PART 29

3.3K 160 5
                                    

Selamat membaca🤗

🍃🍃🍃

Kau adalah anugerah terindah yang pernah ku miliki.

_Raihan Malik Widjaja_

...

Senja perlahan mulai tampak, terlihat cantik bertengger di ufuk barat dengan warna jingga yang seolah menghipnotis orang yang sedang memandang takjub padanya, apalagi saat berada di pantai seperti ini.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Ketika setiap detik Ia selalu memberikan nikmat yang luar biasa. Bersyukurlah dalam setiap apa yang Allah berikan, bukankah kita menerima oksigen di dunia ini dengan gratis?

Dua insan yang sedang duduk di atas pasir yang basah itu masih setia memagut tangan. Lelaki itu bersandar pada bahu perempuan yang membuatnya merasa nyaman. Memang benar kata orang-orang di luaran sana, bahu orang terkasih selalu menjadi tempat ternyaman untuk bersandar. Apalagi bahu itu sudah halal untuk di sandari, bahu yang menjadi rumah yang selalu di rindukan.

"Cantik ya." Ujar lelaki itu sambil memandang lurus ke arah senja yang sebentar lagi berganti malam. Ucapan lelaki itu di angguki oleh perempuan di sampingnya.

"Tapi bagiku, kamu adalah yang paling cantik di muka bumi ini, tentunya setelah Mama."

"Ihh gembel." Ujar perempuan itu sambil mencubit pinggang di sebelahnya.

"Awss.. Sakit sayang." Rengeknya.

"Siapa suruh gombalin aku."

"Terus aku harus gombalin siapa? Masa gombalin nenek yang jualan es kelapa muda tadi?"

"Ayo aja kalo berani."

"Kamu mau aku di rebut nenek-nenek? Ya ampun Humairaku, sedih akutu. Sakitnya disini neng." Katanya sambil menunjuk dada sebelah kirinya.

Humaira hanya tertawa melihat tingkah konyol suaminya. Dua minggu setelah pulang dari rumah sakit membuat Raihan bosan, semua pekerjaannya diserahkan pada Gilang. Itu bukan kemauan Raihan, tapi Kinara yang memaksa dan Gilang hanya mengangguk setuju. Padahal rencananya saat ini adalah mengajak Ira pergi bulan madu, tapi selalu mendapatkan penolakan baik dari Ira maupun Kinara.

Dan disinilah mereka sekarang, di pantai yang biasa tempat Ira melatih Silvia. Bukan tanpa alasan Ira menginginkan ke tempat ini, Raihan terus saja memaksanya pergi bulan madu di saat Ira belum yakin akan kesembuhan suaminya. Ia beralibi kalau Ia ingin sekali menikmati indahnya pantai, yah berkencan dengan pacar halal tidak apa-apa kan?

"Kamu kenapa sih gak mau aku ajakin bulan madu?"

"Mas... Kondisimu belum baik, untuk apa bulan madu kalau pada akhirnya nanti disana kamu sakit?"

"Aku sudah sembuh, luka seperti ini sudah biasa untukku." Katanya sambil menatap manik di sebelahnya.

"Aku tidak tahu apa jadinya aku kalau kamu tidak ada di bumi ini. Jangan pernah bilang ke aku kalau ada yang menyakitimu. Nanti, besoknya orang itu akan hilang."

Ira terdiam sejenak, menatap mata yang teduh itu. "Itu kan kata-katanya Dilan." Katanya menyelidiki.

Raihan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil cengengesan. "Mas suka nonton yang begituan?" tanya Ira lagi. Niatnya ingin menggoda suaminya.

"Ah itu, Mas pernah nemenin Via nonton film itu. Dia ngerengek terus, katanya filmnya bagus gitu. Ya udah Mas temenin aja, soalnya dia maunya sama Mas terus."

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now