PART 35

2.9K 154 5
                                    

Ada yang rindu?
Monmaap, aku sedang sibuk akhir-akhir ini😥 Jadinya belum sempat menggarap cerita lagi. Manusia namanya.
Hehehe🙏 ^^

Selamat membaca🤗

🍃🍃🍃

Ya Allah, jika ini akhir dari segalanya aku titipkan suamiku. Semoga dia mau memaafkan aku.”

“Akkkhhhhhh…..”

Suara dentingan besi terjatuh setelah mengenai tangan perempuan yang kini sudah kelewat batas. Sedari tadi Rico sudah berada disana dan mendengarkan semua percakapan mereka. Ia tidak akan membiarkan Ira disakiti oleh perempuan gila itu. Ira bernafas lega, setidaknya Allah memberikan pertolongan padanya lewat Rico.

“Kurang ajar!! Kauuu…” Bella melihat Rico yang kini ingin mendekat. “pengkhianat! Tangakap dia!” perintah Bella pada anak buahnya.

Beberapa anak buah Bella berusaha menangkap Rico namun tidak bisa. Berbagai macam perlawanan dilakukan Rico agar tidak tertangkap oleh perempuan gila itu. Enam orang melawan satu orang, cih ini tidak adil sama sekali.

Rico hanya sendiri, tidak membawa anak buahnya karena terlalu khawatir pada Ira. di tengah perlawanannya menghadapi enam orang tersebut, sebuah pukulan mendarat di tengkuknya dan membuat Rico mengaduh. Hingga tiga kali pukulan, di bahu tengkuk, dan kaki membuat Rico jatuh tersungkur.

“Kak Rico!!!” teriak Ira saat melihat Rico terjatuh. Ia bingung, kenapa Rico bisa ada disini dan menyelamatkannya.

“Pengkhianat sepertimu tidak pantas di biarkan hidup.”

“Bella aku mohon jangan apa-apakan kak Rico.”

“Kenapa? Kau takut jika mantan calon suamimu ini mati? Begitu?” sakrasnya.

Jika saja kondisinya yang tidak seperti ini, mungkin Ira bisa menghadapinya sendiri. Tapi karena kondisinya yang begitu memprihatinkan membuatnya hanya bisa pasrah dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

Bella melangkah menuju Ira dan masih memagang pisau lipatnya. Mengeluarkan senyum jahatnya yang sudah benar-benar mirip seorang psikopat.

“Jika kau tidak tega melihatnya mati didepanmu, aku bisa menghabisimu terlebih dahulu. Dengan senang hati.” Katnya sambil melingkarkan pisau itu mengelilingi leher Ira. Amara hanya bisa menjadi penonton dan bergidik ngeri dengan Bella. Baru tahu kalau Bella bersikap seperti itu.

“Istighfar Bella. Kau sudah keterlaluan.”

“Aku belum memulainya Humaira,” lirihnya sambil menancapkan ujung pisau itu dileher Ira dengan perlahan-lahan dan membuat Ira hanya bisa menahan sakit. Tampak aliran darah merembes ke hijab yang digunakan.

“Aku baru memulainya.”

“Be-lla, sa-sakit.”

“Hentikan Bella!”

Bella menoleh ketika mengenali suara itu. Suara orang yang membuatnya melakukan tindakan gila ini, siapa lagi kalau bukan Raihan. Raihan yang baru saja melacak keberadaan Humaira lewat phonsel Bella dan beruntung sekali karena Ia masih menyimpan nomor itu.

“Humaira.” Lirih Raihan ketika melihat istrinya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Gilang yang baru saja mengikuti Raihan dari belakang melihat keberadaan Rico yang sudah pingsan. Perempuan gila ini begitu licik.

“Lepaskan istriku Bella.”

Bella tertawa sumbang, “Kau lebih memilih dia daripada aku Rey? Aku sudah melakukan semuanya demi kamu.”

“Dari awal aku memang tidak pernah memilihmu, sampai kapanpun.” Tegasnya. Raihan masih melihat istrinya yang sedang tertunduk menahan rasa sakit.

“Kau tega mengatakan hal itu disaat tante Amara sendiri yang sudah menjohkan kita Rey?”

“Tante Amara?” tanyanya bingung. Raihan mengalihkan pandangannya dan melihat ada Amara disana. Jadi selama ini Amara yang sudah membuatnya terjerat dengan perempuan gila ini? Kiranya apa yang dikatakan Bella dari awal hanya main-main saja. Gilangpun sama terkejutnya dengan apa yang dikatakan Bella. Mamanya juga terlibat dalam hal ini.

“Aku tidak tahu apa yang dikatakan tanteku padamu Bella, tapi yang aku inginkan tolong lepaskan istriku.”

Bella makin tidak suka dengan perkataan Raihan, Ia kembali menodongkan pisau pada Ira.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now