2 - Alien dari Pluto

1K 178 17
                                    

Suasana kelas sudah cukup ramai saat Gema kembali. Dan gadis itu duduk di kursinya sambil membaca buku. Gema tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang gadis itu makan saat di jam istirahat tadi. Karena ia memang tidak melihatnya di kantin.

Beberapa temannya menyapa saat Gema berjalan ke arah kursi. Gema balas dengan senyum sekilas. Atau juga ketika ada teman cowoknya yang juga menyapa, Gema hanya menganggukkan kepala sambil terus mengunyah.

Sampai di kursinya, Gema memutuskan untuk memasang earphone ke telinga. Seolah tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Gimana bekel dari aku? Enak?"

Tuh kan benar.

Aletta memutar tubuhnya dengan semangat. Kedua tangannya menangkup di depan dada, menanti cemas jawaban apa yang akan ia terima.

Tapi rupanya Gema tidak mendengar ucapan Aletta. Atau lebih tepatnya Gema berusaha untuk tuli.

"Gema!" panggil Aletta.

Gema tetap tidak menyahut. Cowok itu justru memutar tubuhnya agar menyamping, membelakangi Aletta. Sambil menepuk pundak cowok yang duduk di seberangnya, Gema melepas sebelah earphonenya. Tidak perduli pada Aletta yang mengerucutkan bibirnya kesal.

Diabaikan oleh orang yang kita suka itu memang sakit sekali.

"Digo!" panggil Gema.

Cowok yang dipanggil itu ikut memutar tubuhnya. Mereka kini berhadapan.

"Oy, Ma. Udah istirahat lo?" tanya Digo. Dia adalah teman sekelas Gema waktu kelas satu.

"Udah. Ngerokok bentar tadi."

Digo terkekeh geli, "Emang dasar lo ini. Udah dilarang masih aja bandel. Udah kelas tiga woy! Kurang-kurangin lah."

"Bibir gue gatel kalo enggak ngerokok. Sebelas dua belas lah sama lo yang gak betah kalo belom nyium cewek lo pagi-pagi."

Bukannya merasa tersinggung, Digo justru tergelak menanggapi ucapan Gema.

"Berengsek! Jangan buka-buka aib gue dong kalo lagi di kelas."

Digo itu bukan hanya teman sekelasnya, tapi juga teman satu bangkunya waktu kelas satu. Bisa dibilang, Digo yang paling dekat dengannya waktu itu. Bahkan semua aib Digo pun Gema pasti tahu, termasuk yang tadi. Bahwa Digo tidak bisa kalau tidak berciuman dengan pacarnya sebelum masuk kelas.

Alasannya satu, kalaupun pacarnya berselingkuh, setidaknya Digo sudah mencuri jatahnya tiap pagi. Bukan urusannya lagi bagaimana pacarnya itu bermain di belakang.

Gila memang tapi begitulah kenyataannya.

"Eh ngomong-ngomong, di samping lo cakep juga tuh. Tadi pas pertama lo masuk kelas gue gak terlalu merhatiin."

"Mau? Ambil gih!" Gema berkata tanpa menoleh sedikitpun ke arah Aletta.

Diga menaikkan sebelah alisnya, "Ambil? Emang punya lo?" ejeknya kemudian.

Boro-boro menyandang kata 'punya' bahkan dekat saja Gema tidak terlalu suka. Aletta itu ... aneh.

"Namanya siapa?" tanya Digo.

Gema mengendik tidak perduli. Membuat Digo harus memiringkan kepala agar bisa melihat Aletta. Rupanya gadis itu sudah duduk dengan benar dan kembali membaca buku.

"Eh, yang lagi baca buku!" panggil Digo.

Aletta mengangkat wajah. Menoleh ke depan dan belakang lalu memandang sekeliling. Yang sedang membaca buku di kelas hanya dirinya.

"Iya elo!" Digo menegaskan. "Nama lo siapa?"

Tentu saja Aletta melebarkan senyuman. Di kenal sebagai salah satu gadis ceria dan manis, Aletta langsung berdiri. Mengulurkan tangan untuk Digo.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now