Tiga Puluh Empat

6.7K 247 23
                                    

Reno duduk di atas tempat tidurnya dengan laptop yang ia taruh di atas pangkuan. Mengerjakan tugas sejak satu jam yang lalu, tapi tak kunjung selesai hingga saat ini karena pikiran nya yang tidak fokus.

Memikirkan perkataan Rea yang masih terngiang jelas di pikirannya. Perempuan itu selama ini ternyata mencintainya. Sungguh bodohnya Reno yang dengan gampang bercerita panjang lebar kepada Rea tentang perempuan yang di sukainya.

Tak dapat berbohong, Reno merasa bahagia saat mengetahui Rea mencintainya. Tapi disisi lain, Reno hanya menganggap Rea sebagai sahabatnya. Entahlah, Reno tak tau perasaan apa yang sedang dirasakannya. Begitu rumit dan membingungkan.

Getar handphone Reno berbunyi pertanda pesan masuk dari salah satu aplikasi nya.

AlettaDearos
Reno

RenoAdtm
Apa?

AlettaDearos
Malam ini bisa keluar nggak?

RenoAdtm
Kemana?

AlettaDearos
Jemput aku di terminal deket rumah Allan. Gue baik bus dari rumah nenek.

RenoAdtm
Jam berapa?

AlettaDearos
Jam 8 malam. Bisa?

RenoAdtm
Bisa. Kalo udah sampe kabarin ya.

AlettaDearos
Oke ganteng ku.

RenoAdtm
Sip.

Reno menghela napas pelan. Biasanya saat Aletta mengirim pesan, Reno merasa sangat bahagia. Tapi ada apa dengannya? Kali ini terasa berbeda. Bahkan saat Aletta mengirim pesan, yang ada dipikiran Reno adalah Rea. Perempuan yang berhasil membuat Reno merasa bingung sejak tadi siang.

"Sial! Gue sebenernya kenapa sih!" geram Reno menjambak rambutnya sendiri.

Tok... Tok... Tok...

Reno berdiri dari duduknya saat mendengar ketukan pintu yang tekesan tergesa-gesa. Menghampiri pintu dan membukanya cepat. Di sana terlihat bunda nya menggegam handphone di dada dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bunda kenapa?" tanya Reno yang sudah di selimuti rasa khawatir.

"Sarah keadaan nya makin parah. Reno bisa kan ke rumah sakit? Setidaknya nenangin Rea," pinta Rose kepada anak lelakinya.

Reno berfikir sejenak. Lelaki itu teringat akan Aletta yang meminta di antar pulang. Tapi tidak, itu bisa dipikirkan nanti bukan? Sekarang yang terpenting adalah keadaan Rea.

"Iya, Bun. Reno siap-siap dulu. Bunda tenang ya, Reno nanti jagain Rea kok," ujar Reno berusaha menenangkan Bunda nya. Rose mengangguk dan sudah sedikit tenang.

Reno bergegas keluar dari rumah, mengambil motornya dan pamit kepada Rose untuk pergi ke rumah sakit. Rose mengangguk sembari memberi peringatan kepada anaknya agar behati-hati. Setelah Reno pamit, lelaki itu segera melesat pergi menggunakan motor kesayangannya.

Sesampainya di rumah sakit, Reno masuk ke dalam dan mencari ruangan yang sudah dikirim Rea lewat pesan. Reno mendapati Rea sedang duduk menunduk di depan ruangan.

"Rea?" gumam Reno. Rea mendongak, berdiri dari duduknya dan langsung memeluk erat Reno.

"Mama gue, Ren," ujar Rea dengan isakan pelan.

REANA [SELESAI]Where stories live. Discover now