The Greatest Love, I Love You

1.3K 125 22
                                    

"Sayang, apa kalian punya desainer baru??" tanya sehun yang langsung duduk di sofa ruang kerja istrinya.

"Mm.. Namanya Jeon Jung Kook, krystal yang memperkerjakannya" balas suzy yang masih sibuk mengerjakan salah satu gaun pesanan kliennya.

Oh Sehun Pov

Mataku masih mengikuti kemanapun kaki suzy melangkah. ia disibukkan dengan mondar-mandir kesana-kemari mengerjakan gaun pesanan salah satu klien nya. wajahnya mengamati gaun hasil rancangannya dengan serius, tampak teliti dan sial! aku menginginkannya.

kulonggarkan dasi yang seakan mencekik leherku, kusisingkan lengan kemejaku hingga kesiku, lalu aku mencoba bersikap sesantai mungkin dengan menyadarkan tubuhku pada sandaran kursi yang kini kududuki. meski mencoba merilekskan semua syaraf - syarafku yang tegang, nyatanya itu tidak membantu sama sekali. ketegangan seksual masih kurasakan ketika melihat suzy mengerucutkan bibirnya, tampak sedang berpikir.

"Sayang" dengan spontan aku memanggilnya

Suzy berbalik kearahku dan tersenyum. senyum indahnya terukir begitu saja ketika matanya menatap tepat pada mataku. Sial! dia menggodakku.

"Ada apa, hun?" tanyanya dengan suara lembut menggoda. Oh, rasa nyeri di pangkal pahaku kembali menjadi.

"Kemarilah Sayang" perintahku dengan sedikit menggeram.

Suzy mengerutkan keningnya. aku tahu jika ia heran dengan perintahku, tapi dia tetap bangkit lalu berjalan kearahku. "ada apa?" tanyanya ketika dia sudah berdiri tepat di hadapanku.

Dengan segera aku menarik pergelangan tangannya hingga tubuhnya terlempar seketika diatas pangkuanku.

"Hun, apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan sedikit memekik. Suzy terkejut dengan apa yang aku lakukan. biasanya, aku menggodanya ketika kami selesai makan siang atau malam hari.

"Aku merindukanmu" bisikku serak sembari mengecup lembut leher putihnya.

"Merindukan bagaimana? sejak pagi kau ada disini hun."

"Rindu ingin memasukimu dengan panas diruangan ini sayang." jawabku dengan sensual tepat di telinganya.

Mata suzy membulat seketika saat menatap kearahku. Ia tidak menyangka jika aku akan mengucapkan kalimat vulgar tersebut, bahkan aku sendiri pun tak menyangka jika akan mengucapkan kalimat itu

Suzy menjauh seketika "Masih pagi, lagipula aku harus mengerjakan gaun ini secepatnya. kembalilah kekantor" perintahnya.

"Ayolah Sayang, bukankah kau punya karyawan baru.. Ia bisa membantumu"

"Tidak bekerja satu hari, tidak akan membuat perusahaanku bangkrut sayang."

Suzy menghela nafas panjang, ia tetap menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan rencana gilaku.

"Ayolah Sayang kamu sudah membuat suami tampan mu ini tersiksa"

"Tersiksa bagaimana?"

Aku meraih jemari mungilnya, kemudian kubawa jemari - jemari tersebut menyentuh pangkal pahaku yang tegang dan berdenyut nyeri. Suzy menatap nya, lalu segera menatap ngeri padaku.

"Kenapa?" tanyaku

"Hun, apa bisa kamu sehari saja tanpa tegangan tinggi seperti itu? astaga, aku bahkan masih harus bekerja"

"Aku tidak akan begini, jika kamu tidak menggodakku Sayang"

"Menggoda? Menggoda bagaimana? aku bahkan sibuk dengan pekerjaanku"

The Greatest Love Where stories live. Discover now