39 - Kunjungan

259 57 4
                                    

Ayo dong yang semangat vote & komennya:)

***

"Selamat sore, Gema."

Sapaan itu sontak saja membuat Gema terlonjak dari tempat tidurnya. Ia baru saja pulang sekolah, benar-benar baru pulang. Tubuhnya bahkan belum sampai lima menit rebahan di kasurnya, tapi siapa sangka bahwa sebuah kejutan berhasil membuatnya kehilangan rasa lelahnya karena belajar.

Tepat di depan pintu terbuka, Gina berdiri sambil memiringkan kepala. Wajahnya terlihat segar dan ceria, berbeda sekali dengan Gema yang kusut dan lesu.

"Kamu masuk lewat mana?" tanya Gema beringsut turun dari kasur.

Tanpa disuruh, Gina langsung masuk begitu saja. Membiarkan pintu tetap terbuka agar tidak terjadi sesuatu. Bukannya tidak percaya pada Gema, tapi tahu etika itu amat penting.

"Kan rumah kamu ada pintunya," sahut Gina enteng.

"Gak nyangka aku kalo kamu sebego itu."

Sontak saja Gina tertawa renyah. Ia menghampiri Gema yang berdiri di samping kursi, melongokan kepalanya ke arah taman kecil milik Gema.

"Tadi mama kamu yang bukain pintu. Katanya suruh langsung ke kamar kamu aja."

"Oh gitu."

Gina hanya menanggapi dengan dehaman. Sekali lagi, seperti rumah sendiri, Gina berjalan keluar kamar Gema. Berseru riang saat melihat hewan peliharaan Gema yang memenuhi halaman kecil itu.

"Wah, kamu ada anjing baru?" Gina berjongkok. Seekor anjing berwarna putih yang sedang berlari berhenti melangkah dan menghampiri Gina. Menggonggong pelan saat Gina mengelus tubuhnya.

Lalu, anjing lain menyusul. Memutari tubuh Gina dengan berlari pelan. Gonggongannya membuat Gina terbahak. Ingat masa-masanya saat bersama anjing itu.

"Namanya siapa?" tanya Gina saat Gema tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Cowok yang masih mengenakan seragam sekolah itu mendekati Gina dan ikut berjongkok. Anjing jenis Samoyed yang sedang bermanja-manja dengan Gina langsung berpindah padanya, begitu juga anjing satunya.

"Izzie. Dia jenis Samoyed."

"Waw!" seru Gina heboh. "Bukannya itu jenis anjing mahal, ya? Aku baru lho liat jenis Samoyed."

Gema hanya mengangguk dua kali. Tidak ingin menjelaskan bahwa itu bukan anjing miliknya. Walaupun sudah tinggal dengannya, tetap saja yang membeli adalah Miko sepupunya.

"Namanya lucu," komentar Gina. Ia menoleh ke samping, melihat Gema yang sedang mengelus dua anjingnya. "Lucu, kaya yang punya."

Seolah tidak terkejut dengan pujian Gina, Gema justru bangkit. "Baru ketemu lagi udah ngegombal. Aneh tau." Kemudian ia melangkah kembali ke kamarnya diikuti Gina yang mengekor di belakang.

"Aku tuh gak ngegombal tau, tapi muji kamu."

"Sama aja."

"Beda, Gema!"

Begitu sampai di bagian kamar, Gema mempersilakan Gina untuk duduk di mana saja, sementara dirinya pamit mengambilkan minuman untuk gadis itu.

Seperti kebanyakan orang yang selalu penasaran dengan suasana baru di sekitarnya, Gina tidak duduk seperti yang dikatakan oleh Gema. Kakinya justru melangkah menyusuri kamar Gema. Kamar cowok yang menunjukkan kesan rapi saat pertama kali melihatnya. Seperti kesan pertamanya dulu.

Bukan karena Gema adalah orang yang rapi dan kalem, justru sebaliknya. Karena anak tunggal, Gema selalu dimanjakan dan berbuat semaunya. Melempar benda atau pakaian sembarangan adalah salah satu ciri khas cowok. Gema pun begitu. Bedanya, setelah tidak betah dengan situasi berantakan, Gema kerap merapikannya lagi sendiri.

Gema & Kurcaci Dari Pluto (COMPLETE)Where stories live. Discover now