Dua Puluh

8.2K 259 24
                                    

Reno POV

Sesampainya di sekolah, gue bergegas masuk kedalam kelas. Jalan tergesa dengan wajah merah padam di sepanjang koridor.

"Ya ampun. Pagi-pagi begini kok muka Reno udah kusut begitu ya?"

"Itu adek kelas kan? Ganteng, tapi kok pagi-pagi udah cemberut begitu sih"

"Reno nyeremin juga ya ternyata"

"Buset. Tu anak jalan nya cepet bener"

"Itu toh Reno yang sok kegantengan?"

Bisikan-bisikan siswa/i SMA Garuda terdengar di telinga gue. Bener-bener bikin telinga panas.

Gue paling benci jadi pusat perhatian orang-orang kayak begini. Emang apa yang salah? Gue pake baju, pake celana, kenapa pada ngomongin gue? Ini hidup gue kan? Yang ngejalanin juga gue. Kenapa mereka yang koar-koar? Fix, gue lagi sensi.

Sampai di kelas, gue langsung duduk di tempat yang ada di barisan belakang. Gue liat ke penjuru kelas. Rea belum dateng. Padahal Rea tadi berangkat lebih dulu dari gue. Jangan-jangan cowok siAllan itu ngapa-ngapain Rea? Gue ngacak rambut frustasi. Kenapa gue khawatir banget sama Rea?

"Lo kenapa bro?" tanya Ferro yang duduk sebangku sama gue. Dan ternyata dari tadi dia ngeliat setiap tingkah yang gue lakuin sejak duduk di bangku.

"Nggak"

"Singkat amat jawaban lo? Ada masalah?"

"Lo ngga liat Rea?" tanya gue akhirnya

Ferro berpikir sejenak dengan alis yang menyatu dan bola mata yang bergerak ke kanan dan ke kiri seolah sedang berfikir keras.

"Gue liat. Tadi dia ada di parkiran sama cowok. Dan gue liat ada Pak Tito juga disana" jawab Ferro yang langsung membuat gue menghadap ke arahnya, menatap matanya, mencari keseriusan dari ucapannya.

"Serius?!"

"Iya"

"Ngapain sama cowo lama-lama di parkiran? Kok belum masuk kelas juga?" gue liat, Ferro tersenyum geli. Tanda-tanda nih, dia bakal nge goda gue.

"Ciee... Lo khawatir ya? Apa jangan-jangan lo cemburu?"

"Bacot lo. Rea sahabat gue. Ya wajar kalo gue khawatir" tukas gue dan memilih mengalihkan pandangan menatap papan tulis.

"Tapi nggak bakalan wajar kalo lo cemburu" balasnya dengan kedua alis yang bergerak naik turun dan senyum mengejek. Huh, pengen gue robek tu mulut si Ferro

"Terserah lo. Rea ngapain sih diparkiran lama banget?" tanya ku kembali ke topik pembicaraan dengan wajah serius.

"Ya gue nggak tau lah. Gue bukan emaknya" gue langsung mendengus dan menghela nafas.

***

Author POV

Rea masuk ke dalam kelas saat pelajaran pertama sedang berlangsung. Baru pertama kali dia terlambat masuk kelas, dan semua ini gara-gara kakak kelasnya. Allan Davendra.

"Jadi, massa dari kedua benda ada-"

"Assalamu'alaikum" potong Rea saat sudah sampai di ambang pintu kelasnya.

"Wa'alaikumussalam" jawab orang-orang serempak yang berada di dalam kelas.

"Rea? Kenapa kamu terlambat?" heran bu Nafisa -guru IPA- saat melihat Rea terlambat.

"Maaf sebelumnya. Apa saya boleh masuk bu?" ijin Rea karna sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu.

"Silahkan"

REANA [SELESAI]Where stories live. Discover now