48 - Penolakan Terakhir

363 77 28
                                    

Baca judulnya lagi coba. Renungin. Dari judulnya kalian bisa baca sesuatu gak? Penolakan terakhir? Apa nanti kisah Gema dan Aletta akan benar ada? Apa akan berakhir indah?

***

Aletta menekan bel rumah Gema dua kali. Tidak sampai dua menit, seorang wanita yang sudah sangat ia kenal keluar dari pintu utama rumah Gema dan berjalan ke arah gerbang. Ibu Gema membukakan pintu dengan senyum lebar.

"Eh, Aletta. Tumben sore-sore ke sini. Ada apa?"

Aletta digiring masuk dan berdiri di sisi lain gerbang. "Iya, Tante. Tadi aku iseng-iseng bikin brownies sama Bunda, gak taunya kebanyakan. Terus tiba-tiba inget sama Tante, makanya aku ke sini." Aletta menyerahkan sebuah paper bag berukuran kecil. Tidak perlu bertanya, ibu Gema sudah tahu isinya apa.

"Inget sama tante atau Gema?" tanya wanita di depannya menggoda.

Pipi Aletta bersemu. Ia diam-diam membenarkan dalam hati. Tentu saja Gema, tapi kalau ia mengaku secara langsung, sudah pasti ia akan malu.

"Tapi maaf nih, Ta. Tante juga lagi nungguin Gema. Tadi dia keluar, dan belum pulang sampe sekarang. Padahal udah jam lima lewat."

Semangat yang awalnya menggebu-gebu dalam diri Aletta karena ingin bertemu dengan Gema seketika sirna. Mengetahui fakta bahwa Gema tidak ada di rumah membuatnya sedikit kecewa.

"Emangnya Gema pergi ke mana, Tan? Sama temen cowoknya, ya? Atau lagi beli sesuatu?"

Ibu Gema menggeleng cepat. "Enggak kok. Dia pergi ke taman sama Gina. Kamu tau, kan? Waktu itu kalian pernah ketemu. Gina udah ada di sini dari siang, dan pas Gema pulang sekolah, mereka pergi sehabis Gema mandi."

Sekelebat bayangan Gema yang terang-terangan mengatakan bahwa cowok itu akan menyatakan perasaannya pada Gina terlintas begitu saja. Aletta ingat Gema pernah mengatakan hal itu di kelas. Dengan kepercayadirian yang tinggi. Katanya, perasaannya akan disampaikan sebelum Gina pulang ke kota di mana Gina tinggal. Dan tadi sebelum pulang, Gema melarangnya saat ia ingin main ke rumah cowok itu.

Aletta tidak tahu kapan Gina akan pergi, tapi feeling-nya mengatakan bahwa Gema mungkin akan buka mulut hari ini.

"Maaf, Tan. Kalau boleh tau kira-kira mereka pergi ke mana, ya?" tanya Aletta.

"Katanya sih cuma ke taman kompleks ini. Gema sering ke sana kalau lari pagi sama anjingnya."

Ada dua taman di kompleks perumahannya, dan kalau yang dikatakan ibu Gema benar, maka hanya ada satu tempat yang akan didatangi oleh Gema. Taman yang pernah ia datangi pula bersama Gema.

Tidak ingin membuang waktu, Aletta langsung pamit dan berlari begitu saja. Meninggalkan ibu Gema yang melongo di tempatnya. Gema mungkin akan marah karena ia lagi-lagi datang tiba-tiba, tapi tidak apa, ia bisa menahan setiap kemarahan Gema.

***

Tidak boleh. Tidak boleh. Pokoknya Gema tidak boleh berpacaran dengan Gina.

Aletta sadar dirinya sudah kalah telak dengan Gina. Gadis yang Gema sukai itu adalah sisi lain darinya. Lembut, pengertian, ramah, dan kalem. Sangat bertolak belakang dengannya. Tidak heran kalau Gema menyukai Gina, karena kalaupun ia laki-laki, mungkin akan menyukai Gina juga.

Namun, Aletta tidak bisa membiarkan Gema hilang begitu saja. Kalau mereka berpacaran, maka sudah tidak ada lagi kesempatan.

Sudah beberapa malam Aletta memikirkan satu hal, bahwa ia akan membiarkan Gema mengutarakan isi hatinya pada Gina dan berjanji akan berhenti mengejar Gema. Tapi semakin Aletta berusaha menenangkan diri, ia semakin ingin melarang Gema menyatakan perasaannya.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now