40 - Rita Sugiarto?

254 56 5
                                    

Vote sama komennya mana? Aku gak semangat nih kalo sepi:'(

***

Kalo istirahat, kamu jajannya jangan yang aneh-aneh. Maaf, aku lupa bikinin bekal makanan buat kamu. Satu lagi, jangan ngerokok ya, Gema. Kamu udah janji sama aku.

Itu adalah pesan Gina yang beru dibaca oleh Gema. Ia hanya membalasnya dengan tiga kata.

Iya, bawel banget.

Pesan baru muncul tak lama kemudian.

Anak pinter.

Gema tidak berniat membalasnya lagi. Ia segera memasukkan ponselnya ke saku celana dan berdiri. Rupanya ia tidak sadar bahwa sejak tadi Aletta memperhatikannya dengan tatapan penasaran.

"Kamu lagi chat-an sama siapa?" tanyanya cepat.

"Calon pacar gue."

Setelahnya Gema langsung berjalan keluar dari mejanya. Bergabung bersama Digo dan Gio yang juga akan pergi ke kantin.

Aletta membuntuti di belakang Gema. "Padahal aku aja gak punya nomor telepon kamu," katanya membuat Gema menoleh.

"Gak bakal gue kasih."

Aletta sudah tahu hal itu. Tapi kalau Gema lupa, ia bukanlah gadis yang mudah menyerah. Tangannya menarik kaus kemeja bagian belakang tubuh Digo dan Gio. Dua cowok itu menoleh ke belakang bersamaan.

"Digo, Gio," panggilnya.

Gema melotot melihat hal itu. "Gak usah minta ke mereka, woy!" Lalu ia menatap dua temannya. "Lo juga jangan pernah kasih nomor telepon gue ke Kurcaci ini."

"Siap, Bos!" seru Gio.

Sebenarnya Aletta tidak terlalu butuh juga. Ia melepaskan kemeja Digo dan Gio, beralih berjalan di samping Gema. Pada dasarnya, hubungannya dengan Gema akan tetap berjalan meskipun ia dan Gema tidak berhubungan menggunakan ponsel.

Keduanya satu kelas, bahkan duduk bersebelahan. Selain itu mereka juga satu kompleks, Aletta mengetahui rumah Gema, kalau ingin berkunjung tinggal datang saja. Tapi kalau bisa, sesekali Aletta ingin menganggu Gema dengan pesan singkat.

Di salah satu kelas yang hampir dilewati mereka, seorang gadis berkacamata terlihat sedang keluar kelas membawa banyak tumpukan buku. Gadis itu memakai kedua tangannya untuk membawa buku-buku tersebut. Saat hendak menutup pintu kelas yang sudah kosong, salah satu tangannya bergerak melepaskan sisi pegangan. Dagunya menahan tumpukan buku agar tidak terjatuh. Tapi belum sempat meraih handle pintu, suara gedebuk sudah terdengar di sepanjang selasar.

Buku-buku yang dibawa gadis itu berserakan. Karena berjalan di depan bersama Aletta, Gema menghentikan langkahnya. Digo dan Gio yang entah sejak kapan berjalan di belakangnya ikut berhenti juga. Sebuah pulpen yang Gema lihat keluar dari sebuah novel yang berada di tumpukan teratas terlempar sampai ke dekat kakinya.

Gema ingin berkata bahwa gadis berkacamata dengan sifat kutu buku memang selalu ada di setiap sekolah. Keberadaan mereka bisa sangat mencolok atau justru sebaliknya. Mereka yang seperti itu biasanya pintar, tapi ada juga yang ceroboh seperti gadis di depannya. Gema bisa menyebut gadis itu mungkin saja bodoh.

Tepat di depan kelas gadis itu ada sebuah kursi yang bisa digunakan untuk meletakkan buku-buku yang dibawa agar dirinya bisa menutup pintu terlebih dahulu, tapi gadis itu malah melepaskan pegangan pada buku. Ya sudah pasti karena kurangnya penopang, buku-buku itu akan berserakan.

Namun, Gema justru meraih pulpen yang ada di dekat kakinya dan berjalan mendekati gadis tersebut.

Saat berjongkok dan membantu gadis itu membereskan buku-buku yang sepertinya milik seisi kelas dan akan diserahkan ke ruang guru, Gema melirik badge name gadis itu. Rita namanya dan Gema tidak tahu gadis itu siapa. Meskipun seangkatan, Gema bahkan tidak mengenal gadis itu. Bisa jadi memang karena tidak pernah satu kelas, atau karena keberadaan gadis itu yang terlalu tipis.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora