The Greatest Love, You're My Greatest love

1.1K 97 37
                                    

Suzy kini sedang berada didalam ruang bersalin dengan Sehun yang setia menemani. Sehun tak berhenti memberi semangat kepada istrinya yang sedang berjuang untuk melahirkan buah hati mereka berdua.

Ji Eun, Krystal, Seok Jin, Suho, Kai, Ji Min, Siwon dan In Na menunggu diluar. Ji Eun tampak mondar-mandir ke sana-kemari di depan ruang bersalin. Raut wajahnya antara cemas, takut, sedih, gelisah, khawatir, semua bergumul menjadi satu membuatnya kalang kabut bukan kepalang. Sesekali ia melirik kearah pintu dimana sepupunya itu berada dan tengah mempertaruhkan nyawa.

"Kalau sampai sesuatu terjadi padanya, aku akan membunuhmu! Oh Sehun!." Gumam Ji Eun.

Semua orang yang ada disana hanya menatap maklum pada Ji Eun yang tampak tak dapat menyembunyikan kegelisahannya. Hubungan Ji Eun dan Suzy sangat dekat, bahkan Seok Jin tidak berani mendekati kekasihnya.

Tak lama, terdengar suara tangis bayi yang membuat mereka semua yang menunggu bernafas lega. Mereka sangat tidak sabar untuk melihat anggota keluarga baru mereka.

Sehun yang berada disamping Suzy pun langsung menciumi seluruh wajah istrinya itu. Ia sangat bahagia karena Akhirnya, Istrinya berhasil melahirkan buah hati mereka yang berjenis kelamin laki - laki.

******

Ji Eun, Ji Min, In Na, Kai, Suho, Siwon dan Seok Jin sudah berkumpul diruangan Suzy.

"Chagi, bagaimana keadaanmu?" tanya Ji Eun sambil berjalan mendekat kearah sepupunya itu, Suzy tersenyum melihat wajah Ji eun yang terlihat sangat pucat.

"Tentu saja, Aku baik - baik saja, My heart." Kekeh Suzy,  Ji Eun yang kesal karena Suzy masih sempat bercanda disaat dirinya bahkan hampir terkena serangan jantung langsung memukul lengan saudaranya itu dengan pelan.

"Yak! Bae Ji Eun, Jangan memukul istriku atau..." belum sempat Sehun melanjutkan ucapannya, langsung dipotong Ji Eun "Atau apa? Huh?." Tantang Ji Eun sambil melotot ke arah Sehun.

Semua orang yang ada disana hanya bisa mendesah pelan, Sehun dan Ji Eun seperti minyak dan air. Mereka berdua sama sekali tak bisa akur dan selalu berdebat.

"Permisi, babynya harus disusui." Dua orang sister dengan seorang dokter perempuan datang sembari mendorong boks bayi yang didalamnya terdapat bayi Suzy dan Sehun.

"Wah, Lucu sekali." Ucap In Na Ketika bayinya dikeluarkan dari dalam boksnya.

"Dad, Bayinya mirip sekali denganmu." Ucap Krystal

"Enak aja, Aku ayahnya mana mungkin anakku mirip dengan Dad." Seperti anak kecil, Sehun menanggapinya dengan ketus.

"Son, Muka kita mirip jadi wajarlah mereka mirip denganku." Ucap Siwon santai.

"Aku lebih tampan, Dad." Sehun menjawab cepat.

Siwon hanya tersenyum. Sementara yang didalam ruangan tersebut tertawa melihat sikap Sehun yang seperti anak kecil. Ah, lelaki itu benar - benar.

"Aku sangat bosan mendengar tawa kalian." protes Sehun "Bisakah kalian tenang sedikit?."

"Sehun! aku tidak keberatan." Suzy tersenyum lebar. Dia merasa senang bisa berkumpul bersama dengan semua orang yang ia sayangi dan cintai.

"Siapa namanya?" tanya Seokjin membuat suasana berubah hening. Seok Jin mengangkat sebelah alisnya bingung. Suasana tiba - tiba berubah senyap dan serius.

