PART 8

3.4K 192 1
                                    

Selamat Membaca 🤗

🍃🍃🍃

“Ira....”

“Hasya.....”

Ira berlari menghampiri Hasya dan memeluk gadis itu dengan erat. Kedua gadis itu menangis didalam pelukan hangat itu.

“Kamu kemana saja ha? Aku merindukanmu” kata Hasya di sela-sela tangisnya.

“A-aku dikurung oleh lelaki itu Sya..” suara tangis itu pecah lagi.

Hasya berusaha menenangkan sahabatnya, mereka berdua duduk di kursi taman sambil menenangkan salah satu diantaranya. Ira menceritakan bagaimana keadaannya saat di apartemen Raihan selama 3 hari dan aksi kaburnya yang berhasil. Hasya mengerti apa yang dirasakan oleh Ira, mereka berdua sama-sama tidak percaya akan kejadian waktu itu.

“Sya, kak Rico....” Humaira menangis lagi saat mengingat lelaki itu. Hasya kembali menenangkannya, hatinya juga sakit saat mengingat bahwa Raihan sudah menikahi Ira.

Gadis yang sedari tadi pingsan akhirnya sadar juga. Ia memegangi kepalanya yang pusing karena ketakutan yang menyerangnya.
"Kamu sudah sadar nak" ujar Arini pada Hasya.

"Tante, dimana Ira?"

"Ira.. Dia.."

Tanpa berpikir panjang, Hasya langsung berdiri, gadis itu berlari kebawah mencari Ira dan mendapatkan gadis itu sudah duduk bersama Raihan di depan penghulu. Gadis itu menangis saat melihat sahabatnya di nikahi oleh orang lain.

Ada rasa sesak menghampiri nya saat dilihat sahabatnya hanya terdiam di acara pernikahannya, padahal tadi gadis itu tak henti-hentinya tersenyum di hadapannya.

“Saat setelah pernikahanmu dengan lelaki itu, kamu pingsan” kata Hasya memberitahu Ira. Ira mendengarkan setiap kata yang diucapkan Hasya.

“Dan lelaki itu langsung membawamu dalam dekapannya dan membopongmu, dia tidak mengizinkan anak buahnya menyentuhmu sedikitpun” lanjutnya.

Mendengar itu Ira langsung mengernyitkan dahinya. Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya saat ini.

“Ayah?” Ira bertanya pada dirinya sendiri.

“Ayahmu di rumah sakit, masih kritis” Ira menatap Hasya dengan air mata yang mengalir di pipinya.

“Antarkan aku kesana Sya, aku ingin bertemu ayah” gadis itu berdiri dari duduknya dan membujuk Hasya untuk mengantarkannya.

Dengan satu anggukan kedua gadis itu kini berjalan menuju tempat parkir dan sesegera mungkin ke rumah sakit. Sampai disana Ira langsung menuju kamar tempat Ayahnya dirawat. Ia melihat dari balik pintu dan segera masuk. Ayahnya belum sadarkan diri, dua selang menancap di tubuhnya. Satu untuk cairan infus, satunya lagi adalah cairan berwarna merah kental. Di tubuh ayahnya terpampang alat medis disana. Melihat kondisi Ayahnya seperti itu membuat Ira menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan menangis sesegukan. Matanya sudah sembab karena sudah tiga hari ini dia selalu menangis.

...

Di satu sisi, Raihan berusaha mencari keberadaan gadis itu, hingga akhirnya dia beritahukan bahwa istrinya sedang ada di rumah sakit menjenguk Ayah nya. Lelaki itu langsung bergegas menuju rumah sakit.

"Kau tidak bisa kabur dariku Ira" kata Raihan dengan tatapan mata yang tidak dapat di artikan.

Hasya menenangkan sahabatnya dengan memeluknya erat dan membawa Ira dalam dekapannya. Hasya tidak kuasa melihat sahabatnya seperti itu, hatinya sakit. Setelah beberapa lama mereka disana, Hasya meminta Ira untuk tinggal di rumahnya terlebih dahulu, karena Ia tahu kalau Raihan pasti mencarinya. Baru saja membuka pintu, kedua gadis itu membulatkan matanya dan bertukar pandang. Lelaki itu kini berada di hadapannya dengan seringai yang tak dapat diartikan.

HUMAIRA (END)√Where stories live. Discover now