The Greatest Love, Vanished World part 3 (The Truth)

743 99 7
                                    

Oh Sehun Pov

Tawa bahagianya terdengar jelas di telingaku "Sayang, aku hamil" ucapnya disela tawanya.

"Aku mencintaimu sayang" bisikku tepat di telinganya. Dengan cepat aku menciumnya lembut, ciuman yang selalu dia suka. aku menatap wajah cantiknya, menatap matanya yang indah, perlahan wajah cantiknya mulai memudar, semakin lama semakin menghilang.

"Tunggu aku, sebentar lagi sayang. aku akan menyelamatkanmu dan buah hati kita" batinku.

 aku akan menyelamatkanmu dan buah hati kita" batinku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek.

Bunyi pintu yang dibuka terdengar jelas. Siwon tersenyum kearah puteranya "Kau sudah sadar, Son".

"Dimana ini?" tanya sehun dingin sambil memperhatikan ruangan disekitarnya.

"Rumah sakit, kau terluka sangat parah" jawab siwon sambil berjalan kearah sehun.

"Berapa lama aku disini?"

"Dua hari" Sehun terdiam, pikirannya kembali pada Suzy "Dad, bagaimana soo ji?" tanya Sehun, ia sangat mengkhawatirkan istrinya "Dad!" Panggil Sehun, sedikit membentak.

Siwon tidak menjawab. Dia hanya menggelengkan kepala sambil menunduk "Maafkan Ayah, Son. Ayah sudah menyuruh semua anak buah ayah, tapi sampai sekarang tidak ada hasil" Sehun berusaha bangkit untuk berdiri, infus masih terpasang ditangan nya. Namun, ia tidak perduli. Dengan gerakan cepat, dilepasnya infus itu dengan kasar. Ia bahkan tidak perduli dengan darah menetes dari tangannya.

"Kau mau kemana?" tanya siwon khawatir

"Aku harus menyelamatkan istri dan anakku" ucap sehun berusaha menahan rasa sakit di perutnya akibat tembakan itu.

"Son, kau harus istirahat keadaanmu masih belum stabil" ucap siwon panik

"Persetan! aku harus mencarinya" Dengan susah payah, Sehun berusaha bangkit dan berdiri. Wajahnya meringis menahan sakit. Siwon langsung memeluk puteranya itu.

Pria itu tanpa sadar ikut menjatuhkan air matanya, tubuh sehun bergetar hebat. "Aku..Aku.. Tidak bisa hidup tanpanya" ucap sehun sambil terisak. Siwon memeluk hangat puteranya itu dalam rengkuhannya yang hangat. “Ayah yakin istri dan anakmu baik - baik saja. Kau harus yakin". Tiba - tiba seorang pria masuk dan berlutut dihadapan siwon dan sehun.

"Maafkan aku"

"Semua ini kesalahanku, jika dulu aku tidak mencari dimana keberadaan Suzy. mungkin ia tidak akan seperti ini" Ucap seok jin sambil menangis, pria yang berlutut dihadapan siwon dan sehun adalah seok jin. Seok Jin merasa bersalah dengan semua yang terjadi. Siwon berjalan kearah seok jin "Kau tidak salah Son" ucap siwon sambil menepuk pundak seok jin dengan lembut. Seok Jin tidak menanggapi, ia masih terus menangis.

"Seandainya aku tidak pergi ke paris, mungkin suzy tidak akan bertemu dengan soo hyun." Lirih nya sambil menangis " Semua ini salahku, Jika saja aku tidak lahir kedunia ini, kalian semua tidak terluka"

"Son, Lihat ayah" siwon menarik pundak seokjin agar menatap kearahnya "Kematian Tae hee, paman gong yoo, Bibi hye kyo, Paman hyun bin, Bibi ji hyun, paman seung hoon, dan kedua orang tuamu itu bukan kesalahanmu."

Sehun terkejut mendengar pembicaraan ayahnya dan Seok Jin. "Apa maksudnya?" tanya sehun penuh penekanan sambil menatap kearah siwon seolah meminta penjelasan.

Siwon akhirnya menceritakan semua rahasia yang sudah ia tutup rapat selama 20 tahun ini, mengenai kecelakaan yang terjadi 20 tahun lalu. Kecelakaan yang membuatnya kehilangan wanita yang sangat ia cintai, tae hee dan keempat sahabatnya. Serta pernikahan kontraknya dengan ji min. Sehun terlonjak kaget, tubuhnya terasa lemas mendengar semua itu. Matanya memanas, ia menundukan kepalanya dalam "Argh!!" teriak sehun frustasi.

Tanpa mereka ketahui, ada yang mendengarkan perbincangan mereka karena pintu kamar tempat sehun dirawat tak tertutup rapat sehingga yang berada di luar pun bisa mendengar apa yang sedang di bicarakan di dalam.

Ji Eun, Ia mendengar semua yang siwon ucapkan pada sehun. Sakit? Sudah pasti. Akhirnya ji eun mengetahui semuanya, alasan seok jin tiba - tiba hadir dalam kehidupan mereka berdua dan kematian kedua orang tua serta paman dan bibi nya. Ji eun menghela napas panjang sambil mencoba menelpon seseorang. Wajahnya dipenuhi rasa kebencian.

"....."

"Lakukan sekarang" ucap ji eun dalam bahasa perancis "Bereskan semuanya"

"Lakukan sekarang" ucap ji eun dalam bahasa perancis "Bereskan semuanya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Seorang pria tampan turun dari mobil Buggati Veyron miliknya. Pria itu terlihat sempurna dengan balutan jas biru tuanya.

Pria itu berdiri didepan sebuah villa yang dijaga oleh beberapa pria bertubuh besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu berdiri didepan sebuah villa yang dijaga oleh beberapa pria bertubuh besar.

"SIAPA kau? mau apa kau kemari??" tanya salah satu pria bertubuh besar itu, pria tampan itu hanya tersenyum, tatapannya sangat dingin.

DOR

Pria tampan itu menembakan pistol tepat dikepala pria bertubuh besar tersebut.

DOR DOR

Pria itu kembali menembakan pistolnya. Bukan kearah pria yang sudah terkapar, tetapi kearah pria - pria bertubuh besar lainnya. Sasaran tembakannya masih sama, kepala juga dadanya, jantung lebih tepatnya.

The Greatest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang