1 - Satu Kelas dengan Makhluk Bumi

1.5K 191 22
                                    

Kalau kamu memulai untuk mengetuk pintu.
Maka mulai saat itu juga aku akan peringatkan.
Bahwa aku, tidak segan untuk mengusirmu.

-Fajar Gema Adiaksa

***

Suara bel yang berbunyi nyaring membuat para siswa yang sedang berada di luar kelas langsung berlarian untuk masuk ke kelasnya masing-masing.

Tahun ajaran baru, teman baru dan kelas baru pula. Begitulah peraturan utama di SMA Angkasa. Beberapa akan kembali bertemu dengan guru dan teman yang sama, selebihnya mereka akan menemukan yang berbeda.

Dua menit berlalu, para siswa sudah duduk di kursinya masing-masing. Tapi ada satu siswa yang sedang berjalan santai di koridor utama. Cowok yang tidak lain adalah Gema itu melirik jajaran kelas jurusan IPA di lantai tiga. Saat matanya menangkap bagian kelas dengan plang kecil bertuliskan IPA 1, Gema langsung menerobos pintu.

Guru yang kebetulan sudah berada di kursinya geleng-geleng kepala melihat kelakuan salah satu siswanya itu. Begitu juga beberapa siswa yang sudah mengenalnya, tidak terlalu aneh dengan kebiasaan Gema.

"Kamu sudah kelas tiga tapi masih saja hobi telat!" Guru berkacamata itu memberi peringatan.

Gema terkekeh, tangannya melepaskan satu earphone yang masih menyumpal di telinganya kemudian menggumamkan maaf kepada gurunya.

"Jadi gini, Bu. Tadi tuh waktu di jalan saya ngeliat dinosaurus lagi berantem sama kudanil, makanya saya ngelerai mereka dulu. Takutnya nanti ada yang sampai mengorbankan nyawa, kan gak lucu. Nanti saya diwawancarai karena jadi satu-satunya saksi."

Satu kelas tergelak mendengar alasan tidak masuk akal dari Gema. Mana mungkin ada dinosaurus di jalanan? Ralat, mana mungkin ada dinosaurus pada jaman sekarang?

"Ngawur kamu," sahut gurunya.

"Udah gitu saya juga ketemu sama suami ibu, dia nitip salam. Katanya ibu ngajarnya santai aja, jangan terlalu serius. Soalnya cuma suami ibu aja yang boleh main serius."

Sorakan dan gelak tawa kembali memenuhi ruang kelas itu.

"Kamu ini ada-ada saja," menutupi pipinya yang memerah, guru itu kemudian menuduk sambil kembali berkata, "Ya sudah kamu duduk sekarang! Jangan lupa masukkan juga seragammu, Gema."

Setelah melipat kemejanya ke bagian dalam dengan asal, mata Gema menyapu pandang. Seluruh kursi di kelas barunya itu sudah terisi, apalagi untuk kursi yang berada di belakang.

Baru saja akan berkomentar saat matanya menangkap satu kursi kosong di barisan ke empat pada kursi kedua. Ada satu gadis yang sedang membaca buku dan duduk di sebelah kursi kosong itu, dua cowok di bagian belakang dan satu pasangan di bagian depan.

Karena tidak ada pilihan lain, Gema akhirnya memutuskan untuk duduk di sana saja. Langkahnya ringan melewati barisan kursi depan, sesekali melirik ke arah gurunya sambil menyembunyikan kunyahan halus di mulutnya. Senyuman tipis ia sunggingkan saat ada teman yang menyapa dari kelas lamanya.

Harusnya hidupnya masih tenang dan baik-baik saja. Tapi saat ia menggeser kursi ke belakang agar ia bisa duduk, matanya langsung membelalak setelah melihat senyum dengan lesung pipit, berasal dari gadis di sebelahnya.

"Halo, Gema!"

Sapaan itu terdengar mengerikan di telinganya. Kepalanya berputar pada kejadian beberapa bulan lalu, saat dirinya menyelamatkan gadis yang akan terjengkang di perpustakaan. Dan tiba-tiba gadis itu ada di hadapannya sekarang? Astaga! Mimpi apa Gema semalam?

"Gema, ayo cepat duduk!"

Teguran dari arah depan kelas membuat Gema mau tak mau mendudukkan tubuhnya di kursi itu. Diselingi dengkusan halus, Gema melempar tatapan tajam pada gadis di sampingnya. Tidak ingin dilempari senyuman lagi.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now