"Coba jawab pertanyaan gue tadi, sadar ga lo ada yang berubah di tubuh lo?"

Gue berdiri. Mengamati tubuh gue dari ujung kaki sampai rambut, bahkan ujung rambut pun gue cek. Mana yang berubah sih?

Gue kembali duduk dan menatap Kak Dyo bingung.

"Di benda yang selalu kamu pakai, hanya kamu lepas saat mandi dan tidur aja," sahut Mas Dae sambil membelai rambut gue.

Gue pun mengedipkan mata berulang kali sambil menatap Mas Dae. Berujung dengan cubitan di kedua pipi yang gue terima dengan iringan tawanya.

"Astaga Nana!!!! Mau gue umpat tapi lo itu adik dan bini dari sahabat gue!!! Masa lo ga nyadar kalau permata cincin lo berubah warna??!!!!" Kak Dyo emosi, dia sampai maju dan menarik tangan kanan gue, menonjolkan jari manis yang terpasang cincin pernikahan gue.

Hah?? Iya bener juga! Permata cincin gue kan putih, kenapa sekarang jadi hitam? Jadi ini...

"Ya ampun!!! Ini alat perekam??!!!" pekik gue saat menyadari alat yang dipasang disana sama dengan yang ada di bagian belakang kalung yang tadinya gue pakai.

Kak Dyo menyentil dahi gue. Bang Suho, Baekhyun, dan Pak Sehun malah tertawa keras.

"Kapan Jaehyun masangnya?"

"Menurut lo?" - Baekhyun.

Kapan ya?

Gue ketemu Jaehyun tidak sengaja di mall, berakhir makan siang, dan dia ngantar gue pulang. Setelah itu...eh tunggu!!!

"Pas gue ketiduran di mobilnya???!!!"

"Makanya gue bilang goblok lo natural! Bisa-bisanya lo ngasih dia kesempatan untuk leluasa memasang alat penyadap di tubuh lo!"

"Ya kan gue ga tau kalau dia begitu, Kak!" gue membela diri yang dibalas decakan sebal dari Kak Dyo.

"Awalnya Chen curiga, saat dia bertengkar denganmu waktu kamu pulang dari mall, dia sudah menyadari ada yang tidak beres dengan cincinmu. Lalu saat kamu tidur, dia memfotonya dan mengirim pada kami," Pak Sehun memulai penjelasan.

"Sejak saat itu kami semua tahu kalau obrolan lo disadap! Jadi, kita susun rencana seperti yang lo tahu. Kita biarin Jaehyun tahu kalau lo bawa dua alat penyadap, di hape dan kalung. Tanpa dia tahu sebenarnya kita juga pasang alat penyadap lain di tubuh lo!" Bang Suho menimpali.

Gue hanya manggut-manggut aja dengerin penjelasan mereka.

"Trus, kalian pasang alat penyadap dimana lagi?" tanya gue penasaran.

Lagi dan lagi, mereka semua mendadak kikuk. Semuanya mengalihkan pandangan dari gue. Tentu saja perasaan gue semakin tidak karuan. Gue tahu mereka semua gila, tapi mereka ga mungkin melewati batas kan?

"Dimana?" tanya gue lagi karena tak ada satu pun yang menjawab.

"Hmmm...hmmm anu, Yang...."

"Anu apanya?" tuntut gue.

"Di pengait bra kamu," jawab Mas Dae lirih.

Gue menatap Mas Dae datar, mencoba mencerna ucapannya. Oohh di pengait bra. Bra. Bra. Tunggu...

"YAAAAAAKKKK!!!! DIMANA??!!!!" teriak gue sambil menyilangkan kedua tangan ke depan dada.

"Biasa aja kali, Nyet! Gue udah sering liat begituan di mall!"

"Begituan apa maksud lo??!!!!"

"Ya, begituan. Ya, yang itu...," Baekhyun bicara gagap sambil menunjuk arah dada gue.

"Brengsek kalian semua!!!! Siapa yang pasang disana?! Kamu kan, Mas??" tanya gue seketika menatap suami menyebalkan ini dengan tajam.

"Aku mana bisa pasang alat begituan. Dyo yang pasang".

Badan gue mendadak lemas. Gue pengen didatangi alien dan diajak ke planet lain aja. Ini gimana ceritanya, laki gue ngasih barang suci pribadi gue ke orang lain. Meskipun itu sahabatnya sendiri, tapi kan...

"YAAAKKKK!!!! KIM JONG DAE!!! Lo ikutan bobrok!!!!" seru gue lantang sambil memukul lengan dan menendang kakinya.

Sikap brutal itu tentu mengundang tawa mereka semua, kecuali suami laknat gue yang mengaduh kesakitan sambil bersusah payah menangkis serangan membabi buta gue.

Telinga gue mendadak tuli dengan suara jeritan kesakitannya. Gue bener-bener pengen ganti laki kalau kayak gini! Pengen gue lempar ini bebek ungu dari Namsan Tower! Gue geprek pakai palunya Thor!

"Eh eh eh, gue ketinggalan banyak nih kayaknya!" seru suara yang baru masuk ke ruang tamu, disusul dengan suara yang sangat gue rindukan.

"Mommy, Mommy!" pekik Kimi yang langsung menghambur ke pelukan gue, membuat pukulan dan tendangan gue terhenti seketika.

Gue segera mengeratkan pelukan pada Kimi, mencium aroma tubuhnya sebanyak mungkin. Mengisi rongga dada yang kosong akibat kejadian menegangkan hari ini.

"Mommy kangen banget sama Kimi!" seru gue masih tetap memeluknya erat.

"Angen, angen Mommy!" sahutnya menirukan kata-kata gue.

"Nana udah tahu semuanya?" tanya Irene yang mendapat lirikan tajam dari gue.

"Kamu lihat sendiri kan?" sahut Bang Suho yang justru dibalas gelak tawa nyaring Irene. Lo brengsek juga, Ren!!!

"Jadi, Jaehyun ditahan?" tanyanya lagi.

"Begitulah. Dia dituntut atas percobaan penculikan dan penggelapan dana!" - Baekhyun.

"Penggelapan dana?" gue dan Irene bertanya bersamaan.

"Ya. Ternyata uang yang dia pakai untuk menyuap investor adalah dana ilegal yang dia dapatkan dari penyelundupan barang-barang tanpa cukai. Gitu sih intinya".

Gue hanya mengangguk ringan, sambil tetap memeluk Kimi. Saat Mas Dae mendekat ingin memeluk kami berdua, gue seketika menjauh.

"Aku masih sebel sama kamu! Ga usah deket-deket!"

"Mampus lo, Chen! Puasa lagi lo!!" Kak Dyo dan Bang Suho melakukan tos yang dibalas tatapan memelas dari Mas Dae.

🐤🐤🐤🐤

Satu atau dua part lagi tamat ya...

Sudah cukup konfliknya, biarkan mereka hidup bahagia 😁😁

(after) Married You ❌ KJD ✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu