Chapter 13 B

Beginne am Anfang
                                    

"Ibumu harus tau bahwa selain keras kepala, kau juga pria yang sangat kasar." Ketus Hera setelah memperbaiki heelsnya.

Tapi Sean bahkan tidak peduli, dahi pria itu berkerut, dia menatap Hera dengan raut wajah dan mulut yang menutup dengan begitu keras.

"Apa maksudmu?" Tanyanya langsung.

Hera mengernyit tidak mengerti, "Apa maksudku, apa? Aku datang karena undangan."

Sean masih menatap Hera lekat, tidak ada perubahan ekspresi apapun pada wajahnya.

"Kau lebih murahan dari yang ku pikir."

Hera benar-benar terkejut saat Sean mengucapkan kalimat itu, dia membutuhkan beberapa saat untuk mengendalikan dirinya dan mulai tertawa sarkastis.

"Really? Wow, that's so rude."

Sean kembali melanjutkan perkataannya tanpa merasa bersalah.

"Menggoda siapapun, berganti pria setiap hari, berciuman dimanapun... kau pikir kau ini apa? Pelacur?"

Meski terkejut, namun mendengar perkataan Sean sama sekali tidak mempengaruhin Hera karena jauh sebelum hari ini dia sudah pernah dengar yang lebih parah dari itu, mengenai dirinya.

Hera mengangkat bahunya asal, "Entahlah... aku hanya apa yang dipikirkan orang lain."

"Juga, aku tidak akan membantah semua perkataanmu barusan. Aku akui, aku memang tidak pernah suka menetap pada satu orang. Menghabiskan waktu dalam sebuah hubungan hanyalah sebuah omong kosong bagiku."

Hera bersandar pada dinding dengan kedua tangan yang saling bersidekap, tersenyum miring, dia meneliti Sean dengan alis terangkat.

"Lalu kau sendiri apa? Pria yang memiliki kekasih dan berpikir sangat mencintainya, tapi berkata menginginkan wanita lain dan berciuman dengannya?"

Terdiam, perkataan Hera menelak Sean hingga membuatnya tidak bisa sedikitpun menjawab. Dia bahkan tidak tercegah mengepalkan tangannya marah dan mengeratkan rahangnya kesal.

"Jangan bodoh Sean." Decih Hera.

"It's just a kiss. Aku bisa berciuman dengan siapapun yang ku suka. Kau tidak berhak melarangku." Tambahnya santai, memperlihatkan bahwa apa yang dikatakannya adalah apa yang sebenarnya terjadi.

Wanita itu menegakan tubuhnya, kembali menatap remeh Sean lalu tersenyum mencemooh.

Dia berbalik, benar-benar baru saja berniat untuk meninggalkan pria itu saat tidak ada yang menduga bahwa Sean akan tiba-tiba akan menarik lengannya, mendorongnya ke dinding dan membungkam tubuhnya dengan ciuman keras.

Hera terdiam, kepalanya mendadak berhenti bekerja dengan tangan yang tertahan di bahu pria itu.

Ini dia!

Dalam kepalanya berteriak marah.

Ini dia hal bodoh yang selalu saja terjadi!

Kenapa Hera tidak bisa membuat tubuhnya menolak Sean barang satu kalipun? Kenapa tubuh Hera seakan memiliki kendali sendiri yang bertentangan dengan akal sehatnya jika Sean sudah membuatnya terperangkap seperti ini? Kenapa.. Kenapa Hera begitu tidak memiliki kemampuan untuk mencegah hal ini terjadi?

Sialan!

Jantung Hera bekerja tanpa kendali, membuatnya seakan lumpuh tanpa bisa melakukan apapun karena kuluman pria itu mengerat dan memenjarakannya.

Napas Hera terhenti, dia reflek menutup matanya dengan erat ketika pinggangnya tertarik mendekat, menghabiskan jarak apapun yang menghalangi tubuhnya dengan Sean.

Tangan pria itu menggenggam punggungnya, tengkuknya, wajahnya... dimana-mana, seolah pria itu tidak bisa mengendalikan dirinya dari kegilaan yang terjadi di dalam kepalanya ketika untuk kedua kalinya dia melihat wanita ini berada di pelukan pria lain.

Hera meremas bahu Sean, merasakan tubuhnya sendiri kehilangan kendali pada ciuman itu.

Dari balik kesadaran wanita itu, dia tau dia sama bodohnya dengan Sean, berkata dia bahkan tidak sudi bertemu dengan pria itu tapi nyatanya dia menginginkannya... dia menginginkan pria itu untuknya.

Hera menginginkan Sean menjadi miliknya.

Kedua orang bodoh!

Hera mendongak, mengulurkan tangannya pada rahang Sean, melengguh, membiarkan Sean membawanya pada ciuman mereka yang semakin mendalam dengan lumatan yang saling menginginkan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Hera mendongak, mengulurkan tangannya pada rahang Sean, melengguh, membiarkan Sean membawanya pada ciuman mereka yang semakin mendalam dengan lumatan yang saling menginginkan.

Sean menggigit bibir bawah Hera, memberikan tekanan pelan pada bibir wanita itu kembali, kemudian menarik wajahnya.

"Kuperingatkan kau." desisnya.

"Jangan pernah mempermainkanku."

***
Enjoy!

—We are in chaos... sweet chaos.

with love,
nambyull

at: 12amWo Geschichten leben. Entdecke jetzt