PART 15

3.5K 165 2
                                    


Selamat Membaca🤗

🍃🍃🍃

Dengan berat hati dari lubuk hati yang paling dalam gadis itu mengumpat pada dirinya lagi. Seharusnya Ia tidak menyetujui permintaan Raihan untuk pulang bersamanya. Ia sangat kesal, lelaki itu gampang sekali membuat keras kepalanya menjadi lunak. Mereka kan sama-sama keras kepala. Tapi Ira bukanlah tipe orang yang mudah menurut seperti ini. Dia ditaklukkan oleh keras kepala Raihan.

“Tau gitu sudah aku beri dia semua sambal kemarin agar mati perlahan” gerutunya.

“Kau bilang apa? Mau membunuhku? Kau mau masuk penjara?” Raihan yang mendengar celotehan Ira langsung nyerocos. Yang di ajak bicara hanya mengangkat bahunya tanda acuh. Ia kesal, sangat.

“Apa yang akan kau lakuakan padaku?” kata Ira saat sudah sampai di apartemen.

“Tentu saja kau merawatku hingga aku sembuh” jawab Raihan santai.

Mendengar kata itu Ira merasa kesal dan ingin memberikan sambal ekstra pedas lagi untuk Raihan agar lelaki itu tidak bisa macam-macam lagi dengannya dan lebih baik berada di rumah sakit. Tapi apakah gadis itu tega? Melihat keadaan Raihan tadi saja sudah membuat hatinya perih. Bagaimana Ia bisa membunuh Raihan? Entahlah.

“Aku benci kamu” celetuk Ira namun terdengar oleh Raihan.

“Jangan pernah mengatakan hal itu, suatu saat hatimu akan berbalik mencintaiku. Percayalah” ujar Raihan sambil menatap Ira dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

“Itu tidak akan pernah terjadi, sampai kapanpun!” tegasnya.

“Tuhanmu Maha membolak-balikkan hati bukan? Maka percayalah suatu saat nanti hatimu akan berbalik kepadaku” dengan penuh rasa bangga Raihan mengedipkan mata kirinya dan memberikan senyum termanis miliknya.

Ira tidak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki yang notabennya suaminya itu. Tapi memang benar adanya jika Allah Maha membolak-balikkan hati hambanya, sekuat apapun hatimu menolak nya namun jika garisan takdirmu dengannya sama maka apa boleh buat?

Dengan rasa yang sudah bercampur aduk gadis itu mulai meraba dadanya yang sudah berdetak hebat sedari tadi. Jantungnya mulai tidak terkontrol. Inikah yang disebut Allah sudah membolak-balikkan hatinya? Secepat ini? Ah tidak, ini tidak benar.

Kembali dengan pikiran yang sudah melambung tinggi, Ira menepis semuanya dengan rasa benci yang tertanam dalam hatinya. Pun sekarang Ia tidak bisa membedakan mana yang di sebut rasa benci dan mana itu cinta. Baginya rasa itu abu-abu. Tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata. Cinta yang Ia bangun kepada seorang hamba yang Ia damba sudah mati bersama dengan sang pujaan yang belum sempat menghalalkannya.

“Tuhanku katanya? Memang dia sendiri itu Tuhannya siapa?” gumam Ira yang mulai tersadar dengan perkataan Raihan yang mengatakan kata “Tuhanmu” pada Ira.

“Tuhanku katamu? Lantas kau sendiri siapa Tuhanmu, ha?”

Raihan tersenyum manis sambil duduk diatas tempat tidur. Ira hanya memperhatikan gerak-gerik lelaki itu.

“Kau ini, ternyata cerewet sekali” kata Raihan yang sudah terbiasa dengan Ira. Mendengar ucapan Raihan, Ira langsung terdiam.

Iya, semenjak menjadi istri Raihan Ia banyak sekali bicara. Bahkan terkadang yang mendominasi adalah dirinya. Gadis itu menatap Raihan dengan tatapan tajamnya seraya tak suka dengan apa yang di katakan Raihan.

“Gadis bertatapan mata tajam, aku suka” ujar Raihan sambil menyunggingkan senyum termanisnya pada Ira. Senyuman yang membuat siapapun yang melihat itu akan terpesona.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now