33 - Fakta yang Akhirnya Terbuka

295 66 9
                                    

Memang benar kamu orang baik, memang benar kamu ramah, benar pula kamu mudah membuat orang lain tertawa.
Tapi padaku, kamu hanyalah sosok kejam yang tidak mengenal belas kasihan.

-Aletta Arviantha

***

Aletta buru-buru menarik tangan Gema saat cowok itu hendak keluar dari kursinya. Saat menoleh, Gema memasang wajah bosan sepeti biasanya. Aletta justru tersenyum melihat itu.

"Apaan?" tanya Gema ketus.

Aletta terkekeh geli. "Kamu lupa, ya? Kebiasaanku setiap hari kan ngasih kamu bekel makanan."

"Terus?"

"Ya, jangan main kabur aja. Sekali-kali peka dong, tungguin aku ngambil bekelnya gitu."

Gema memutar mata saat Aletta melepaskan cekalan kemudian beralih mengambil sesuatu dari kolong mejanya. Kali ini, kotak makan dengan penutup berwarna merah muda menyapa penglihatan Gema, membuatnya geli sekaligus jijik.

Saat Aletta mengulurkan bekal makanan itu, Gema merinding. Ia menolak halus dengan menggeleng, tapi Aletta justru menempelkan kotak makan itu tepat ke dadanya.

"Ambil!" tuntut Aletta memaksa.

Alhasil, Gema tidak punya pilihan lain selain mengambil alih kotak makan itu. Ia memutar-mutar kotak makan yang terlihat manis itu di tangannya. Bergidik ngeri saat membayangkan seantero sekolah melihatnya membawa kotak makan berwarna merah muda.

"Gak ada warna laen apa, ya?" protes Gema.

"Salah kamu dong. Harusnya kamu tuh tau diri."

Dikatai seperti itu, Gema tidak terima. Ia langsung memelototi Aletta. "Kenapa jadi gue yang salah?" tanyanya kesal.

Aletta membalas tatapan itu dengan berkacak pinggang. Tidak takut jika Gema memarahinya karena kotak bekal berwarna imut itu.

"Di mana-mana itu, dikasih bekel makanan isinya dimakan, terus kotak makannya dibalikin, bukan ikut ditelen juga."

Aletta tidak ingat sudah berapa banyak kotak makannya yang dihilangkan Gema, ia juga tidak ingat sesering apa ibunya marah-marah karena pulang hanya membawa satu kotak makan. Semua itu karena Gema kerap lupa membawa kotak makannya lagi setelah makan.

"Jadi lo pikir gue makan sekalian kotaknya juga?" tanya Gema mulai jengkel.

Aletta mengangguk.

"Lo pikir gue apaan makan benda plastik gini?"

Sekarang Aletta mengendikkan bahunya acuh.

"Makanya jangan dibuang. Sayang lho, Gema. Bundaku setiap Minggunya harus beli setengah lusin."

Di seberang keduanya, Digo dan Gio geleng-geleng kepala karena lelah menunggu. Suasana kelas sudah sepi. Hanya tersisa mereka berempat. Teman-temannya sekarang mungkin sudah ada yang duduk di kantin sekolah sambil nyeruput kuah mie.

"Mereka udah kaya laki bini, ya?" tanya Digo pada Gio.

Gio mengangguk setuju. "Kaya lagi diskusi kekeluargaan gitu, ya?"

Keduanya saling pandang. Digo mengangkat dua tangannya, disambut Gio dengan ikut mengangkat tangan dan melakukan tos dengan Digo.

Sementara itu, pertengkaran antara makhluk Bumi dan mahkluk Pluto masih berlanjut.

Gema mengangkat kotak makannya. "Gue gak minta lo bawain makanan kaya gini setiap hari," ujarnya.

"Ish, jangan gitu dong. Aku kan ikhlas bikinin kamu bekel setiap hari."

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now