Sembilan Belas

8K 283 38
                                    

Reyhan mengerutkan kening saat melihat Rea masuk kedalam rumah dengan senyum merekah sambil menyanyikan salah satu lagu cinta. Aneh.

"Lo kenapa dih?" tanya Reyhan sembari turun dari tangga dan menghampiri Rea yang duduk di sofa ruang tamu melepas sepatu sekolahnya.

"Lo udah pulang bang?" tanya balik Rea.

"Udah" jawab Reyhan. Rea langsung memberi tatapan tajam kepada Reyhan. "Kenapa?"

"Kenapa lo ngga inisiatif jemput gue sih?! Gue ditinggalin sendiri. Padahal gue udah nunggu lo lama banget didepan kelas. Eh lo malah jalan sama pacar lo si Arina itu. Lo ngga tau apa capeknya nunggu? Lo malah enak pacaran ninggalin gue. Iya gue tau lo itu termasuk The Most Wanted SMA Garuda. Tapi ya setidaknya jemput adeknya dulu kek. Bukannya malah pergi sama pacar, habis itu tebar pesona ke cewek-cewek ga jelas. Lo itukan abang gue, Kakak kan-Hmmfft"

Cerocos Rea panjang lebar yang membuat Reyhan langsung membekap mulut Rea yang sedari tadi sudah mengeluarkan hujan.

"Berisik banget sih lo! Tuh meja udah banjir kena air liur lo" kesal Reyhan.

"Ishhh. Lo tuh dengerin omongan gue ngga sih bang?"

"Hm." balas Reyhan sambil mengambil remote TV yang ada dihadapannya.

Rea mendengus kesal karna sikap abang laknat nya ini. Nyebelin banget.

"Bodo ah. Gue mau bikin mie goreng ala Rea aja. Daripada ngurusin abang jelek kayak lo" ujar Rea berdiri dari duduknya. Saat melewati sofa yang di duduki Reyhan, Rea menjambak rambut Reyhan dari belakang hingga Reyhan berteriak keras dan meringis sakit karna jambakan Rea.

"Sakit anjirrrrr. Awas aja lo! Tunggu pembalasan dari abang ganteng lo ini!" teriak Reyhan kepada Rea yang sudah berada di tengah tangga untuk menuju kekamarnya.

Rea berhenti sejenak, kemudian membalikkan badanya untuk menghadap Reyhan yang juga sedang menatapnya dengan wajah menahan kesal dari sofa.

"Terserah lo abang jelek!" balas Rea sambil menjulurkan lidahnya mengejek Reyhan.

Reyhan mengambil sepatu Rea yang ada di dekat sofa tempat Rea melepas sepatunya tadi dan langsung melemparkan ke arah Rea yang sudah sampai di ambang pintu kamarnya. Tentu saja tidak kena. Melesat.

"Ngga kena wlee. Bego banget sih lempar sepatu kok dari sana. Hahaha" ejek Rea tertawa kencang dan membuka pintu, kemudian menutup pintu masih dengan tawanya yang meledak-ledak. Sedangkan Reyhan terus mengumpat kesal, sesekali mengucapkan sumpah serapah.

"Gue sumpahin lo makin cantik Re" sumpah Reyhan untuk Rea. Tidak mungkin Reyhan menyumpahi Rea dengan keburukan. Senakal apapun adiknya, Reyhan akan tetap menyayanginya.

***

Hari ini Rea bangun pukul 5 pagi. Ia sudah bersiap-siap merapikan diri dan bercermin di depan cermin sembari memoleskan liptint dan bedak secukupnya. Tidak berlebihan.

Saat jam sudah menujukkan pukul setengah 6, Rea keluar kamar dan turun untuk menuju ke dapur. Ia sudah melihat papa dan mama nya duduk di meja makan. Kecuali Reyhan.

"Loh. Tumben jam segini udah siap-siap?" heran Sarah saat melihat Rea mengambil duduk di sebelahnya dengan seragam yang sudah melekat di tubuh Rea.

"Rea kan anak rajin" ujar Rea sambil menarik kerah bajunya sendiri dengan gaya cool. "Papa kok jam segini udah siap juga?" tanya Rea saat melihat Edward sudah rapi dengan jas kantornya.

"Papa ada meeting jam 6 pagi. Jadi habis ini harus berangkat" jawab Edward. "Mau berangkat bareng papa ngga? Biar sekalian" tawarnya kepada Rea.

"Engga Pa. Rea dijemput sama temen Rea"

REANA [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora