The Greatest Love, Forget About The Past

908 98 8
                                    

"Maafkan Aku, Suzy." Kim Soo Hyun menggenggam jemari Suzy, menatap gadis yang dicintainya itu dengan sendu.

Suzy membalas tatapannya dengan datar. Ia bergeming, Tak membalas genggaman Soo Hyun sedikitpun.

Pengadilan telah menentukan hukuman 10 tahun penjara untuk Soo Hyun atas penculikan dan rencana pembunuhan terhadap Myung Soo.

Suzy sudah mendengar semuanya dari Ji Eun dan Kyung Soo. Ia senang akhirnya Myung Soo memutuskan untuk kembali dan melaporkan semuanya pada pihak kepolisian.

Sementara Kim Soo Rok pengadilan telah menentukan hukuman mati untuk Sung Rok atas semua kejahatan yang sudah ia lakukan.

Suzy sangat puas dengan hasilnya. Semuanya setimpal dengan apa yang ayah dan anak itu lakukan. Suzy menarik tangannya menjauh. Dia mengehela napas sebelum kembali menatap pria itu, jengah dan enggan. Lebih tepatnya terpaksa.

Sejujurnya Suzy lebih senang menghabiskan waktunya dirumah. Mengingat usia kandungannya telah menginjak bulan ke sembilan. Akhir - akhir ini dia sering merasa nyeri, dan berdenyut - denyut kecil di area perutnya. Dokter telah memprediksi kelahirannya bulan ini. Suzy selalu menunggunya dengan tak sabar, begitupun Sehun selalu siap siaga berada disampingnya.

Betapa pegal dan malasnya dirinya saat ini. Suzy ingin segera pulang. Kehadirannya disini hanya untuk memastikan hukuman bagi Soo Hyun dan Sung Rok.

Ji Min, Siwon, Ji Eun, Seok Jin dan Krystal sudah menyuruh Suzy mempercayakan semuanya pada pengacara mereka. Namun, Suzy menolak ia ingin melihat langsung.

"Kurasa, waktunya sudah habis." Suzy bangkit dari duduknya. Ia meringis merasakan pegal di area pinggangnya. Kadang dia bingung dengan apa yang dia rasakan. Suzy sulit untuk menafsirkannya. Rasa sakitnya berubah - ubah disatu titik ke titik lainnya.

"Suzy" Soo Hyun kembali mencekal pergelangan tangan Suzy "Sayang, Aku sangat mencintaimu." Ucap Soo Hyun lirih.

Suzy meringis kesakitan "tolong lepaskan tanganku, Soo Hyun Ssi."

"Sayang please.. aku mohon kembalilah padaku." bisik Soo Hyun masih menahan pergelangan tangan Suzy. "Sayang."

"Lepaskan aku!" Suzy melotot "Aku sudah memaafkanmu dan aku mohon lupakan aku."

"Tidak, Sayang. Aku sangat...."

Sebelum Soo Hyun menyelesaikan Ucapannya, Sehun melayangkan bogem mentahnya pada Soo Hyun hingga pria itu tersungkur. Sehun nyaris melayangkan pukulannya kembali ketika Suzy menahannya.

"Jangan sentuh istriku, brengsek atau aku akan membunuhmu." Desisnya tajam. Sehun menepis petugas keamanan yang berusaha menjauhkannya dari Soo Hyun. Tatapannya sedingin es dan terasa menusuk. Mampu membuat siapapun bergidik ketakutan.

Sesuai permintaan Suzy,  Sehun hanya mengamati dan berada diluar. Namun, Melihat Soo Hyun terus berusaha menyentuh istrinya, Dada Sehun langsung bergemuruh. Apalagi Suzy terlihat tak menyukai sentuhan pria itu, Soo Hyun memang tak tahu diri.

"Sayang, perutku sakit." Suzy berbisik dibelakang tubuhnya. Sehun menoleh seketika,  ia menatap Suzy dengan khawatir.

"Sakit, Sayang?." Tanya Sehun, Ia mengusap bulir keringat di dahi istrinya itu dengan lembut.

Rasa Sakit di perut Suzy sedikit berkurang saat melihat tatapan lembut Sehun. Suzy melingkarkan lengannya di pinggang Suaminya. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang Sehun.

"Ayo kita pulang, Sayang." Sehun mengecup kening Suzy dengan penuh kasih sayang. Ia membukakan pintu mobilnya, hati - hati dibantunya Suzy Untuk masuk.

"Hun, Aku merasa tak nyaman." Suzy memejamkan kedua matanya. Napasnya sedikit memburu.

"Sayang, Kau ingin kita kerumah sakit sekarang?."

Sehun menelan ludahnya, Dia merasa takut sekarang. Sehun merasa tak siap melihat Suzynya kesakitan. Bukan dia tak menerima kelahiran buah hati mereka. Hanya saja, Dia begitu khawatir terjadi sesuatu. Suzy menolak keras kelahiran cesar, Istrinya itu lebih menginginkan kelahiran normal.

"Aigoo, Suamiku terlihat sangat tegang" Suzy terkekeh melihat raut wajah Sehun yang berubah - ubah. "Sayang..Aku baik - baik saja, kau tak perlu takut." Suzy mengusap pipi Sehun.

Tak takut?

Oh demi tuhan, Sehun amat sangat takut sekarang. Kekehan Suzy di telinganya sama sekali tak lucu. Fokusnya tertuju pada hal - hal buruk. Sehun menggenggam jemari Suzy yang berada di pipinya. Meremasnya perlahan.

"Hyung, kita ke rumah sakit sekarang." Perintah  Sehun Pada Suho.

"Ne."

Suzy menatap Sehun tak berkedip "Kenapa kita harus kerumah Sakit? Sayang, Aku baik - baik saja."

Sehun mengeratkan pelukannya di pinggang Suzy, Membiarkan Istrinya itu lebih mendekat.

"Sayang, Aku yang hamil. Kenapa kau begitu ketakutan?" Tanya Suzy sambil tertawa

Sehun mengecup bibir Suzy dalam, Suzy langsung menyambutnya perlahan. "Kau Basah, Sayang." Jawab Sehun seraya menatap Suzy.

Suzy mengangkat sebelah alisnya. "Basah? Aku sama sekali tak terangsang, Sehun."

"Memang Tidak, Tapi sepertinya air ketubanmu pecah, Sayang. Bagaimana mungkin aku masih tenang disaat istriku akan melahirkan?" Sehun mengusap perut buncit istrinya itu "Aku yakin rasa sakit itu menyiksamu. Berhentilah bercanda, Sayang."

Sehun memang benar, rasa sakit itu terus menghantamnya. Bukan kali ini, tapi sejak ia berada diruang persidangan dan bertemu dengan Soo Hyun.

The Greatest Love Where stories live. Discover now