tas. Tubuhnya sedari tadi menggigil dan barang yang ada di tasnya berjatuhan. Hingga suara pintu terbuka di samping kamarnya membuatnya kaget.

Dita, sahabat yang sudah seperti saudarinya itu keluar dari kamarnya dan mendapati wajah pucat pasi itu. Dita langsung berhambur memeluk seseorang yang sudah seperti adiknya itu. Dita sudah memasuki semester 9 dan sebentar lagi akan wisuda, berbeda dengan Jihan yang baru memasuki semester 7. Karena sejak awal berada di kosan inilah mereka menjadi sedekat ini. Tentang keluarga Jihan? Dita pun hanya tau kalau Jihan berekonomi sama dengannya.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now