EPILOG

4.9K 167 10
                                    

Sebelum ke ceritanya, aku promosi dulu, ya.😂

😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Selamat membaca🤗

...

Matahari tampak malu-malu keluar menyinari seisi bumi. Tetesan air hujan masih enggan berlalu, dingin yang semalam belum juga reda. Seorang perempuan berambut sepinggang itu membuka gorden agar cahaya bisa menerobos masuk. Melirik ke arah kasur, dimana seorang laki-laki yang sedang berkutat dengan laptopnya sedari selesai solat subuh berjamaah di masjid.

Perempuan itu menghampiri, merasa diabaikan karena lelaki itu tidak beranjak sedari tadi.  Ia mengambil alih laptop itu, menaruhnya diatas nakas, membuat sang empunya meringis. Pekerjaannya belum selesai dikerjakan. Ia harus meeting pagi ini. Karena ulahnya semalam suntuk membuatnya kewalahan dengan permintaan istrinya.

“Sayang, sebentar saja. Tinggal sedikit lagi.”

Perempuan itu menghiraukannya, malah ia sekarang merebahkan kepalanya didada bidang lelaki itu.

“Mas, kamu selingkuh sama laptop. Kamu gak sayang sama aku.” Aduhnya manja. Ia menggerakkan tangannya pada dada bidang lelaki itu, membentuk sesuatu yang abstrak.

“Kok kamu bilang gitu, sih?” katanya tidak terima. Ia di tuduh selingkuh dengan laptop? Ada-ada saja.

Lelaki itu mendengus, mengangkat kepala perempuan itu agar menghadapnya. Lelaki itu menatap gemas pada pipi bulat itu, gemas pada sikap perempuan ini.

“Humaira-ku, bukankah semalam kamu yang minta dibelikan ini dan itu? Kenapa sekarang malah bilang aku selingkuh, hm?”

“Jadi, aku yang salah?” tanyanya dengan matanya sudah berkaca-kaca. Nahkan, lelaki itu dalam mode ‘lelaki selalu salah’ lagi.

Raihan, lelaki itu menatap gemas pada istrinya. Bagaimana tidak? Mood istrinya selalu berubah-ubah setiap detik. Sehingga, ia harus siap dengan apapun yang terjadi kepadanya.

Semalam, istrinya bersikap aneh. Awalnya, Ira meminta dibelikan rujak mangga seperti waktu itu. Setelah rujaknya ada, ia meminta dibelikan kembang gula. Raihan kewalahan mencari penjual kembang gula, mencari di beberapa tempat dan berhasil mendapatkannya saat melihat penjual kembang gula itu hendak pulang. Dan lagi, Ira meminta dibelikan bakso beranak, juga sate 20 tusuk. Semuanya didapatkan hingga pukul setengah tiga. Alhasil, semua pekerjaan yang dibawa pulang itu terpaksa dikerjakan setelah subuh tadi.

“Udah.. Udah.. Gak usah nangis, kasihan baby-nya, sayang. Nanti ikutan sedih.”

Usia kandungan Ira sudah lima bulan jalan. Perutnya sudah kelihatan, tubuhnya semakin berisi, begitupun dengan pipinya. Semakin menggemaskan. Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu, Raihan sudah seperti dirinya yang dulu. Lelaki berpostur tubuh tegap dan semakin tampan. Tubuh yang kemarin kering tinggal tulang, sekarang sudah kembali seperti pertama kali mereka bertemu. Dan tidak lupa kondisi perusahaan sudah kembali normal. Semuanya berjalan begitu baik.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now