"Oh William." Bisik Sehun ke telinga istrinya, Suzy tersenyum bahagia kearah Sehun. Matanya berkaca - kaca, Ia tak menyangka suaminya itu akan memakai nama barat almarhum ayahnya. Gong Yoo lebih dikenal dengan nama ' Bae William' di dunia bisnis international. Tatapan mata Sehun kini tertuju pada bayi mungil dipangkuan Suzy 'Oh William' bayi laki - laki bermata bulat, berkulit putih dan berhidung mancung.

"Abeonim, Terima kasih sudah merestui kami dan menerimaku. Aku berjanji padamu akan selalu menjadi suami yang baik untuknya, akan selalu mencintainya, dan akan selalu berada di sisinya saat ia membutuhkan. " Batin Sehun

"Sepertinya kami harus memberikan Privasi." Ji Min menginterupsi melalui tatapannya. Wanita itu mengajak yang lainnya agar keluar dari ruangan. Meninggalkan Suzy dan Sehun dengan dunia mereka. Tatapan sayang Sehun membuktikan bahwa mereka sepertinya membutuhkan waktu berdua.

*****

"Aku sangat takut, Sayang."

Sehun menggenggam jemari Suzy yang tertancap jarum infus. Mengusapnya pelan dan hati - hati. Dia khawatir ketika enam jam menunggu, Bayinya belum juga lahir. Sehun nyaris turun tangan meminta agar dokter melakukan cesar. Namun, Suzy sangat keras kepala. Istrinya itu tetap dengan pendiriannya dengan kelahiran normal.

"Aku baik - baik saja, Sayang." Suzy mengusap pipi Sehun Lembut. Meskipun buah hati mereka telah lahir, Sehun masih tampak khawatir dan ketakutan. Hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya. kadang meringis melihat keadaan Suzy.

"Tapi aku tetap takut, Sayang." Sehun menatap lekat bayi mereka. William terlelap di pangkuan Suzy setelah menyusu. Bayi mungil itu tampak damai dan mencari kehangatan. Sehun menyentuh jemari rapuh William, mengusapnya dengan jari telunjuknya. "Aku khawatir karena aku takut kehilanganmu, Sayang. Cukup sekali aku merasa hancur. Aku akan gila jika kehilanganmu."

Perlahan air mata Sehun menetes saat melihat anak dan juga istrinya. Sehun merasa beruntung memiliki istri seperti Suzy. Sementara Suzy terkejut melihat suaminya menangis.

"Sayang, Kau menangis?" Tanya Suzy sambil mengusap air mata Sehun dengan lembut.

"Aku menangis bahagia, Sayang. Aku sangat bahagia memiliki keluarga kecil seperti ini." Sehun mencium jemari Suzy.

"Aku juga sangat bahagia karena memiliki kalian di hidupku." Balas Suzy 

"Terimakasih Sayang, Terimakasih sudah menerimaku, sudah menerima semua kekuranganku, dan terimakasih sudah melengkapi hidupku dengan kebahagiaan yang sangat sulit kuungkapkan dengan kata - kata. Aku sangat beruntung memilikimu, Sayang." Ucap Sehun sembari tersenyum tulus kepada sang istri.

"Dan aku juga sangat beruntung dicintai oleh pria seperti dirimu, Sayang. Aku juga mencintaimu." Suzy memejamkan kedua matanya merasakan kecupan ringan di keningnya.

"Cinta kita terlalu kuat, Sayang. dengan berbagai rintangan menghadang, kau tetap kembali padaku. Kau miliku, dan aku pun milikmu. Kau adalah hadiah terindah yang tuhan berikan untukku."

Suzy tersenyum mendengar ucapan Sehun. Ia meraih tengkuk suaminya itu dan mencium bibirnya dalam.

Kini kehidupan mereka berdua sudah lengkap dengan adanya Wiliam di hidup mereka berdua. Lika - liku yang selalu mengganggu kehidupan mereka, sudah berhasil mereka lalui  Dan inilah saatnya mereka berbahagia dengan keluarga kecil mereka.

TAMAT

The Greatest Love Where stories live. Discover now